Di alam, banyak hewan yang mampu menghindari dari predator. Namun belut Jepang (Anguilla Japonica), bisa kabur bahkan setelah ditelan pemangsanya.
Penelitian Yuha Hasegawa dan rekan-rekan di jurnal Current Biology membuktikan belut Jepang dapat melarikan diri setelah ditelan ikan khas Asia Timur, Odontobutis obscura. Buktinya terekam dalam sebuah video.
Cara Belut Jepang Lolos dari Perut Pemangsa
Memanfaatkan sistem video sinar-X, peneliti merekam aksi belut Jepang kabur setelah ditelan ikan. Rupanya, kendati sebagian tubuh mereka sudah masuk ke sistem pencernaan ikan, belut tersebut mencoba mundur ke arah kerongkongan dan insang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belut tersebut memasukkan ujung ekornya melalui kerongkongan, kemudian dilanjutkan ke insang, lalu menarik kepalanya keluar dari saluran pencernaan ikan sampai bisa kabur sepenuhnya.
"Anehnya, setelah ditelan, sebagian besar individu mencoba melarikan diri dengan kembali ke saluran pencernaan menuju kerongkongan dan insang, dan beberapa dari mereka berhasil melarikan diri melalui insang predator," tulis peneliti.
Dari 32 belut yang dapat ditelan ikan, 13 ekor (40,6 persen) di antaranya bisa mengeluarkan ekor dari insang dalam rata-rata 55 detik. Akhirnya, sembilan di antaranya berhasil melarikan diri.
Peneliti menemukan, belut Jepang juga menggunakan macam-macam rute pelarian lewat insang. Kendati sepenuhnya terjebak di dalam saluran pencernaan ikan, belut-belut tersebut masih tetap mencari jalan kabur.
"Beberapa belut, yang seluruh tubuhnya berada di dalam ikan, menunjukkan perilaku berputar-putar di sepanjang dinding perut, seolah-olah mencari kemungkinan rute pelarian. Percobaan elektro-anestesi mengungkapkan bahwa belut memanfaatkan berbagai rute pelarian melalui celah insang, bukan hanya satu," sambung peneliti.
Batas Waktu Kabur
Ikan Odontobutis obscura dan sejumlah ikan predator lainnya biasa makan dengan cara membuka mulut lebar-lebar. Alhasil, mangsanya termakan bulat-bulat bersama air yang tertelan oleh ikan tersebut.
Setelah masuk rongga mulut ikan, belut Jepang hanya punya waktu kabur sebelum menetap di perut ikan. Jika sudah masuk area pencernaan ikan, belut akan terjebak di area yang sangat asam dan tanpa udara. Akibatnya, belut Jepang jadi kesulitan bergerak dan mati, rata-rata dalam waktu 211,9 detik.
Melihat Belut Kabur dengan Sinar X
![]() |
Untuk dapat memeriksa peristiwa tersebut, peneliti menyuntikkan barium sulfat ke rongga perut dan ekor belut Jepang. Barium sulfat lazim digunakan untuk membantu dokter memeriksa perut (lambung), kerongkongan, dan usus menggunakan sinar X maupun pemindaian tomografi terkomputasi (CT-scan), dikutip dari MedlinePlus NIH AS.
"Metode sinar X yang digunakan dalam penelitian kami dapat digunakan untuk mengamati perilaku mangsa ini di dalam predator dan mengidentifikasi organ-organ tertentu yang menjadi tantangan pada rute pelariannya," tulis Hasegawa dan rekan-rekan.
Belajar Taktik Kabur Kebal Predator
Peneliti berpendapat, pengetahuan mengenai cara belut Jepang lolos dari perut predator memberikan wawasan berharga tentang sifat-sifat kinematik, fisiologis, dan perilaku yang penting untuk keberhasilan lolos.
Dari situ, manusia dapat belajar tentang evolusi taktik hewan kabur dari predator meskipun sudah dimakan.
"Metode sinar-X yang digunakan dalam penelitian kami dapat diterapkan untuk mengamati perilaku mangsa-mangsa ini di dalam seekor predator, dan mengidentifikasi organ-organ spesifik yang menghambat jalurnya (dalam proses melarikan diri)," tulis peneliti.
(twu/twu)