Studi: Pelihara Kucing atau Anjing Dapat Memperlambat Kepikunan

ADVERTISEMENT

Studi: Pelihara Kucing atau Anjing Dapat Memperlambat Kepikunan

Cicin Yulianti - detikEdu
Minggu, 15 Sep 2024 12:00 WIB
Ilustrasi kucing
Ilustrasi kucing. Foto: Pixabay/Szabolcs Molnar
Jakarta -

Penurunan daya kognitif seperti pikun seiring bertambah usia adalah keniscayaan. Namun, hal ini dapat diperlambat lewat beberapa cara yang telah diungkap lewat riset.

Yanzhi Li dari Departemen Statistik Medis dan Epidemiologi, Universitas Sun Yat-sen, China dan timnya lewat riset mereka telah mengungkap cara memperlambat kepikunan. Salah satunya dengan memelihara kucing atau anjing.

Risetnya yang bertajuk "Pet Ownership, Living Alone, and Cognitive Decline Among Adults 50 Years and Older" (2023) menemukan pengaruh yang cukup besar antara hewan peliharaan dengan kemampuan kognitif seseorang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, memelihara kucing atau anjing mampu mengisi ruang kesepian lansia. Sehingga manfaat memelihara hewan ini lebih bekerja pada lansia yang hidup sendiri dibanding hidup bersama orang lain.

ADVERTISEMENT

"Kepemilikan hewan peliharaan mengimbangi hubungan antara hidup sendiri dan tingkat penurunan daya ingat verbal dan kefasihan verbal," kata penulis dalam publikasinya yang terbit di Jurnal National Library of Medicine.

Studi yang dilakukan Yanzhi melibatkan 7.945 responden berusia 50 tahun ke atas. Tujuannya untuk mengeksplorasi kaitan antara kepemilikan hewan peliharaan dengan penurunan kognitif.

Lansia yang Tinggal Sendiri Cenderung Cepat Pikun

Hasil penelitian Yanzhi ini berhasil menjawab riset-riset sebelumnya yang menyebut lansia yang hidup sendiri cenderung lebih mudah pikun. Adapun jumlah lansia pikun di seluruh dunia diperkirakan berjumlah 153 juta orang pada tahun 2050.

Penurunan fungsi kognitif tidak hanya mengganggu kesejahteraan individu secara serius. Akan tetapi juga membawa beban besar bagi pengasuh mereka, serta sistem keuangan dan kesehatan masyarakat.

"Tidak ada terapi efektif yang saat ini tersedia untuk berhasil membalikkan penurunan kognitif atau mengobati demensia. Dengan demikian, mengidentifikasi populasi berisiko tinggi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi sangat penting untuk merumuskan intervensi kesehatan masyarakat dan mempromosikan penuaan yang sehat," kata penulis.

Manfaat Lain Memelihara Kucing

Sebuah survei oleh badan amal kucing di Inggris tahun 2011 menemukan bahwa orang-orang yang menghabiskan waktunya dengan kucing perasaannya lebih sering tenang dan tidak kesal. Sebanyak 87% responden pun menjawab kucing peliharaannya berkontribusi terhadap kesejahteraan mereka.

"Duduk bersama kucing yang sedang mendengkur santai di penghujung hari yang sibuk adalah pijatan yang menenangkan bagi jiwa," jelas Beth Skillings, seorang petugas dokter hewan klinis di Cats Protection, dilansir dari Medical News Today.

Hasil penelitian lain yang terbit di jurnal Animal Cognition tahun 2015 oleh Moriah Galvan dan Jennifer Vonk mengungkap kucing bisa membaca ekspresi wajah manusia. Mereka bisa membedakan beberapa isyarat emosi.

Tak cuma bagi orang dewasa, kucing pun ternyata bisa mencegah alergi dan obesitas pada anak. Studi oleh Medical News Today mengungkap bayi yang tumbuh bersama kucing peliharaan terhindar dari dua resiko tersebut.




(cyu/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads