Mengenal Port Moresby, Kota Kedua dalam Kunjungan Paus Fransiskus di Asia-Pasifik

ADVERTISEMENT

Mengenal Port Moresby, Kota Kedua dalam Kunjungan Paus Fransiskus di Asia-Pasifik

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 06 Sep 2024 14:30 WIB
Locals walk past a photo of Pope Francis ahead of his visit to Port Moresby, Papua New Guinea, Thursday, Sept. 5, 2024. (AP Photo/Mark Baker)
Foto Paus Fransiskus di Port Moresby. (Foto: AP Photo/Mark Baker)
Jakarta -

Port Moresby tengah bersiap menyambut kedatangan Paus Fransiskus pada Jumat, 6 September 2024. Ibu Kota Papua Nugini itu merupakan kota kedua dalam daftar kunjungan apostolik Paus Fransiskus di Asia-Pasifik.

Saat persiapan di ibu kota selesai, umat Katolik dari seluruh Papua Nugini akan berkumpul di Stadion Sir John Guise. Kemudian Bapa Suci akan memimpin Misa Kudus pada Minggu, 8 September dan berpidato di hadapan kaum muda pada Senin, 9 September.

Lapangan yang biasanya disediakan untuk pertandingan rugbi dan sepak bola, telah diubah menjadi ansambel pakaian warna-warni dan nyanyian serta lagu tradisional. Kunjungan ini menjadi momen yang dinanti-nanti para umat Katolik di Port Moresby.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melansir dari Vatican News, ini adalah kunjungan pertama setelah kunjungan kepausan yang telah lama tertunda.

Santo Yohanes Paulus II adalah Paus terakhir yang melakukan perjalanan ke negara tersebut pada tahun 1995.

ADVERTISEMENT

Mengenal Port Moresby

Port Moresby adalah ibu kota dari Papua Nugini, Samudra Pasifik barat daya. Kota ini terletak di pantai timur Pelabuhan Port Moresby di Teluk Papua.

Sebelum kedatangan orang Eropa, daerah di sekitar pelabuhan dihuni oleh orang-orangMotu danKoitabu. Mereka bekerja sebagai nelayan dan petani ubi jalar yang berdagang dengan pemukiman lain di sepanjang pantai.

Pelabuhan ini dieksplorasi pada tahun 1873 oleh Kapten John Moresby, yang menamai dua bagiannya Fairfax dan Moresby berdasarkan nama ayahnya, Laksamana Sir Fairfax Moresby. Menurut Ensiklopedia Britannica, seluruh wilayah tersebut dikenal sebagai Port Moresby setelah Inggris mencaploknya pada tahun 1883-1884. Kota tersebut kemudian menjadi pangkalan utama Sekutu dan sasaran utama Jepang selama Perang Dunia II.

Setelah tahun 1945, sebagai ibu kota administratif wilayah luar Australia di Papua dan Wilayah Perwalian PBB di Nugini yang dikelola Australia, kota ini berkembang dari pelabuhan menjadi kota yang terencana dengan fasilitas modern. Distrik Ibu Kota Nasional seluas 240 km persegi, yang berbatasan dengan kota Port Moresby, didirikan pada tahun 1974.

Ketika Papua Nugini memperoleh kemerdekaan pada tahun 1975, Port Moresby menjadi ibu kotanya. Gedung-gedung pemerintahan terletak di pusat kota dan pinggiran kota.

Kota ini memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Papua Nugini dan semakin banyak penduduk yang tinggal di daerah kumuh dan permukiman liar yang tumbuh di pinggirannya. Air dipasok dari Sungai Laloki, lokasi pembangkit listrik tenaga air.

Salah Satu Kota yang Berbahaya

PortMoresby menjadi salah satu kota dengan tingkat bahaya yang tinggi Beberapa negara telah memberikan peringatan kepada warga negaranya jika ingin berkunjung ke kota tersebut. Salah satunya datang dari Australia.

Australia dalam laman resmi pemerintahnya mengingatkan agar warga negaranya yang ingin bertemu Paus di Port Moresby agar berhati-hati. Hal ini lantaran tingkat kekacauan sipil, kerusuhan, dan penjarahan yang tinggi.

Penculikan di daerah terpencil juga dapat terjadi. Sasarannya termasuk orang-orang asing.

Dalam kunjungan Paus Fransiskus, di Port Moresby, Papua Nugini telah menyiapkan 500 personel dari berbagai divisi kepolisian dan tentara udara. Keamanan itu juga dilengkapi dengan dukungan kesehatan dari ambulan St John, seperti dilansir dari Post Courier.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads