Mungkin kamu pernah melihat hewan yang mirip dengan kucing, bahkan mengeluarkan suaranya dengan mengeong. Bisa jadi hewan tersebut adalah fossa.
Fossa (Cryptoprocta ferox) adalah hewan mamalia karnivora yang termasuk spesies ferox. Hewan ini sangat soliter dan menghabiskan waktunya di pepohonan dan tanah.
Apabila dilihat sekilas, hewan fossa terlihat seperti kucing, musang, atau monyet. Ini karena fossa memiliki cakar seperti kucing, telinga bulat kecil seperti musang, dan ekor panjang seperti monyet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hewan ini banyak ditemukan di negara kepulauan Madagaskar, di lepas pantai timur Afrika. Fossa menjadi predator puncak di pulau itu.
Menurut legenda yang beredar di masyarakat, fossa dipercaya memiliki bau yang dapat membunuh unggas. Fossa juga diceritakan dapat melakukan banyak hal yang mencerminkan sifat liciknya.
Lalu, apa ciri-ciri fossa dan kehidupannya yang membedakannya dengan hewan lain?
Ciri-ciri Fossa
Fossa adalah hewan yang memiliki kemampuan adaptif mirip kucing. Hewan ini berkerabat dekat dengan luwak dan musang air.
Berikut adalah ciri-ciri fossa yang dapat memudahkan untuk membedakannya dengan hewan lain, dikutip dari berbagai sumber.
- Ukuran kepala 59,7-76 cm dan ekor sepanjang 55-71 cm
- Berat 7-12 kg
- Bulu pendek dan padat, biasanya berwarna cokelat tua
- Warna perut lebih terang
- Ekor membentuk setengah dan panjang tubuhnya
Dilansir dari Animals Sandiegozoo, ekor fossa dapat membantu menjaga keseimbangan dan melompat ke dahan-dahannya. Fossa juga mirip kucing, memiliki cakar yang dapat ditarik ke dalam.
Fossa merupakan hewan yang lincah dan cerdas. Ia dapat bergerak cepat di pepohonan, tempat ia tinggal. Tak hanya tinggal di pohon, fossa juga dapat berlarian dengan lincah di tanah datar.
Kehidupan Fossa
Fossa merupakan hewan yang sulit ditemukan di alam liar. Meskipun ia menjadi karnivora asli terbesar yang mendominasi di kepulauan Madagaskar.
Saat siang hari, fossa akan tidur dan di malam hari baru melakukan perburuannya. Perburuan itu pun tergantung pada keadaan lingkungan suasana hatinya.
Hewan ini akan memangsa hewan berukuran lebih kecil darinya, seperti ikan, burung, dan tikus. Akan tetapi, makanan utamanya adalah lemur.
Untuk bisa menangkap lemur, fossa harus dapat bergerak lebih cepat. Selama memburu, fossa akan menggunakan kaki depan dan cakarnya untuk menangkap mangsanya, lalu membunuh dengan cepat menggunakan giginya yang tajam.
Meski demikian, fossa sudah termasuk spesies yang rentan karena kehidupannya yang terancam. Habitat fossa di tutupan hutan asli Madagaskar hanya tersisa kurang dari 10% yang masih utuh, satu-satunya habitat dan tempat tinggal fossa.
Jika tak bergantung pada lingkungannya, fossa akan bergantung pada lemur atau bersaing dengan hewan lain untuk mendapatkan makanan.
Selain kehidupan yang terancam oleh lingkungan, fossa juga terancam oleh penyakit rabies yang dibawa ke pulau tempat mereka tinggal oleh kucing dan anjing peliharaan.
Reproduksi Fossa
Untuk bereproduksi, fossa harus bertemu dengan pasangannya menggunakan aroma untuk berkomunikasi. Mereka akan melacak satu sama lain, lalu menandai bebatuan, pohon, atau tanah menggunakan kelenjar aroma di dada atau bawah pangkal ekor.
Mereka akan bersuara ketika masa kawin, yang mana hal ini jarang mereka lakukan. Fossa betina akan mengeong untuk menarik perhatian, dan fossa jantan juga mengeong sekaligus melolong ketika bersaing dalam mendapatkan betina.
Dalam perebutan fossa betina, si jantan akan mengaum satu sama lain untuk mengintimidasi dan membela diri.
Setelah proses mencari pasangan, fossa akan memulai keluarga pertamanya di usia sekitar empat tahun. Musim kawin pun berlangsung pada bulan September hingga Desember. Kemudian, fossa akan melahirkan antara bulan Desember hingga Maret.
(pal/pal)











































