Kucing dikenal dengan sikapnya yang acuh tak acuh. Tetapi baru-baru ini, ilmuwan menemukan jika kucing sebetulnya cukup peduli dengan hewan lain. Bahkan bisa menunjukkan emosi berduka.
Sebuah studi baru menemukan bahwa ketika hewan peliharaan lainnya mati, kucing yang masih hidup menunjukkan tanda-tanda kesedihan.
"Hasil penelitian kami sesuai dengan gagasan bahwa kucing mungkin mengalami kehilangan hewan peliharaan dengan cara yang mirip dengan apa yang dialami anjing meskipun berevolusi dari nenek moyang yang kurang sosial," tulis psikolog Brittany Greene dan Jennifer Vonk dari Universitas Oakland di AS dalam Science Alert dikutip Rabu (14/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Temuan mereka berasal dari survei daring terhadap 412 pemilik hewan peliharaan, yang saat ini merawat kucing yang masih hidup tetapi juga memiliki anjing atau kucing di rumah yang baru saja mati.
Dalam beberapa minggu dan bulan setelah kehilangan hewan peliharaan mereka, para pengasuh melaporkan adanya perubahan perilaku pada kucing mereka yang masih hidup. Perubahan tersebut meliputi peningkatan vokalisasi, waktu yang dihabiskan untuk mencari atau mengendus hewan peliharaan yang mati, dan berkurangnya keinginan untuk makan, tidur, atau bermain.
Semakin banyak waktu yang dihabiskan kucing yang masih hidup dengan hewan peliharaan yang mati, semakin besar kemungkinan mereka menunjukkan perubahan perilaku langsung dan jangka panjang. Bahkan ketika hewan peliharaan yang mati adalah seekor anjing, kucing-kucing tersebut tampak peduli akan kepergian mereka.
Pemilik hewan peliharaan dalam survei tersebut mengklaim bahwa kucing mereka menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau ketakutan sementara setelah kematian seekor anjing, seperti waktu yang dihabiskan untuk bersembunyi, atau mengendus tempat-tempat favorit hewan peliharaan yang mati.
"Kucing tidak merespons secara signifikan secara berbeda terhadap kehilangan anjing pendamping atau kucing lain," tulis Greene dan Vonk.
Perubahan perilaku ini bisa jadi merupakan tanda kehilangan teman. Temuan ini sejalan dengan penelitian serupa yang dilakukan pada tahun 2016, yang menemukan bahwa dalam enam bulan atau lebih setelah kematian hewan peliharaan lainnya, baik kucing maupun anjing meningkatkan perilaku mencari perhatian, seperti frekuensi dan volume vokalisasi mereka. Mereka juga makan lebih sedikit.
Para peneliti menggarisbawahi jika kesedihan merupakan emosi yang sulit diukur secara objektif pada hewan nonmanusia, tetapi perubahan perilaku ini menunjukkan bahwa kehilangan hewan peliharaan berdampak pada hewan peliharaan yang tersisa di rumah.
Pengasuh yang melaporkan kesedihan yang lebih besar setelah kehilangan hewan peliharaan, lebih cenderung melaporkan kucing mereka yang masih hidup menghabiskan lebih banyak waktu sendirian, tidur, atau bersembunyi.
Mungkin itu karena mereka yang lebih dekat dengan hewan peliharaan mereka lebih baik dalam 'membaca' emosi mereka. Atau itu bisa menjadi tanda bahwa pemilik hewan peliharaan hanya melihat emosi yang ingin mereka lihat pada hewan peliharaan mereka.
Ilmuwan masih mencoba mencari tahu bagaimana kucing berkomunikasi dengan kita, dan nuansa dari banyak vokalisasi, gerakan, dan ekspresi mereka dapat dengan mudah disalahartikan.
"Meskipun ada beberapa keterbatasan, penelitian saat ini menambah data yang sangat terbatas tentang kognisi sosial kucing," simpul Greene dan Vonk.
(nir/nwk)