Bangladesh Angkat Peraih Nobel Jadi Pemimpin Sementara, Ini Sosoknya

ADVERTISEMENT

Bangladesh Angkat Peraih Nobel Jadi Pemimpin Sementara, Ini Sosoknya

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 09 Agu 2024 18:30 WIB
FILE- Nobel Peace Prize laureate Muhammad Yunus smiles as he arrives to appear before a labor court in Dhaka, Bangladesh, Sunday, Jan. 28, 2024. (AP Photo/Mahmud Hossain Opu, File)
Muhammad Yunus, Perdana Menteri Sementara Bangladesh. (Foto: AP/Mahmud Hossain Opu)
Jakarta -

Bangladesh menunjuk pemimpin sementara usai Perdana Menteri Sheikh Hasina digulingkan. Pemimpin sementara ini adalah Peraih Nobel Perdamaian 2006, siapakah dia?

Ia adalah Muhammad Yunus yang ditunjuk sebagai pemimpin sementara Bangladesh pada usianya yang sudah menginjak 84 tahun. Peraih Nobel yang dikenal sebagai "bankir bagi kaum miskin" itu diharapkan bisa membawa stabilitas ke Bangladesh.

Yunus adalah seorang wirausahawan sosial dan bankir yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2006 atas pekerjaan perintisnya di bidang keuangan mikro yang membantu mengurangi kemiskinan di Bangladesh dan diadopsi secara global. Ia juga merupakan kritikus lama mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal Mula Yunus Ditunjuk Menjadi Pemimpin Pengganti

Para mahasiswa Bangladesh telah menggeruduk pemerintah atas kuota dalam seleksi pekerjaan pemerintah. Demonstrasi yang berlangsung selama berminggu-minggu itu juga menuntut pemerintahan yang dinilai otoriter.

ADVERTISEMENT

Usai berhasil menggulingkan pemerintah pada 5 Agustus, demonstran mengibarkan bendera nasional Bangladesh. Perdana Menteri Hasina pun kabur.

Kepergiannya membawa kegembiraan bagi mahasiswa yang memaksanya keluar. Segera setelah ia mengundurkan diri, Yunus setuju untuk memangku jabatan tersebut. Yunus dilantik pada hari Kamis bersama seluruh anggota pemerintahan sementara.

"Tugas utama kita adalah memulihkan hukum dan ketertiban," katanya dalam CNN dikutip Jumat (9/8/2024).

Siapakah Muhammad Yunus?

Muhammad Yunus lahir pada tahun 1940 di Chittagong, sebuah kota pelabuhan di tenggara Bangladesh, menurut profilnya di situs web Hadiah Nobel.

Ia belajar di Universitas Dhaka, sebelum menerima beasiswa Fulbright yang bergengsi untuk kuliah di Universitas Vanderbilt di Amerika Serikat, tempat ia menerima gelar Ph.D. di bidang ekonomi.

Pada 1972, setahun setelah Bangladesh merdeka dari Pakistan, ia kembali mengajar di Universitas Chittagong. Namun bencana segera melanda. Kelaparan parah melanda negara itu pada tahun 1974, menewaskan sekitar 1,5 juta orang.

Yunus memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2006 atas kerja perintisnya di bidang keuangan mikro yang membantu mengurangi kemiskinan di Bangladesh.

"Saya merasa sulit untuk mengajarkan teori ekonomi yang elegan di ruang kelas universitas, dengan latar belakang kelaparan yang mengerikan di Bangladesh. Tiba-tiba, saya merasakan kekosongan teori-teori itu dalam menghadapi kelaparan dan kemiskinan yang menghancurkan," kata Yunus dalam ceramah Nobelnya tahun 2006 setelah menerima penghargaan tersebut.

"Saya ingin melakukan sesuatu yang cepat untuk membantu orang-orang di sekitar saya, meskipun itu hanya satu orang, agar dapat menjalani hari dengan sedikit lebih mudah," katanya.

Ia mulai memberikan pinjaman kecil dari kantong pribadi kepada penduduk termiskin di komunitasnya dan akhirnya mendirikan Grameen Bank pada tahun 1983, yang kemudian menjadi pemimpin dunia dalam pengentasan kemiskinan melalui pinjaman mikro.

Bank tersebut tumbuh dengan cepat, dengan berbagai cabang dan model serupa yang kini beroperasi di seluruh dunia.

Yunus dan Grameen Bank dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2006, setelah memberikan pinjaman sekitar $6 miliar untuk perumahan, pinjaman mahasiswa, dan pinjaman usaha mikro, dan khususnya untuk mendukung perempuan Bangladesh.

Muhammad Yunus juga pendiri Yunus Centre, lembaga pemikir yang berbasis di Dhaka yang membantu mengembangkan bisnis sosial baru.

Kiprah Muhammad Yunus di Dunia Internasional

Dikutip dari situs Nobel Prize, Yunus merupakan anggota Kelompok Penasehat Internasional untuk Konferensi Dunia Keempat tentang Perempuan, dari tahun 1993 hingga 1995. Jabatan tersebut ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal PBB.

Ia juga pernah bertugas di Komisi Global Kesehatan Perempuan, Dewan Penasihat Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, dan Kelompok Pakar PBB untuk Perempuan dan Keuangan.

Yunus juga penerima berbagai penghargaan internasional atas ide dan usahanya, di antaranya:

1. Penghargaan Mohamed Shabdeen untuk Sains (1993), Sri Lanka
2. Penghargaan Kemanusiaan (1993), CARE, AS
3. Penghargaan Pangan Dunia (1994)
4. Yayasan Penghargaan Pangan Dunia, AS
5. Penghargaan Hari Kemerdekaan (1987)
6. Penghargaan tertinggi di Bangladesh
7. Penghargaan Kepemimpinan Kemanusiaan Raja Hussein (2000)
8. Yayasan Raja Hussien, Yordania
9. Volvo Environment Prize (2003)
10. Volvo Environment Prize Foundation, Swedia
11. Nikkei Asia Prize untuk Pertumbuhan Regional (2004)
12. Nihon Keizai Shimbun, Jepang
13. Franklin D. Roosevelt Freedom Award (2006)
14. Institut Roosevelt Belanda
15. Seoul Peace Prize (2006)
16. Seoul Peace Prize Cultural Foundation, Seoul, Korea
17. Anggota dewan Yayasan PBB.




(nir/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads