Peneliti menemukan fenomena fauna langka di Australia. Katak pohon yang lazimnya berwarna hijau, kini ditemui ada yang berubah warna menjadi biru! Bagaimana bisa?
Peneliti dari Australian Wildlife Conservancy (AWC), Jake Barker, mengungkapkan temuan yang mengejutkan saat ditemukan seekor katak berwarna biru di wilayah Kimberley, Australia Barat. Warna katak tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh mutasi genetik yang menyebabkan hilangnya pigmen kulit tertentu, demikian dilansir dari NewScientist, ditulis Kamis (11/7/2024).
Seekor katak yang warnanya berubah jadi biru cerah itu bernama ilmiah Litoria splendida. Barker menemukannya di sebuah bangku di ruang kerjanya pada April 2024 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya langsung tahu setelah melihatnya bahwa hal itu jarang terjadi. Jarang sekali Anda bisa melihat katak biru," kata Barker.
Meskipun katak biru telah terlihat beberapa kali sejak itu, Barker menyatakan bahwa katak tersebut tidak akan digunakan untuk penelitian.
"Ia terlalu cantik dan terlalu unik dan sayang sekali jika diambil dari habitat aslinya," kata Barker.
Barker dan rekan peneliti lainnya memutuskan untuk membiarkannya terus hidup dan berharap dapat bertemu dengannya lebih banyak lagi di masa mendatang.
Ditambahkan Jodi Rowley, peneliti Museum Australia di Sydney, katak tersebut mungkin adalah katak paling menakjubkan dengan warna yang tidak biasa yang pernah ia temui.
"Dan saya telah melihat puluhan ribu katak," imbuh Rowley.
Berdasarkan foto yang dilihatnya, Rowley memperkirakan katak tersebut setidaknya berusia 2 hingga 3 tahun. Mengingat spesies ini dapat hidup hingga 20 tahun, kemungkinan besar katak biru akan bertahan cukup lama, kecuali jika ia menjadi mangsa predator.
Rowley mengatakan warna kulit katak dipengaruhi oleh interaksi tiga bahan kimia adalah:
- melanofor, yang menghasilkan warna hitam dan coklat
- xanthophores, yang memberikan pigmen kuning
- iridofor yang memantulkan warna biru.
Biasanya, kombinasi kuning dan biru menghasilkan warna hijau, namun diperkirakan katak biru tersebut memiliki mutasi yang mengakibatkan tidak adanya pigmen kuning, sehingga warna biru lebih dominan.
"Biru lebih terlihat jelas bagi predator. Itulah sebabnya kita tidak melihat banyak katak biru," tambah Rowley.
(nwk/nwk)