Belum lama ini viral berita duka dari ketua OSIS SMAN 1 Cawas FN (18) yang tewas di kolam sekolah karena tersetrum aliran listrik. Korban diceburkan ke kolam oleh teman-teman dengan alasan sebagai kejutan hari ulang tahun ke-18.
Naas, alih-alih berbahagia karena bertambah usia, FN justru meninggalkan duka karena tutup usia. Kolam yang dimasuki oleh FN ternyata mengandung sengatan listrik. Bersama dua teman yang ikut tercebur, akhirnya hanya nyawa FN yang tak tertolong.
Merujuk kejadian ini, sebenarnya bagaimana air bisa menghantarkan listrik? Begini penjelasannya dirangkum detikEdu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Air Murni Tidak Bisa Hantarkan Listrik
Mengutip Science ABC, air adalah zat yang sangat istimewa. Ia sering disebut sebagai "pelarut universal" karena dapat melarutkan lebih banyak zat daripada carian lainnya.
Molekul air bersifat polar yang artinya memiliki muatan negatif parsial pada atom oksigen dan muatan positif parsial pada atom hidrogen. Polaritas ini memungkinkan molekul air untuk mengelilingi serta memecah ion dan molekul polar. Akibatnya molekul bisa menyebar dalam air.
Karena sifat unik ini, air dapat melarutkan berbagai senyawa yang memainkan peran penting dalam mendukung kehidupan dan memungkinkan banyak reaksi kimia. Tapi apakah air bisa menghantarkan listrik? Jawabannya adalah tidak jika air tersebut adalah air murni atau air suling.
Kemampuan air untuk menghantarkan listrik bergantung pada keberadaan partikel bermuatan ion. Air murni tidak memiliki ion, sehingga tidak ada media untuk pergerakan muatan.
Sehingga jenis air ini tidak bersifat konduktif yang berarti tidak ada muatan yang mengalir melalui air. Dalam air suling, air benar-benar bersih sehingga tidak ada ion.
Yang ada hanyalah molekul netral yang tidak bermuatan. Karena alasan inilah air murni atau air suling tidak dapat menghantarkan listrik.
Alasan Air Bisa Jadi Konduktor Listrik di SMAN 1 Cawas
Untuk diketahui, bahwa ion hadir dalam air karena memiliki kotoran. Air ledeng, air hujan, dan air laut mengandung berbagai macam kotoran seperti ion natrium (Na+), kalsium (Ca2+), dan magnesium (Mg2+).
Air yang ada di kolam pada kasus meninggalnya ketua OSIS SMAN 1 Cawas, berisi air hujan. Hal ini disampaikan oleh Kepala SMAN 1 Cawas, Arik Sulistyorini.
Arik menjelaskan kolam itu sudah ada sejak 20 tahun lalu yang berfungsi untuk sirkulasi air dan penampungan air hujan. Kolam juga untuk tampungan air wudhu yang dipergunakan untuk murid-murid.
Ia juga menjelaskan beberapa waktu sebelum kejadian, wilayah tersebut tengah hujan. Hal ini membuat air di kolam tersebut sedang agak tinggi.
"Kolam itu fungsinya untuk sirkulasi air, juga untuk resapan penampungan air hujan, yang jika kemarau kita fungsikan untuk siram tanaman. Kolam juga untuk tampungan air wudhu, kita kan muridnya ada 1000-an, air dialirkan di situ," kata Arik mengutip detikJateng.
Bila dibandingkan dengan keterangan tersebut, wajar saja bila air di kolam menjadi konduktor listrik yang akhirnya berujung dengan hilangnya nyawa murid. Air hujan memiliki berbagai macam kotoran seperti ion yang telah disebutkan sebelumnya.
Ion-ion ini bermuatan saat berada di dalam air. Ini memungkinkan terjadinya aliran listrik melalui cairan.
Karena beberapa hari sebelumnya hujan turun, kemungkinan keadaan kolam sedang sangat kotor/penuh dengan ion yang akhirnya berfungsi sebagai konduktor yang baik. Pada akhirnya, ketika tubuh FN berada di kolam yang penuh ion, bisa mengalir ke dalam tubuh.
Pada dasarnya walaupun air dalam kolam tersebut memiliki sejumlah kecil ion, hal ini tetap akan membuat air berfungsi sebagai konduktor yang baik. Untuk itu, diperlukan tindakan lebih lanjut terkait pemeliharaan kolam.
Kolam akan Dibenahi
Terbaru, Kepala Sekolah SMAN 1 Cawas menyatakan akan mengurangi kedalaman kolam itu, membenahi pagarnya, dan memasang rambu. Selain itu juga akan dilakukan penataan jaringan listrik dan lampu.
"Dipasang rambu untuk keamanan anak-anak, pagar juga akan kita benahi. Jembatan sisi timur akan kita hilangkan dan satu aja di utara, jadi satu akses, dan itu pun akan kita kasih kunci pagar," tutup Arik.
(det/faz)