Reruntuhan kuil kuno yang diperkirakan berusia 4.000 tahun ditemukan di sebuah distrik di Peru utara, Amerika Selatan oleh tim arkeolog dari Universitas Kepausan Katolik Peru. Puing-puing kuil terkubur di bawah bukit pasir gurun Zana.
Selain itu, ditemukan juga sisa-sisa kerangka manusia yang terdapat di samping reruntuhan. Tiga kerangka orang dewasa tersebut ada di antara dinding dan dasar bangunan.
Luris Muro, salah satu anggota tim arkeolog menuturkan kuil adalah bangunan keagamaan. Hal tersebut diperkuat dengan bukti adanya sesaji yang dibungkus sejenis kain linen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih menunggu penanggalan radiokarbon untuk memastikan tanggalnya, tetapi bukti menunjukkan bahwa bangunan keagamaan ini bisa jadi merupakan bagian dari tradisi keagamaan kuil yang dibangun di pantai utara Peru pada masa itu," kata Muro, dilansir dari Reuters Selasa (9/7/2024).
Ada Relief Tokoh Mitologi di Dinding Kuil
Pada salah satu dinding kuil terdapat relief yang menggambarkan tokoh mitologi berbadan manusia dan kepala burung. Menurut Muro, gambar tersebut menunjukkan budaya Chavin pra-Hispanik yang kental di masyarakat Peru saat itu.
Lebih lanjut, Muro mengatakan kepercayaan masyarakat Peru kuno terhadap tokoh mitologi dianut sejak tahun 900 SM. Tak hanya itu, Muso dan tim menemukan budaya Moche akhir.
Mereka melihatnya dari kuil lain di sekitar penggalian. Dengan demikian, penemuan kali ini memperkuat kentalnya budaya masyarakat Peru utara.
Peru Utara Terkenal Sebagai Kompleks Ritual Kuno
Masih di wilayah Peru, pada tahun 2020 lalu seorang petani berhasil menemukan tembok polikrom kuno di Peru utara. Diduga usia dari tembok sama seperti kuil yang baru ini ditemukan yakni 4.000 tahun.
Temuan dianalisis oleh arkeolog setempat bernama Feren Castillo. Tinggi dari tembok mencapai 9,84 kaki.
"Tiga tahun kemudian kami memulai prosedur baru yang hasilnya menunjukkan usianya. Hari ini kami yakin itu adalah bangunan yang dibangun selama Periode Pra-keramik (periode awal peradaban Andes) antara 4.000 dan 4.500 tahun yang lalu", kata Castillo.
Pada dindingnya, ada garis-garis geometris segitiga yang memiliki nuansa warna merah dan sedikit kuning.
"Bagian yang paling penting, pastilah sebuah kuil pra-keramik, dengan perapian di bagian tengahnya yang kemungkinan besar akan dapat kita gali nanti," katanya.
Hingga kini wilayah Peru utara dikenal sebagai rumah reruntuhan kompleks tempat pelaksanaan ritual keagamaan kuno. Salah satu kota yang sering digunakan tempat upacara adalah Kota Suci Carai yang usianya sudah 5.000 tahun.
Adapun wilayah Ica di Peru bagian selatan dikenal sebagai rumah bagi geoglif misterius yang terukir di gurun. Usianya ada yang sampai 1.500 tahun.
Muro mengatakan situs arkeologi paling menonjol di Peru adalah benteng Inca Machu Picchu yang ada di provinsi Pegunungan Cusco yang dibangun sekitar abad ke-15.
(cyu/nwy)