Ilmuwan Ungkap Isi Sebuah Prasasti Kuno, Berisi Cerita Mirip Bahtera Nuh

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Ungkap Isi Sebuah Prasasti Kuno, Berisi Cerita Mirip Bahtera Nuh

- detikEdu
Senin, 01 Jul 2024 08:00 WIB
Bagian dari lempengan tanah liat, pojok kanan atas, 2 kolom prasasti di kedua sisinya, 49 dan 51 baris + 45 dan 49 baris, neo-Asyur. Epik Gilgamesh, tablet 11, kisah Air Bah.
Bagian dari lempengan tanah liat, pojok kanan atas, 2 kolom prasasti di kedua sisinya, 49 dan 51 baris + 45 dan 49 baris, neo-Asyur. Epik Gilgamesh, tablet 11, kisah Bahtera Nuh. Foto: The Trustees of the British Museum
Jakarta - Sebuah tablet kuno sempat ditemukan pada tahun 1800-an oleh arkeolog di Niniwe, yaitu sebuah kota di Mesopotamia Hulu yang sekarang berada di wilayah Irak. Tablet ini berukuran 15 x 13 sentimeter.

Sebelumnya belum ada yang tahu isi dari tulisan yang ada pada prasasti tersebut. Dua ribu tahun setelahnya, barulah prasasti ini dapat diketahui isinya.

George Smith, seorang peneliti berhasil mengidentifikasi aksara paku dan menjadi orang pertama yang membacanya.

"Saya adalah orang pertama yang membacanya setelah lebih dari dua ribu tahun terlupakan," menurut George Smith dalam Smithsonian yang dikutip dalam Live Science (19/06/2024).

Prasasti ini adalah tablet ke-11 dari Epos Gilgamesh, yaitu potongan fragmen dari tanah liat yang telah melalui proses pemanggangan agar keras dan awet. Dalam tablet tersebut, terdapat tulisan yang terukir dengan menggunakan aksara paku dan dianggap menjadi salah satu karya sastra tertua di dunia.

Diperkirakan tablet ini berasal dari abad ketujuh sebelum Masehi, kemudian ditemukan pada abad ke-19. Lantas bagaimana isi dari aksara paku dalam tablet ini?

Isi Artefak Mirip dengan Kisah Bahtera Nuh

Dalam tablet tersebut, aksara paku menceritakan bagaimana para dewa mengirimkan banjir untuk menghancurkan Bumi. Akan tetapi, terdapat dewa yang bernama EA memberitahu Utu-Napishtim yaitu penguasa kerajaan kuno untuk membuat sebuah perahu agar dapat menyelamatkan dirinya, keluarga, serta berbagai jenis burung dan binatang.

Sama seperti kisah Bahtera Nuh yang kita ketahui, dalam aksara paku juga diceritakan jika tokoh utama melepaskan burung untuk melihat apakah banjir sudah surut dan muncul daratan. Setelah menemukan daratan, Utu napishtim kemudian menceritakan bagaimana pengalamannya kepada Gilgamesh, sehingga kisah tersebut dikenal seperti dalam tablet tersebut.

Selain tablet ini, ternyata ada tablet dengan aksara paku lain yang telah ditemukan jauh lebih tua dengan memiliki kesamaan cerita banjir bahtera Nuh. Kini, artefak tablet ini adalah bagian dari koleksi permanen British Museum.


(Nur wasilatus Sholeha/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads