Waduh, Main HP Tengah Malam Ternyata Bisa Berisiko Diabetes!

ADVERTISEMENT

Waduh, Main HP Tengah Malam Ternyata Bisa Berisiko Diabetes!

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 08 Jul 2024 21:00 WIB
Main Hp Malam Hari
Foto: Istimewa
Jakarta -

Detikers, senang bermain HP tengah malam? Studi terbaru menunjukkan kalau kebiasaan itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Salah satunya meningkatkan potensi diabetes.

Memainkan HP di tengah malam menjadi hiburan tersendiri bagi banyak orang. Setelah seharian belajar atau bekerja, bermain HP untuk melihat media sosial ataupun menonton drama bisa menjadi hiburan yang 'murah'.

Kendati demikian, paparan cahaya dari layar HP bisa mengganggu ritme sirkadian tubuh. Hal ini nantinya bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riset Selama 9 Tahun

Penemuan ini ditemukan melalui studi terhadap hampir 85.000 orang, berusia antara 40 dan 69 tahun, yang mengenakan perangkat digital pada siang dan malam selama satu minggu, untuk melacak paparan mereka terhadap berbagai tingkat cahaya.

Sebagai bagian dari eksperimen UK Biobank, kesehatan kelompok tersebut dipantau selama sembilan tahun. Para relawan yang kemudian mengembangkan diabetes tipe 2 lebih mungkin terpapar cahaya antara pukul 12.30 dini hari dan 6.00 dini hari, selama periode studi selama seminggu.

ADVERTISEMENT

Hasilnya tidak membuktikan hubungan sebab dan akibat, tetapi mengungkap hubungan yang bergantung pada dosis antara cahaya yang lebih terang di tengah malam dan risiko gangguan metabolisme.

Para peserta yang termasuk dalam 10 persen teratas dalam hal paparan cahaya di malam hari memiliki risiko 67 persen lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang termasuk dalam persentil ke-50 terbawah.

Paparan Cahaya di Malam Hari Bikin Sulit Tidur

Penelitian menunjukkan bahwa paparan cahaya buatan di malam hari, baik itu cahaya kuning dari lampu baca atau cahaya biru dari ponsel pintar atau TV, menjadikan kamu sulit tidur. Bahkan ketika para peneliti memperhitungkan pola dan durasi tidur dalam penelitian saat ini, hasilnya tetap sama, yang menunjukkan adanya mekanisme lain yang berperan.

Faktor penyebab lain seperti jenis kelamin seseorang, risiko genetiknya terhadap diabetes, pola makannya, aktivitas fisik, paparan sinar matahari , merokok, atau penggunaan alkohol, juga tidak berdampak pada hasil.

"Menyarankan orang untuk menghindari cahaya malam merupakan anjuran sederhana dan hemat biaya yang dapat meringankan beban kesehatan global akibat diabetes tipe 2," tulis penulis studi yang dipimpin oleh para peneliti di Universitas Monash di Australia dalam Science Alert.

Bukti yang muncul pada hewan dan manusia menunjukkan paparan cahaya buatan dapat mengganggu ritme sirkadian, yang menyebabkan berkurangnya toleransi glukosa, perubahan sekresi insulin, dan penambahan berat badan. Semua ini terkait dengan peningkatan risiko gangguan metabolisme seperti diabetes tipe 2.




(nir/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads