Ada 'Pohon Berjalan' Setinggi 32 Meter di Selandia Baru, Seperti Apa Wujudnya?

ADVERTISEMENT

Ada 'Pohon Berjalan' Setinggi 32 Meter di Selandia Baru, Seperti Apa Wujudnya?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Jumat, 21 Jun 2024 13:30 WIB
Pohon Berjalan di tengah ladang di Selandia Baru
Foto: Gareth Andrews via Live Science/Pohon berjalan di Selandia Baru
Jakarta -

Ada sebuah pohon besar di sebuah ladang di Selandia Baru yang di sebut sebagai 'pohon berjalan' atau walking tree. Disebut demikian karena pohon ini memiliki bentuk rangka pohon bagian bawah seperti kaki manusia yang sedang berjalan.

Letaknya di tengah ladang yang luas, membuat pohon tersebut terlihat mencolok dan benar-benar seperti kaki raksasa yang sedang berjalan. Pohon raksasa itu memiliki tinggi mencapai 32 meter.

Lantas bagaimana bisa pohon tersebut seperti memiliki kaki?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenis Pohon yang Bisa Hidup sampai 1.000 Tahun

'Pohon Berjalan' di tengah ladang di Selandia Baru'Pohon Berjalan' di tengah ladang di Selandia Baru Foto: Gareth Andrews via Live Science

Pohon berjalan itu disebut northern rātā (Metrosideros robusta). Pohon ini merupakan salah satu spesies pohon berbunga tertinggi di Selandia Baru yang dapat hidup sampai 1.000 tahun.

Di Selandia Baru, pohon ini dinobatkan sebagai "Tree of the Year" karena memiliki banyak keunikan. Pohon rātā dapat berbunga warna merah cerah pada bulan November hingga Januari.

ADVERTISEMENT

Pohon ini memiliki akar dan cabang yang panjang seperti lengan, sehingga pohon tersebut terlihat seperti Ent, yaitu ras fiksi makhluk seperti pohon yang menjaga hujan Middle-earth.

Pohon northern rātā ini kemungkinan mulai kehidupan tinggi di kanopi inangnya, hidup dari udara dan air hujan sebelum mencapai tanah. Tata letak yang tak biasa itu kemungkinan disebabkan oleh bagaimana ia tumbuh di sekitar pohon inangnya, yang mungkin mati berabad-abad lalu.

"Walking tree adalah fitur luar biasa dan contoh utama dari pohon luar biasa yang kami (sebagai orang Selandia Baru), beruntung mengalaminya," ujar Presiden Selandia Baru Arb Richie Hill dalam pernyataannya, dikutip dari Live Science.

Meskipun umur walking tree berjalan tersebut tidak jelas, tetapi penyelenggara penghargaan mencatat bahwa itu adalah salah satunya yang selamat dari hutan yang ditebang pada 150 tahun yang lalu.

Pohon berjalan ini juga telah memenangkan penghargaan dari Asosiasi Arborikultur Selandia Baru edisi 2024 yang mendapat total vote 42%.

Sejarah Inang Pohon Northern Rātā

Menurut keterangan pakar, struktur yang unik ini mungkin disebabkan oleh cara pohon tersebut tumbuh di sekitar pohon inangnya, yang mungkin telah mati berabad-abad sebelumnya.

"Kini, pohon inang itu telah hilang," ucap Brad Cadwallader, penyelenggara kompetisi.

"Mungkin, pohon inang itu sangat besar. Kemungkinan ada pohon lain yang tumbang lalu menimpah pohon inang tersebut, sehingga akar-akarnya terbelah di dekat tanah dan membuatnya tampak seperti berjalan," lanjutnya.

Kini, pohon northern rātā ini menjadi tanaman endemik di Selandia Baru dan pernah menjadi salah satu spesies paling umum di hutan negara tersebut.

Meski demikian, menurut Jaringan Konservasi Tanaman Selandia Baru, saat ini jangkauan pohon ini menurun selama beberapa dekade terakhir dan kini mereka terdaftar sebagai spesies yang rentan secara nasional.

Hal yang dapat mengancam populasi pohon ini adalah penggundulan hutan. Selain itu, pohon northern rātā terancam oleh posum ekor sikat (Trichosaurus vulpecula) yang invasif, yang merusak pohon dengan memakan daun dan menggerogoti akarnya.

Hibridisasi dengan pohon pōhutukawa (Metrosideros excelsa) yang berkerabat dekat dengan pohon northern rātā turut mengancam.

Tak hanya itu, rupanya pohon ini juga rentan terhadap karat murad (Austropiccinia psidii), yaitu jamur patogen asli Amerika Selatan yang terdeteksi pertama kali di Selandia Baru.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads