Para peneliti menemukan sisa-sisa struktur kayu tertua di tepi Sungai Kalombo, di perbatasan Zambia dengan Tanzania. Usianya diperkirakan sekitar 476.000 tahun.
Susunan sederhana dua balok kayu tersebut dinilai unik oleh peneliti karena dengan sejumlah perkakas tajam. Bentuknya seperti tanda tambah dengan kayu atas melengkung mengikuti kayu yang melintang dibawahnya.
Uniknya, susunan kayu ini diperkirakan berfungsi sebagai bagian jalan setapak maupun tempat penyimpanan untuk orang setempat dari ratusan ribu tahun lalu dan masih awet hingga hari ini. Begitu pula sejumlah perkakas kayu di dekatnya. Temuan ini dipublikasi Larry Barham dan rekan-rekan di jurnal Nature baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Kalombo, kami juga merestorasi empat perkakas kayu dari 390.000-324.000 tahun (390 kilo annum/ka - 324 ka) lalu, temasuk baji, tongkat penggali, potongan kayu, dan ranting berlekuk. Temuan ini menunjukkan keberagaman bentuk masa awal manusia yang tidak terduga, dan kemampuan untuk membentuk batang pohon jadi struktur gabungan besar," tulis peneliti.
Menurut Barham dan rekan-rekan, data baru ini memperluas rentang usia pengerjaan kayu di Afika dan pemahaman tentang pengetahuan teknik hominin awal. Dengan begitu,temuan ini menjadi titik baru penggunaan pohon dalam sejarah teknologi.
Struktur Kayu Tertua di Dunia
Kayu tersebut memiliki tanda-tanda ditebang, dipotong, dan dikikis dengan perkakas batu tajam. Jenis kayu yang dipakai berasal dari pohon willow semak (Combretum zeyheri). Khusus kayu bagian bawah dibuat dari kayu dahan.
"Platform ini bisa jadi digunakan sebagai tempat menyimpan barang, menyimpan kayu bakar atau makanan agar tetap kering, atau juga bisa sebagai tempat duduk serta untuk tidur," terang Barham.
Para ilmuwan dari Universitas Aberystwyth memperkirakan struktur tersebut berusia setidaknya 476.000 tahun, jauh sebelum Homo sapiens diperkirakan muncul sekitar 300.000 tahun yang lalu. Kemungkinan struktur tersebut ciptaan Homo heidelbergensis yang merupakan pendahulu manusia modern di wilayah tersebut.
Sebelumnya pada 2019, para ilmuwan telah tiba di Air Terjun Kalambo. Harapan mereka ke sana adalah untuk melanjutkan penggalian yang telah dilakukan pada 2006. Namun mereka menemukan bahwa sungai sekitar daerah tersebut mengalami perubahan arah dan membanjiri daerah tersebut.
Dalam rencana B, Barham dan rekan-rekan coba menuruni tebing setinggi 30 kaki ke daerah pantai di Sungai Kalambo yang terletak di hulu air terjun setinggi 770 kaki. Hulu ini mengalir menuju Danau Tanganyika.
Di sana, ia menemukan peninggalan kayu pertama Kayu tersebut merupakan sebuah tongkat penggali berasal dari 390.000 tahun yang lalu. Temuan lainnya yaitu baji berupa dahan terbelah dengan lekukan dan potongan kayu di kedua ujungnya menyerupai meja kerja.
Bagaimana Kayu Awet Ratusan Ribu Tahun?
Penemuan ini luar biasa karena biasanya kayu sangat jarang bertahan dalam jangka waktu lama. Material di Air Terjun Kalambo terawetkan oleh sedimen yang tergenang air dan kekurangan oksigen.
"Ini adalah tanda penebangan pohon pertama kali dengan membentuk sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya dan tidak memiliki bentuk alami untuk ditiru. Ini adalah pemaksaan budaya yang nyata," ucap Barham.
Situs tersebut mungkin memiliki lebih banyak lagi benda kayu kuno. Namun Barham dan rekan-rekan lebih fokus pada kerja sama dengan pemerintah Zambia agar Air Terjun Kalambo diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
(twu/twu)