Pola Makan Ayah Ternyata Memengaruhi Kesehatan Anak-Anaknya, Kok Bisa?

ADVERTISEMENT

Pola Makan Ayah Ternyata Memengaruhi Kesehatan Anak-Anaknya, Kok Bisa?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Jumat, 21 Jun 2024 12:30 WIB
Pola makan sehat
Foto: iStock/Ilustrasi pola makan sehat
Jakarta -

Sebuah studi menemukan bahwa pola makan seorang ayah bisa memengaruhi kesehatan anak-anaknya. Hal ini tidak dipengaruhi secara langsung, tapi terkait dengan sperma yang diproduksi.

Selama ini, penelitian menunjukkan bahwa ibu dapat mewariskan sifat-sifat metabolisme kepada anak-anak mereka. Namun, penelitian terbaru mencoba melihat pengaruh dari sisi ayah.

Seorang peneliti biologi reproduksi di Fakultas Kedokteran University of Utah di Salt Lake City, Qi Chen, dan timnya membuktikan bahwa pola makan seorang ayah dapat tercatat dalam sperma dan pada gilirannya bisa memengaruhi metabolisme anak lelakinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengaruh tersebut tentu dapat terasa ketika ayah melakukan diet. Dalam hal ini, studi belum dilakukan secara langsung kepada manusia. Peneliti uji coba dengan tikus untuk membuktikan hal ini.

Penelitian Membuktikan Melalui Perubahan Jenis RNA

Dalam penelitian, telur tikus yang dibuahi dan disuntik RNA sperma dari jantan yang melakukan diet tinggi lemak berkembang menjadi tikus dengan gangguan metabolisme.

ADVERTISEMENT

Faktanya, tikus jantan yang diberi makanan tinggi lemak mengalami peningkatan kadar beberapa jenis RNA dalam sperma mereka.

Anak-anak tikus dari jantan yang makan tidak sehat ini, menunjukkan masalah metabolisme seperti intoleransi glukosa, yang menjadi salah satu tanda diabetes.

Hal yang sama ditunjukkan pada analisis epidemiologi bahwa indeks massa tubuh (IBM) yang tinggi berarti terdapat masalah metabolisme serupa.

Penelitian Chen dan rekan-rekannya mengungkapkan bahwa efek dari pola makan induk bukan karena perubahan pada genom keturunan, melainkan 'epigenom' mereka, yaitu sekumpulan label kimia yang mempengaruhi DNA dan protein terkait.

Hasil penelitian jelas menunjukkan bahwa ini menyebabkan perubahan jenis RNA di mitokondria sperma, yaitu struktur dalam sel yang dapat menghasilkan energi.

Molekul-molekul yang terpengaruh disebut RNA, yaitu produk antara dalam proses transkripsi DNA menjadi protein.

Secara khusus, sperma tikus yang mengonsumsi makanan berlemak memiliki lebih banyak fragmen RNA transfer pendek dibandingkan sperma tikus yang mengonsumsi makanan rendah lemak.

Hubungan RNA dan Mitokondria dengan Makanan Berlemak

Fragmen RNA dapat berperan sebagai pengatur epigenetik genom dengan cara meningkatkan atau menurunkan aktivitas gen mitokondria tertentu.

Penulis utama studi yang merupakan peneliti epigenetika lingkungan di Helmholtz Center Munich di Jerman, Raffaele Teperino, mengatakan, "Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak dapat menekan mitokondria."

Menurutnya, ketika stres, mitokondria dapat membuat lebih banyak RNA untuk menghasilkan lebih banyak energi. Aktivitas mitokondria yang semakin meningkat memberi semangat bagi sperma untuk berenang mencapai sel telur.

Akan tetapi, RNA mitokondria ekstra dapat diturunkan dari ayah ke embrio, lalu mengubah informasi yang didapat embrio dari ayahnya, sehingga dapat merusak kesehatannya.

Efek Diet Lemak terhadap Sperma

Teperino dan timnya tak hanya mengamati sel, tetapi juga kesehatan manusia ketika sang induk jantan mengalami kelebihan berat badan, dan tikus yang memiliki induk jantan yang mengonsumsi makanan berlemak.

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa keturunan tikus ini memiliki lebih banyak tRNA mitokondria dari induk jantan mereka dibandingkan anak-anak dari ayah tikus yang menjalani diet rendah lemak.

Para penulis menyimpulkan, bahwa IBM induk jantan yang lebih tinggi saat pembuahan dikaitkan dengan kesehatan metabolisme keturunan yang lebih buruk.

Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan teknis, karena metode pengurutan yang digunakan dalam beberapa eksperimen hanya mampu mendeteksi seluruh molekul RNA.

Oleh karena itu, penelitian ini belum dapat sepenuhnya membuktikan apakah fragmen RNA tersebut benar-benar ditransfer dari induk jantan ke embrio.

"Kami berasumsi bahwa fragmen dapat berpindah, tetapi kami belum dapat membuktikannya," ujar Teperino, dikutip dari Nature.

Chen masih penasaran dengan fakta bahwa induk jantan tikus dalam penelitiannya hanya dapat mewariskan masalah metabolisme kepada keturunan lelakinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa sperma X dan Y membawa informasi yang berbeda.

Alasan kedua sperma melakukan hal tersebut adalah pertanyaan yang sangat bagus untuk penelitian di masa depan.

"Jika ingin menghasilkan sperma, konsumsi makanan yang sehat. Karena ini akan memengaruhi apa yang dibawa dalam sperma dan keturunanmu," pesan Chen.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads