Eksplorasi ilmuwan tak hanya meneliti objek jauh di luar angkasa. Namun, belum lama ini, mereka mulai fokus meneliti permukaan tanah dan laut. Apa tujuannya?
Pada 2 Juni 2024, tim peneliti dari SCOAPE (Satellite Coastal and Oceanic Atmospheric Pollution Experiment) bekerja sama dengan Interior Department's Bureau of Ocean Energy Management Amerika Serikat.
SCOAPE memiliki dua kali proyek. SCOAPE-II ini merupakan proyek yang termotivasi oleh keberhasilan proyek SCOAPE-I pada bulan Mei 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SCOAPE-II adalah proyek untuk mengeksplorasi kemampuan sumber daya NASA untuk memantau dan mengukur dampak emisi minyak dan gas alam Teluk Meksiko terhadap kualitas udara pesisir Amerika Serikat.
"Polutan utama yang kami ukur adalah nitrogen dioksida (NO2), yaitu senyawa yang bereaksi dengan sinar Matahari untuk menghasilkan ozon di permukaan tanah," ujar Anne Thompson, ilmuwan senior emeritus kimia atmosfer di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, dan peneliti senior di University of Maryland.
Penelusuran Pembentukan Ozon di Permukaan Tanah
Dikutip dari situs resmi NASA, Teluk Meksiko diteliti karena sangat terkonsentrasi dengan platform pengeboran minyak dan gas alam, yang merupakan sumber nitrogen dioksida.
Dalam hal ini, pengukuran emisi dari permukaan laut terdekat dapat membantu para ilmuwan memvalidasi pengukuran yang dilakukan dari berbagai sudut pandang.
Adapun penelitian menggunakan kapal para ilmuwan, yaitu Point Sur, yang dimiliki oleh University of Southern Mississippi dan dioperasikan oleh Konsorsium Kelautan Louisiana Universities.
"Kami sebagai mata di permukaan untuk memahami seberapa baik mata di langit bekerja," kata Ryan Stauffer, ilmuwan peneliti di laboratorium kimia dan dinamika atmosfer di Goddard, serta peneliti utama untuk proyek SCOAPE-II.
Mereka mengambil gambar pada yang sama setiap hari, tetapi tidak dapat menangkap emisi NO2 berusia pendek yang berubah-ubah sepanjang hari.
Dari luar angkasa, satelit mengumpulkan pengukuran 'kolom total' udara. Artinya, satelit mengukur konsentrasi NO2 yang dihitung dari permukaan daratan atau lautan hingga puncak atmosfer.
Menggunakan SCOAPE, para ilmuwan memfokuskan pengukuran udara yang dihirup manusia, yang diukur dari kapal, setinggi 10 meter di atas permukaan laut.
Upaya Menganalisis Kualitas Udara
Pengukuran NO2 dari luar angkasa selama dua dekade terakhir telah membantu para ilmuwan memahami bagaimana senyawa tersebut dapat mempengaruhi kualitas udara dan memberi masukan bagi kebijakan untuk mengurangi emisi polutan tersebut.
Selama kampanye SCOAPE 2019, para peneliti mendeteksi konsentrasi metana di dekat Gulf Coast. Kali ini, para ilmuwan juga berupaya mengukur konsentrasi tersebut dari permukaan secara akurat.
Para peneliti akan memasang instrumen spektrometer pencitraan NASA Airbone Visible dan InfraRed Imaging Spectometer-3 pada pesawat Dynamis Aviation B-200.
Tujuan pemasangan tersebut adalah mengumpulkan pengukuran metana di atas teluk yang akan menambah lapisan ekstra sebagai pemahaman emisi gas rumah kaca yang kuat dari operasi minyak dan gas Teluk Meksiko.
Ilmuwan mengatakan memiliki kesulitan dalam mengukur metana dari luar angkasa jika dilihat secara historis. Namun, para ilmuwan berusaha membangun kemampuan tersebut. Seperti halnya NO2, mengukur permukaan membantu para ilmuwan lebih memahami pengukuran yang dilakukan dari luar angkasa.
(faz/faz)