Beberapa tahun terakhir cuaca terasa semakin panas di Bumi. Pada 2023, suhu rata-rata global mencatatkan suhu terpanas sepanjang sejarah selama 125 ribu tahun. Rekor suhu panas ini berlanjut hingga Februari 2024. Lantas apakah ada pengaruh suhu panas yang meningkat di Bumi dengan jarak ke Matahari?
Faktanya, suhu rata-rata global pada 2023 mengalami kenaikan sekitar 1,7 derajat dibanding dengan sebelum dimulainya era industrialisasi antara 1850-1900. Badan cuaca dunia atau World Meteorological Organization (WMO) telah resmi menyatakan bahwa 2023 merupakan tahun terpanas sejak masa pra-industri.
"Catatan suhu tahun ini telah membunyikan alarm bahaya," kata Carlo Buontempo, direktur Layanan Perubahan Iklim Uni Eropa Copernicus (C3S).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, hal ini bukan disebabkan oleh pengaruh jarak Bumi ke Matahari. Pakar telah mengatakan bahwa cuaca panas yang semakin meningkat di Bumi dalam beberapa dekade terakhir disebabkan oleh sejumlah faktor.
Penyebab Cuaca Panas di Bumi, Bukan soal Jarak ke Matahari
Pertama adalah karena perubahan iklim drastis karena manusia. Sekretaris Jenderal WMO Prof Celeste Saulo mengatakan bahwa perubahan iklim telah menjadi tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia.
"Kita harus melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca secara drastis dan mempercepat transisi ke sumber energi terbarukan," ucapnya dikutip dari laman resmi WMO.
Kedua, Saulo juga memaparkan, faktor dari alam yakni peralihan dari pendinginan La NiΓ±a ke pemanasan El NiΓ±o pada pertengahan 2023, yang jelas tercermin pada kenaikan suhu dibandingkan 2022 lalu.
"Mengingat El NiΓ±o biasanya memiliki dampak terbesar terhadap suhu global setelah mencapai puncaknya, tahun 2024 bisa menjadi lebih panas lagi," ungkapnya.
Meskipun peristiwa El NiΓ±o terjadi secara alami dan datang dan pergi dari tahun ke tahun, tetapi menurutnya, perubahan iklim jangka panjang bisa semakin meningkat.
Saulo menegaskan bahwa hal ini jelas disebabkan oleh aktivitas manusia. Krisis iklim telah memperburuk krisis kesenjangan.
"Hal ini mempengaruhi semua aspek pembangunan berkelanjutan dan melemahkan upaya untuk mengatasi kemiskinan, kelaparan, kesehatan yang buruk, pengungsian, dan degradasi lingkungan," tuturnya.
Lantas jika cuaca yang meningkat bukan karena jarak ke Matahari, berapa sebenarnya jarak Bumi ke Matahari?
Jarak Bumi ke Matahari
Secara umum, tata surya kita sangat mustahil untuk diukur dengan tepat karena ukurannya yang sangat besar. Namun, perkiraan telah dilakukan dengan berbagai metode untuk membayangkan jarak planet ke Matahari.
Dikutip dari laman NASA, jarak dari Bumi ke Matahari diketahui sekitar 149 juta kilometer. Sementara jarak terjauh planet dari Matahari adalah jarak ke Neptunus yakni hampir 4,5 miliar kilometer.
Pengukuran ini dilakukan dengan membuat model skalanya menunjukkan seberapa jauh letak delapan planet dari Matahari. Para astronom menggunakan jarak antara Bumi dan Matahari, yang berjarak 149 juta kilometer, sebagai satuan ukuran baru yang disebut Satuan Astronomi.
Hal ini didefinisikan untuk tepat 1,00 untuk jarak orbit Bumi-Matahari dan kemudian menyebut jarak tersebut dengan 1,00 AU.
Bagaimana Jika Jarak Matahari ke Bumi Semakin Dekat?
Diketahui bahwa kondisi orbit Bumi ke Matahari tidak melingkar sempurna alias sedikit elips atau berbentuk oval. Ini berarti jarak Bumi dari matahari dapat berkisar dari sekitar 91,4 juta hingga 94,5 juta mil (147,1 juta hingga 152,1 juta km).
Bisa dikatakan, Bumi memang bisa menjauhi Matahari tetapi masih dalam batas yang bisa diprediksikan.
Lantas bagaimana jika semakin dekat jaraknya?
Dijelaskan dalam Science HowStuffWorks, perubahan kecil pada orbit Bumi yang mendekat ke Matahari, akan menyebabkan panas yang jauh lebih hebat di Bumi.
Sebagai gambaran, gletser di seluruh dunia akan mencair dengan cepat dan menyebabkan kenaikan permukaan laut, banjir, dan kekacauan global.
Namun, jika Bumi menjauh dari Matahari, akan terjadi sebaliknya. Semua badan air di planet ini akan membeku dan lautan akan tertutup es. Akibatnya, hanya ada pelepasan yang lebih sedikit dari karbon dioksida dan uap.
Kondisi Bumi yang menjauh dari Matahari juga akan membuat tahun lebih lama. Hal ini karena waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan orbit tahunan akan lebih lama.
Selain itu, menjauhnya Bumi dari Matahari juga bisa memberi efek pergeseran orbit terhadap sisa tata surya. Perubahan kecil yang terjadi dalam lintasan Bumi saat mengelilingi Matahari dapat menyebabkan planet bertabrakan.
(faz/nwk)