Batuan dan Mineral Berkaitan Erat tapi Tak Sama Lho, Tahu Bedanya?

ADVERTISEMENT

Batuan dan Mineral Berkaitan Erat tapi Tak Sama Lho, Tahu Bedanya?

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 18 Jun 2024 12:00 WIB
Peneliti Gunakan Drone untuk Observasi Pembentukan Batuan di Pegunungan
Ilustrasi batuan Foto: Image: Julia Carr via PennState
Jakarta -

Batuan dan mineral menyimpan petunjuk berharga tentang bagaimana Bumi terbentuk dan berevolusi selama miliaran tahun. Apa detikers tahu perbedaan antara keduanya?

Pada dasarnya, batuan merupakan kumpulan dua mineral atau lebih. Mineral, sementara itu, adalah benda padat yang dengan beberapa pengecualian seperti intan, tidak mengandung karbon dan tersusun secara teratur mengulangi struktur kristal.

"Mineral pada dasarnya adalah bahan penyusun batuan," ujar Erika Anderson, kurator kehormatan mineralogi dan petrologi di Museum Hunterian Universitas Glasgow di Skotlandia, mengatakan kepada Live Science.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti atom dalam sebuah molekul, jadi mineral adalah atomnya," imbuhnya.

Mineral Punya Struktur Kristal Unik

Menurut United States Geological Survey (USGS), setiap jenis mineral memiliki struktur kristal unik, yang dihasilkan dari komposisi kimianya dan menentukan serangkaian sifat fisik, seperti kekerasan, warna, atau magnet.

ADVERTISEMENT

Misalnya halit yang merupakan bentuk alami natrium klorida (NaCl), bahan dasar pembuatan garam meja, adalah mineral lunak yang membentuk pecahan kristal bening berbentuk kubus.

Mineral yang berbeda, seperti aragonit (CaCO3) dan kalsit (CaCO3), dapat memiliki susunan kimia yang sama, tetapi struktur kristal dan sifat fisiknya berbeda karena cara pembentukannya.

"Untuk setiap mineral, mereka memiliki cara tertentu untuk mengikat atom-atom tersebut," kata Anderson.

"Beberapa mineral memiliki unsur yang sama persis di dalamnya, tetapi ikatannya berbeda, sehingga menjadikannya mineral yang berbeda," terangnya.

Menurut Anderson, contoh mineral yang baik adalah kuarsa, yang ditemukan di seluruh dunia dan di berbagai batuan, seperti granit dan kuarsit.

Kuarsa terbuat dari unsur kimia silikon dan oksigen serta memiliki rumus kimia (SiO2). Mineral ini tidak berwarna dalam bentuk aslinya, tetapi kotoran dapat membuat kristal kuarsa tampak buram atau menodainya menjadi merah muda, ungu, kuning, atau coklat.

Pada Mei 2024 International Mineralogical Association, badan ilmiah yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, menyetujui, dan memberi nama mineral, mendaftarkan 6.050 spesies mineral.

Para ahli membedakan mineral berdasarkan struktur kristalnya, yang merupakan cara spesifik susunan atom atau unsurnya.

Meskipun beberapa mineral seperti halit memiliki struktur kristal yang relatif sederhana, mineral lainnya dapat mengandung 10 unsur atau lebih, seperti khomyakovite dan georgbarsanovite.

"Kami terus-menerus menemukan mineral baru, karena kami menjelajahi wilayah yang mungkin memiliki kondisi yang tidak kami ketahui," kata Anderson.

Siklus Batuan

Ada tiga jenis batuan utama yaitu batuan beku, sedimen, dan metamorf dengan campuran mineral yang berbeda-beda bergantung pada di mana dan bagaimana batuan tersebut terbentuk.

Batuan beku misalnya mengandung sejumlah mineral yang mengkristal, kata Richard Bevins, profesor kehormatan ilmu bumi di Universitas Aberystwyth di Inggris kepada Live Science.

"Ini disebut mineral pembentuk batuan yang umum dan termasuk feldspar, olivin, piroksen, mika, kuarsa, dan amphibole," kata dia.

Batuan beku mungkin terkena panas dan tekanan tinggi, atau terkena cairan yang mengubah komposisi mineralnya. Setelah komposisi mineralnya berubah, batuan tersebut dianggap metamorf, dengan contoh termasuk filit, sekis, kuarsit, dan marmer.

Batuan beku dan metamorf di permukaan bumi pasti akan terkikis dan pecah ketika angin dan air bekerja pada batuan tersebut. Fragmen-fragmen tersebut terangkut dan membentuk endapan yang memadat menjadi batuan baru yang disebut batuan sedimen.

"Batuan sedimen pada dasarnya terdiri dari mineral yang ada di batuan yang terkikis membentuk sedimen," kata Bevins.

Secara umum, proses batuan terus didaur ulang dan diubah melalui proses geologi dikenal sebagai siklus batuan.

Beberapa batuan bersifat mono-mineral, artinya hanya mengandung satu mineral. Batu kapur, misalnya, merupakan batuan sedimen yang seluruhnya terbuat dari mineral kalsit (CaCO3). Es gletser juga merupakan jenis batuan yang tersusun dari kristal-kristal air.

Pada 2014, para ilmuwan mengusulkan penamaan jenis batuan baru yang berasal dari polusi plastik yakni plastiglomerate. Sebuah tim menemukan plastik yang berserakan di sebuah pantai di Hawaii telah meleleh dan merekatkan sedimen alami, membentuk gumpalan mirip batu.

Seperti halnya batu, para peneliti mengatakan bahwa plastiglomerata tersebut mungkin selamanya tersimpan dalam catatan geologis dan menandai bagian dari sejarah bumi yang kita huni.




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads