Jenis-jenis Majas dan Contoh Lengkapnya

ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Majas dan Contoh Lengkapnya

Ratnasari Cenreng - detikEdu
Senin, 17 Jun 2024 06:00 WIB
Majas adalah gaya bahasa yang sering digunakan pada penulisan suatu kalimat untuk memberikan maksud tertentu. Majas sering disebut sebagai kiasan.
Foto: Getty Images/iStockphoto/Hakase_
Jakarta -

Untuk menghasilkan tulisan yang indah dan berdaya tarik, kita menggunakan berbagai teknik menulis, salah satunya menggunakan majas. Baik untuk menulis cerita fiksi, pidato, ceramah, atau teks lainnya, majas adalah salah satu alat retorika yang membuat tulisan kita lebih menarik.

Majas juga memperkaya bahasa dalam tulisan dan membuat tulisan kita terkesan lebih artistik atau dramatis. Efek-efek yang kita inginkan dari tulisan kita bisa dicapai salah satunya dengan penggunaan majas.

Di artikel ini, kita akan belajar pengertian, jenis-jenis majas, serta contohnya. Yuk, simak lebih lanjut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Majas

Mengutip situs resmi Universitas Medan Area, majas adalah salah satu alat retorika yang digunakan dalam bahasa untuk menciptakan efek tertentu dalam komunikasi. Majas bisa digunakan untuk menggambarkan atau mengilustrasikan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau tak terduga.

Dalam bahasa Indonesia, kita sering menemui majas pada teks prosa sastra, puisi, pidato, dan bahkan percakapan sehari-hari. Majas membantu menambah dimensi pada komunikasi dan menciptakan keindahan bahasa.

ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Majas dan Contohnya

Mengutip buku Majas, Idiom, dan Peribahasa Indonesia karya Irma Agustinalia (2018), berdasarkan teknik dan efek yang ingin dicapai, majas terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.

Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah kata-kata berkias yang memunculkan perbandingan untuk memberikan kesan atau pengaruh tertentu pada pembaca. Ciri dari majas ini adalah ada dua hal yang diperbandingkan, baik secara langsung atau tidak langsung.

1. Majas Asosiasi

Majas asosiasi adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Tanda majas ini adalah kata "bagai", "bagaikan", "seumpama", "bak", dan "laksana".

Contoh majas asosiasi adalah sebagai berikut.

- Niat tanpa tindakan nyata, ibarat sayur tanpa garam.
- Mencari orang hilang di Jakarta seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
- Langkah kakimu seumpama gajah berlari.

2. Majas Metafora

Majas perbandingan yang ini diungkapkan secara singkat, padat, dan tersusun rapi. Majas metafora menggunakan kata kiasan dan terdapat pilihan kata yang menyamakn sesuatu dengan hal lain.

Berikut contoh majas metafora:

- Dewi malam telah keluar dari balik awan.
- Pemuda itu adalah tulang punggung keluarganya.
- Perpustakaan adalah gudang ilmu.

3. Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah majas yang menyamakan benda mati menjadi benda bergerak atau bernapas seperti manusia. Contoh jenis majas ini adalah:

- Pohon bambu di belakang rumah berbisik-bisik tertiup angin sore.
- Mobil pemadam kebakaran meraung-raung memecah keheningan pagi.
- Bingkisan kado itu menggelitik tanganku agar segera membukanya.

4. Majas Alegori

Jenis majas yang satu ini mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal atau kejadian lain dalam satu kesatuan yang utuh.

Contoh majas alegori adalah sebagai berikut.

- Sifat iri dan dengki dapat menghilangkan kebaikan yang ada pada seseorang sama halnya seperti api yang membakar kayu bakar.
- Lidah manusia bagaikan sebuah pedang yang sangat tajam, maka bijaklah dalam menggunakannya.
- Seorang anak kepada orang tuanya bagaikan tunas baru bagi inangnya, suatu ketika ia akan menggantikan posisi inangnya sebagai pohon yang kokoh dan kuat menantang badai.

5. Majas Simbolik

Majas simbolik membandingkan suatu hal dengan simbol lain yang berupa lambang, tokoh, hewan, atau benda. Simbol yang digunakan mempunyai makna tertentu yang mewakili suatu hal yang ingin disampaikan.

Contoh majas simbolik adalah sebagai berikut.

- Anton selalu menjadi kambing hitam ketika ada masalah dalam keluarganya. (Kambing hitam = orang yang disalahkan)
- Ibu selalu berpesan agar tidak menjadi bunglon karena tidak akan disukai banyak orang. (Bunglon = tidak berpendirian)
- Didung dianggap sebagai benalu dalam keluarganya. (Benalu = orang yang merugikan)

6. Majas Metonimia

Jenis majas ini menggunakan ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Contohnya:

- Ayah pulang dari luar negeri naik Garuda. (Maksudnya, pesawat maskapai penerbangan Garuda)
- Kabar kenaikan harga BBM membuat warga mengantri di Pertamina. (Maksudnya, SPBU/pompa bensin)
- Setelah makan, Ani minum satu gelas Aqua. (Maksudnya, satu gelas air bermerak Aqua)

7. Majas Sinekdoke

Majas ini adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan, atau sebaliknya.

Majas sinekdoke terbagi jadi dua, yang pertama adalah pars pro toto yang menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Contoh:

- Hingga kini ia belum kelihatan batang hidungnya.
- Per kepala mendapat Rp 300.000.

Yang kedua adalah totem pro parte yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh:

- Dalam pertandingan final bulu tangkis, RT 03 akan melawan RT 01.
- Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

8. Majas Simile

Majas simile adalah pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti "layaknya", "bagai", "umpama", "ibarat", "bak", dan lain-lain. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Parasmu bagai bulan yang bersinar terang di waktu malam.
- Wanita itu ibarat bunga mawar yang sedang mekar.
- Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

9. Majas Alusio

Majas ini memakai peribahasa atau kata kiasan yang sudah sering digunakan. Ciri dari majas alusio adalah penggunaan ungkapan yang tidak diselesaikan sebab sudah umum diketahui. Contoh:

- Jangan sampai gempa siang ini mengulang kisah 26 Desember di Aceh.
- Kasihan Nenek Sukiyem. Setelah sukses berwirausaha di luar negeri, anaknya membuangnya begitu saja. Sungguh sama seperti Malin Kundang.
- Kisah hidup Weni mengingatkanku pada cerita hidup Bawang Merah dan Bawang Putih.

10. Majas Antropomorfisme

Jenis majas ini memakai kata yang terkait dengan manusia, tetapi dipakai untuk benda lain. Contoh majas antropomorfisme adalah:

- Seekor anak lebah tengah berkelana mencari ibunya yang ada entah di mana.
- Cicak itu tengah menguping pembicaraan Pak Burhan dengan istrinya.
- Pohon jambu itu sedang bersedih, sehingga daun-daunnya meluruh dari ranting-rantingnya.

11. Majas Sinestesia

Majas ini mengungkapkan sesuatu yang terkait dengan indra. Ciri majas ini adalah adanya penggunaan indra pada kalimat.

Contoh:
- Rio Haryanto mencetak sejarah manis dengan mencatatkan diri sebagai pembalap F1.
- Seharum namanya, mawar senantiasa membuat suasana selalu hangat.
- Ketika aku membongkar niat buruknya, ia hanya terdiam, wajahnya berubah total dan memucat masam.

12. Majas Antonomasia

Majas ini menyebutkan sesuatu tidak secara langsung, melainkan dengan menggunakan sifat yang melekat pada objek tersebut. Contohnya adalah:

- Si Cantik yang dulu kita kenal sekarang wajahnya telah berubah.
- Si Hitam, motorku yang paling setia. Ke mana aku pergi, dialah yang setia menemani.
- Si Keriting akhirnya meluruskan rambutnya juga.

13. Majas Aptronim

Majas ini melekatkan sifat atau pekerjaan pada bagian nama seseorang. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Pak Hadi Sepatu biasa berjualan di Pasar Senen. (Dalam kesehariannya berjualan sepatu)
- Nardi Batagor biasa mangkal di depan SD Negeri 1. (Penjual batagor)
- Andi laptop sedang memperbaiki laptop adiknya yang rusak. (Tukang servis laptop)

14. Majas Hipokrorisme

Majas ini menggunakan nama panggilan tertentu yang menunjukkan hubungan yang dekat dan karib.

Contohnya:

- Si Ujang suka main gitar.
- Kambing si Banu sangat lucu sehingga Banu suka merawat dan bermain dengannya tiap hari.

15. Majas Litotes

Jenis majas ini menurunkan kualitas sesuatu dengan maksud merendahkan diri. Contohnya adalah:

- Tubuh renta ini tidak pantas jika harus mendapatkan penghargaan dari orang sekuat engkau.
- Bila suatu saat Anda kembali lagi, jangan lupa singgahlah ke gubuk tua kami yang tak seberapa ini.
- Apalah arti orang yang hanya memiliki cinta dan kasih sayang sepertiku ini, dibanding dia yang punya segalanya.

16. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah jenis majas yang memberikan pengungkapan dengan maksud melebih-lebihkan dari kenyataan sebenarnya.

Contoh majas hiperbola:

- Kesedihan dan penyesalan wanita itu akibat kematian anaknya membuat tangisannya membanjiri pemakaman hari ini.
- Setengah mati aku mencari ke sana ke mari, ternyata kacamata yang kucari ada di atas kepalaku.
- Jangan suruh dia menjadi penyanyi di acara mana pun lagi, suaranya hanya membuat gendang telinga pendengarnya pecah.

17. Majas Depersonifikasi

Jenis majas ini mengungkapkan proses atau kegiatan manusia yang disifatkan kepada hewan atau benda nonmanusia.

Jika majas personifikasi memberikan sifat-sifat manusia kepada benda mati, maka majas depersonifikasi adalah kebalikannya, yaitu menampilkan proses manusia sebagai hewan, alam, atau benda nonmanusia.

Contoh majas personifikasi:

- Dia sudah mulai melunak setelah bukti-bukti kejahatannya terungkap.
- Dia tetap saja mematung padahal polisi sudah berusaha keras menginterogasinya.
- Orang-orang di kecamatanku menyemut saat hiburan dangdut Rhoma Irama digelar di lapangan desa.

18. Majas Eufimisme

Majas ini adalah jenis majas yang bermaksud menghaluskan makna. Jenis majas ini mengungkapkan kata yang terkesan lebih kasar menggunakan kata-kata tertentu yang halus. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Setiawan adalah seorang tunanetra. (Tunanetra = buta)
- Karena ibunya sering menyantap makanan yang mengandung bahan kimia saat hamil, Mela lahir dalam kondisi tunadaksa. (Tunadaksa = cacat fisik)
- Banyak anak tunagrahita yang disekolahkan pemerintah di Sekolah Luar Biasa. (Tunagrahita = keterbelakangan mental)

19. Majas Disfemisme

Kebalikan dari eufimisme, majas disfemisme menggunakan kata-kata kasar dengan sengaja. Contohnya:

- Pak Andi ditendang oleh atasannya. (Ditendang = dipecat)
- Koruptor itu akhirnya dijebloskan juga ke penjara. (Dijebloskan = dimasukkan)
- Pejabat itu telah dilengserkan dari posisinya. (Dilengserkan = diberhentikan)

20. Majas Fabel

Jenis majas ini menjelaskan perilaku hewan seolah-olah bisa bertindak sebagai manusia. Ciri dari majas ini adalah ada hewan pada kalimat. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Kucing itu sedang berdiskusi dengan temannya untuk menjebak mangsa yang lewat.
- Ribuan semut bergotong-royong mengangkut makanan yang berserakan di meja makan.
- Cicak di dinding tidak kehabisan akal untuk berusaha menangkap nyamuk.

21. Majas Parabel

Majas parabel adalah majas yang dalam seluruh ceritanya terdapat nilai atau falsafah hidup yang mendalam. Contoh:

- Malin Kundang dikutuk menjadi batu karena tidak mengakui keberadaan ibu kandungnya yang berpakaian lusuh dan compang-camping di hadapan istrinya.
- Cerita Mahabarata mengisahkan bahwa yang benar pasti akan menang.
- Hikayat Bayan Budiman berisi kisah yang mengajarkan tentang teladan dan kebaikan.

22. Majas Perifrasa

Majas ini menggunakan ungkapan yang lebih panjang untuk menggantikan ungkapan yang lebih pendek. Ciri majas ini adalah adanya julukan atau sebutan tertentu. Contoh jenis majas ini adalah:

- Andi bekerja di Kota Pahlawan. (Kota Pahlawan = Surabaya)
- Dia menempuh studi di Negeri Kincir Angin. (Negeri Kincir Angin = Belanda)
- Ami dan keluarganya sedang berlibur ke ibu kota Inggris. (Ibu kota Inggris = London)

23. Majas Eponim

Jenis majas ini menggunakan nama sesuatu untuk dipinjam sifatnya, terkait dengan konteks kalimat yang diutarakan. Ciri majas ini adalah ada nama tokoh atau karakter yang terkenal. Contoh majas eponim adalah:

- Hanya Dewi Fortuna yang bisa menyelamatkan tim futsal SMA Negeri 7 dari kekalahan.
- Aku berharap para pejabat di dunia ini mempunyai hidung seperti Pinokio sehingga mereka tidak berani membohongi rakyat.
- Negeri ini butuh Gajah Mada agar bisa maju.

Majas Pertentangan

Kelompok majas ini memiliki ciri khas yaitu gaya penuturan yang mengungkapkan sesuatu bertentangan dengan makna sesungguhnya.

1. Majas Oksimoron

Jenis majas ini di dalamnya terdapat satu frasa yang menjelaskan tentang paradoks. Ciri majas ini adalah kalimatnya seolah-olah bertentangan dengan satu frasa tersebut. Contoh majas oksimoron adalah sebagai berikut:

- Reuni itu penuh dengan isak tangis bahagia.
- Hal yang paling aku benci adalah ketika ada orang yang tertawa di atas penderitaan orang lain.
- Saat senang dan susah, kita akan lewati bersama.

2. Majas Paradoks

Majas ini mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar berdasarkan kenyataan.

Contoh:
- Banyak masyarakat Indonesia hidup miskin di negara kaya sumber daya alam ini.
- Meski cuaca mendung, hatiku tetap cerah saat bersamamu.
- Dia mungkin kalah dalam satu pertempuran, tetapi dialah yang memenangi perang ini.

3. Majas Antitesis

Majas ini menggunakan kata-kata yang memiliki arti bertentangan satu dengan lainnya. Ciri majas antitesis adalah kata-kata yang bertentangan itu sering berdekatan. Contohnya:

- Dari tua muda, laki-laki dan perempuan, semuanya datang ke acara itu.
- Baik buruknya rupa tidak menjadi ukuran sifat dan karakter seseorang.
- Urusan hidup dan mati serahkan saja kepada Tuhan, kita hanya perlu berusaha.

4. Majas Kontradiksi Interminus

Majas ini adalah majas pengecualian, disebutkan sesuatu yang diperbolehkan dan kemudian diikuti dengan penyangkalan. Contohnya:

- Ketika paman datang, beliau membawakan kami semua jenis buah-buahan dari desanya, kecuali durian yang gagal panen.
- Semua siswa boleh mengikuti audisi marching band, kecuali yang memakai kacamata.
- Seluruh saudaranya berprofesi sebagai guru. Hanya dia saja yang bekerja sebagai pengusaha.

5. Majas Anakronisme

Jenis majas ini menyatakan sesuatu pada masa lalu, tetapi tampak ada yang bertentangan. Ciri majas ini adalah menceritakan hal yang terjadi di masa lampau. Contoh:

- Para Pandawa lupa menyalakan GPS ketika tersesat di hutan Wanamarta. (Saat itu GPS belum ada.)
- Biola yang dimainkan Jaka Tarub di gubuk tuanya mengalun indah. (Biola zaman itu belum ada, yang ada kecapi.)
- Kemenangan pasukan Kerajaan Mughal disambut dengan orkestra musik dangdut. (Kala itu belum dikenal musik dangdut.)

Majas Sindiran

Kelompok majas berikutnya adalah majas sindiran, yang berisi sindiran untuk membuat kesan tertentu bagi orang yang mendengar.

1. Majas Ironi

Jenis majas ini di dalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri majas ini adalah ada hal yang seolah meninggikan, tetapi setelah itu menjatuhkan hal tersebut. Contohnya:

- Otakmu pintar sekali untuk ukuran siswa SMA, soal anak SD saja kau tak bisa kerjakan.
- Kau orang yang terlalu jujur hingga kau tak sadar kata-katamu sudah menyakiti hatinya.
- Makanan ini enak sekali, persis seperti makanan untuk pasien rumah sakit, hambar.

2. Majas Sarkasme

Majas ini berisi sindiran, tetapi sifatnya kasar serta menohok langsung dan menyindir sasarannya. Contoh majas sarkasme:

- Cepat ke sini, dari tadi kupanggil masih saja kau asyik bermain di situ. Apa kau tak punya telinga?
- Biarkan saja dia bermimpi, hanya itu yang dia bisa. Harta dan keahlian saja ia tak punya, bagaimana ia akan mewujudkan mimpinya?
- Untuk apa kau datang kemari? Kami sudah tak membutuhkan orang tak bisa apa-apa dan tak berguna sepertimu.

3. Majas Sinisme

Jenis majas ini kasar karena pengungkapannya secara blak-blakan atau terang-terangan. Makna dari kalimat sinisme sebenarnya adalah ejekan atau kekecewaan terhadap perilaku yang dilakukan objek. Contohnya adalah:

- Kau adalah kaum terpelajar, tak selayaknya berperilaku seperti preman.
- Kau memang kaya berlimpah harta, kau mampu membeli hukum, membutakan keadilan di depan mata manusia, tetapi ingat, kau takkan pernah lolos dari keadilan Tuhan.
- Badanmu memang besar, tetapi nyalimu sangat kecil ketika menghadapi wanita.

4. Majas Satire

Jenis majas ini memiliki maksud mengecam atau menertawakan ide seseorang. Majas ini kerap menggunakan kombinasi ironi, sarkasme, atau parodi. Contohnya:

- Alamak, tak ada yang menyahut ucapanku sama sekali! Jangan-jangan tadi aku berbicara dengan pepohonan.
- Sarapan apa kau pagi tadi? Kelakuanmu aneh sekali hari ini.
- Tumben sekali kau bisa berbicara dengan bijak. Habis terbentur tembok, ya, kepalamu?

5. Majas Inuendo

Jenis majas ini bermaksud mengecilkan keadaan yang sebenarnya. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Aku tak paham alasan kau bisa semarah itu padanya. Dia hanya tak menghubungimu seharian ini, bukan mencampakkanmu selama-lamanya.
- Sudahlah, kau hanya tidak diterima di perguruan tinggi favoritmu, bukan ditolak oleh perempuan idamanmu. Lagipula, kau masih bisa mendaftar tahun depan, atau kau masuk saja ke PTS favorit di kota ini.
- Jangan kau hiraukan kata-kata mereka yang meragukanmu. Mereka hanya belum tahu siapa dirimu sebenarnya.

Majas Penegasan

Kelompok majas ini menegaskan sesuatu untuk membuat efek tertentu bagi pembaca atau pendengar.

1. Majas Apofasis

Majas ini seolah-olah menyangkal sesuatu, tetapi justru menegaskannya. Majas ini juga dikenal dengan nama majas preterisio. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Aku sebetulnya ingin sekali membeli barang yang kau tawarkan. Namun, apa daya, aku harus katakan bahwa aku tidak akan membeli barang itu karena aku sedang tak punya uang.
- Sebetulnya saya tidak ingin mengatakan hal ini kepada Anda. Namun, karena satu dan lain hal, saya mesti mengatakannya. Apa yang ingin saya katakan adalah Anda selaku karyawan perusahaan ini akan kami berhentikan karena kinerja Anda sudah tidak sesuai dengan yang perusahaan inginkan.
- Kalau boleh jujur, lebih baik saya tidak mengatakan hal ini sama sekali kepada Bapak. Namun, apa boleh buat, saya harus mengatakan ini secara apa adanya. Dengan ini saya menyatakan bahwa saya mengundurkan diri dari perusahaan karena saya akan menerima tantangan kerja dari perusahaan lain yang ada di luar negeri.

2. Majas Pleonasme

Jenis majas ini berupa pemberian keterangan tambahan untuk hal yang sudah jelas. Keterangan itu sebenarnya tak dibutuhkan. Contoh:

- Sopir itu menepikan kendaraannya ke pinggir karena ada masalah dengan mesin.
- Anak-anak mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat pesawat yang sedang melintas di atas kepala mereka.
- Budi menengok ke belakang ketika aku memanggil namanya.

3. Majas Repetisi

Majas ini menggunakan pengulangan kata, frasa, dan kalusa yang dianggap penting dalam suatu kalimat untuk menyatakan maksud dan tujuan. Contohnya:

- Berusaha, berusaha, dan terus berusaha adalah cara terbaik meraih sukses.
- Ibulah yang membelikanmu makanan, ibulah yang memberimu pakaian, ibulah yang menemanimu mencari pekerjaan.
- Di dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang sehat. Di dalam jiwa yang sehat ada iman yang kuat.

4. Majas Pararima

Jenis majas ini mengulang pada bagian konsonan awal dan akhir dalam sebuah kata atau pada bagian kata yang berlainan. Contohnya adalah:

- Para pemuda yang sedang bemain judi itu kocar-kacir ketika polisi tiba-tiba datang menggerebek mereka.
- Orang itu bolak-balik menemui majikannya karena takut dipecat.

5. Majas Aliterasi

Jenis majas ini melakukan pengulangan konsonan pada awal kata secara berurutan. Majas ini sering dipakai dalamm penulisan puisi. Contoh:

- Ke mana kau kembali kini?
- Sungguh sempurna seperti sang surya.
- Salam sayang selalu sampai.

6. Majas Paralelisme

Majas ini mengungkapkan suatu hal yang saling menunjukkan titik kesejajaran. Majas ini mengandung penegasan dengan cara mengulang kata, frasa, atau kalusa secara sejajar. Majas ini sering ditemukan dalam puisi. Contohnya:

- Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah baik yang ada di daratan maupun lautan.
- Kita tak akan pernah atau kegagalan atau kesuksesan yang akan kita raih tanpa mencobanya dan berusaha.
- Manis dan pahitnya kehidupan itu sudah biasa kita rasakan secara bergantian.

7. Majas Tautologi

Jenis majas ini mengulang beberapa kali sebuah kata pada kalimat. Majas ini biasa menggunakan kata yang bersinonim. Contoh:

- Tidak, tidak, tidak, sama sekali bukan itu yang kuinginkan.
- Tendangan pemain sepak bola itu begitu hebat, dahsyat, dan luar biasa.
- Selama ini aku menunggu. Selama ini aku menanti. Selama ini aku mengerti. Kau pasti akan kembali.

8. Majas Sigmatisme

Majas ini memakai bunyi "s" untuk diulang sehingga menghasilkan efek tertentu. Jenis majas ini sering ditemukan di sajak atau puisi. Contohnya adalah sebagai berikut:

- Kutulis surat ini kala gerimis.
- Kau meringis saat aku menangis.
- Sampai suatu saat kita terpaksa membuka rahasia.

9. Majas Antanaklasis

Majas ini mengualng kata, tetapi maknanya menjadi berbeda. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Ayah membawa buah tangan berupa buah durian.
- Dia adalah seorang bunga desa yang dikagumi oleh pemuda-pemuda yang kerap membawakan bunga untuknya.
- Dia tengah asyik membaca novel favoritnya, halaman demi halaman, di halaman belakang.

10. Majas Klimaks

Majas ini menjelaskan secara bertingkat dari yang paling bawah ke yang lebih atas. Contoh:

- Dari pag hingga malam, proyek bangunan itu belum selesai juga.
- Sidang skripsi tertutup hanya dihadiri peserta sidang, penguji, dan ketua sidang.
- Pulau Bali ramai dikunjungi wisatawan, dari lokal hingga mancanegara.

11. Majas Antiklimaks

Kebalikan dari majas klimaks, jenis majas ini menyampaikan sesuatu secara berangsur dan menurun. Contohnya adalah:

- Acara job fair kemarin diramaikan oleh berbagai pihak, mulai dari pihak perusahaan hingga para pencari kerja.
- Gorengan merupakan jajanan yang ada di hampir seluruh tempat di Indonesia, mulai dari kota hingga pedesaan.
- Sepak bola di Indonesia dimainkan hampir di setiap level, mulai dari level profesional sampai level antarkampung.

12. Majas Inversi

Jenis majas ini susunannya dibalik. Predikat disebutkan terlebih dahulu, kemudian diikuti subjek. Contoh:

- Dikejar-kejar oleh Satpol PP, para pedagang kaki lima itu lari tunggang-langgang.
- Ditelantarkan orang tuanya, anak itu putus sekolah.

13. Majas Retoris

Majas ini berupa pertanyaan yang jawabannya sebenarnya terdapat di kalimat tersebut. Jadi, pertanyaan sebenarnya tidak perlu dijawab. Contohnya:

- Siapakah yang tidak ingin hidup?
- Apakah ini yang disebut merdeka?
- Untuk apa kita berperang, bukankah sebaiknya berdamai?

14. Majas Elipsis

Jenis majas ini menghilangkan unsur kalimat tertentu. Misalnya:

- Saya ke rumah teman. (Menghilangkan kata "pergi")
- Ayah baru dari Surabaya tadi pagi. (Menghilangkan kata "datang")

15. Majas Koreksio

Majas ini menyebutkan sesuatu, kemudian dikoreksi untuk menyatakan maksud sesungguhnya. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Bagaimana kalau kita pergi ke Bandung menggunakan bus saja, eh sepertinya naik kereta akna lebih cepat samapi ke sana.
- Sudah tiga jam saya menunggu di sini, atau mungkin sudah empat jam lebih.
- Jika diperhatikan, kamu lebih modis memakai baju warna biru, eh maaf, sepertinya baju warna hitam lebih cocok denganmu.

16. Majas Polisindenton

Jenis majas ini memanfaatkan penggunaan kata hubung dalam sebuah kalimat atau wacana. Contohnya:

- Setelah bangun tidur, aku lalu mandi, setelah itu membantu ibu, dan kemudian berangkat sekolah.

17. Majas Asindenton

Jenis majas ini tidak menggunakan kata penghubung dalam sebuah kalimat maupun wacana. Contohnya:

- Veni, vidi, vici.
- Kakek, nenek, ayah, ibu, semuanya menghadiri acara keluarga.

18. Majas Interupsi

Majas ini menyisipkan keterangan tambahan pada unsur kalimat. Contohnya adalah sebagai berikut.

- Pak Hasan, ketua RT-ku, orangnya ramah dan baik hati.
- Kecelakaan di jalan raya itu terjadi kemarin, pukul dua siang.
- Sepatu Andi, yang berwarna hitam, tertukar dengan sepatu Kamil yang berwarna sama.

Ternyata ada begitu banyak majas dalam bahasa Indonesia yang pastinya pernah kita gunakan, secara sadar maupun tidak. Semoga bermanfaat, detikers!




(khq/khq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads