Ilmuwan Ungkap Asal Usul Padi Selama 100.000 Tahun, Evolusi dari Tanaman Liar?

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Ungkap Asal Usul Padi Selama 100.000 Tahun, Evolusi dari Tanaman Liar?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Rabu, 05 Jun 2024 19:30 WIB
Model konseptual dari eksploitasi padi hingga domestikasi di wilayah Hilir Sungai Yangtze.
Foto: Image: Zhang Jianping via Phys/Evolusi padi dari alam liar ke padi peliharaan atau budidaya di Cina
Jakarta -

Padi (Oryza sativa) memiliki sejarah panjang sebelum akhirnya dapat dikonsumsi dan bertransisi menjadi makanan pokok bagi sebagian penduduk dunia. Namun, tahukah detikers ternyata dulunya padi yang sekarang ditanam adalah padi liar?

Untuk meneliti bagaimana asal usul padi ini, tim peneliti gabungan dari Institute of Geology and Geophysics of the Chinese Academy of Sciences (IGGCAS), Zhejiang Provincial Institute of Cultural Relics and Archaeology, dan berbagai institusi lainnya, melakukan penelitian di kawasan budaya Shanshan di Zhejiang.

Wilayah tersebut merupakan kawasan yang memiliki bukti arkeologis padi masa silam. Wilayah lain juga termasuk Hemudu dan lokasi lainnya di bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Evolusi Padi dari Liar Menjadi Budidaya

Dikutip dari Phys, para peneliti berupaya mengungkapkan sejarah evolusi berkelanjutan padi dari alam liar hingga domestikasi selama kurun waktu 100.000 tahun.

Mereka menemukan bukti baru untuk meningkatkan pemahaman mengenai perkembangan asal usul padi dari padi liar hingga padi peliharaan atau budidaya.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, bahwa Cina merupakan negara lahirnya padi, setidaknya berdasarkan catatan tertua yang ditemukan. Pada 1970-an ditemukan bukti arkeologi terkait padi di situs-situs pada wilayah penting.

Padi liar dan padi budidaya di lembah Sungai Yangtze mulai dapat diidentifikasi sejak zaman es maksimum terakhir. Akan tetapi, proses dan mekanisme pengumpulan dan domestikasi padi liar oleh manusia masih perlu diteliti hingga saat ini.

Tim peneliti yang dipimpin Dr Lyu Houyuan dari IGGCAS dalam studi ini, mengembangkan penelitian sistematis selama bertahun-tahun mengenai fitolit pada tanaman padi, serta tanah liar dan budidaya modern.

Para peneliti menguraikan adanya korelasi antara peningkatan domestikasi padi dan sifat agronomi dengan peningkatan jumlah sisik ikan pada fitolit bulliform.

Analisis fitolit ini menjadi metode penting untuk mengidentifikasi sisa-sisa padi yang ditemukan dari situs arkeologi dan sedimen. Sisik fitolit bulliform padi budidaya lebih besar dan bentuknya tidak beraturan, sedangkan pada padi liar berbentuk seperti cangkang kura-kura.

Analisis fitolit ini juga dikombinasikan dengan struktur mikro tanah, ukuran butir, serbuk sari, arang, survei geomorfologi, hingga penggalian arkeologi.

Oleh karena itu, untuk membedakan padi liar dan padi budidaya ditetapkan batasan berdasarkan proporsi fitolit bulliform dengan sisik ikan.

Para peneliti menetapkan jumlah fitolit bulliform setidaknya lebih dari 9 untuk mengidentifikasi padi budidaya. Perhitungan dan identifikasi fitolit dilakukan menggunakan mikroskop Leica.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitolit bulliform dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan sawah padi yang dibudidayakan dan padi yang liar.

Lahirnya Padi di Cina hingga Penyebarannya ke Wilayah Lain

Hasil penelitian menunjukkan bahwa padi liar telah tersebar luas di wilayah hilir Yangtze sekitar 100.000 tahun yang lalu. Persebaran ini kemudian membuka peluang bagi penggunaan dan domestikasi padi selanjutnya.

Menurut keterangan peneliti, sekitar 24.000 tahun lalu, ketika iklim mulai menginjak Maksimum Glasial Terakhir, manusia mulai menunjukkan upaya eksplorasi sumber makanan baru sebagai respon terhadap pendinginan iklim. Hal tersebut ditandai dengan mengumpulkan dan mengonsumsi padi liar.

11.000 tahun kemudian, manusia mulai melakukan pra-domestikasi pada padi liar. Domestikasi padi meningkat pesat 2.000 tahun kemudian, menandai asal mula pertanian padi di Asia Timur.

Penelitian ini pun turut menunjukkan adanya hubungan dengan asal pertanian gandum di Asia Barat Daya. Persebaran padi peliharaan atau hasil budidaya dari Asia Timur terjadi mulai dari transisi Neolitik dengan kecepatan 0,72-0,92 km/tahun.

Studi JosΓ© M. Cobo juga mengungkapkan bahwa budaya memainkan peran kemajuan Neolitik dalam persebaran padi. Melalui transmisi budaya, peralihan pemburu-pengumpul menjadi petani padi semakin meningkat semenjak kemunculan padi pertama kali.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads