Tak hanya Bumi yang dapat mengalami kemacetan lalu lintas. Menurut penelitian yang ditemukan oleh ilmuwan asal Monash University, terdapat kemacetan akibat persimpangan kosmik.
Persimpangan kosmik ini mengakibatkan terjadinya tabrakan yang hampir tak terhindarkan antarlubang hitam.
Akibat Lubang Hitam Supermasif
Di jantung semua galaksi besar terdapat monster kosmik yang disebut sebagai lubang hitam supermasif, yaitu ruang hampa raksasa yang mengelilingi segala sesuatu di galaksi itu sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perputaran lubang hitam ini mempengaruhi hal-hal seperti lingkaran materi yang menjadi "tempat makan" raksasa galaksi, bintang dan sistemnya. Yang membuat menarik adalah lubang hitam ini meskipun lebih kecil, tetapi bermassa seperti bintang.
Perilaku perputaran seperti itu tampaknya dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas kosmik dan dapat memperlambat orbit lubang hitam bermassa bintang. Disebabkan pergerakannya yang lambat, lubang hitam yang terdampak dapat bertabrakan, menyatu, dan menciptakan anak lubang hitam yang lebih besar.
Kemudian, berkat pengaruh gravitasi yang sangat besar dari lubang hitam supermasif bermassa jutaan (bahkan miliaran) kali lipat massa matahari ini, proses tabrakan pun terjadi secara berulang.
Hal ini mengakibatkan terbentuknya lubang hitam yang lebih banyak hingga menciptakan lubang hitam bermassa bintang yang semakin besar seiring waktu, dengan massa berkisar antara tiga sampai ratusan kali massa matahari. Dengan kata lain, lingkungan di sekitar lubang hitam supermasif secara ideal memfasilitasi pertumbuhan lubang hitam lainnya.
Sebagian lubang hitam supermasif dikelilingi oleh piringan gas dan debu yang disebut sebagai piringan akresi, yaitu piringan yang "memberi makan" lubang hitam secara bertahap.
Gravitasi lubang hitam supermasif menghasilkan gaya pasang surut yang kuat pada piringan akresi yang menyebabkan bersinar terang, menciptakan wilayah yang disebut Active Galactic Nucleus (AGN). Ketika lubang hitam bermassa bintang berada di piringan akresi tersebut, interaksinya dengan gas di sekitarnya dapat menyebabkan lubang hitam tersebut bermigrasi melalui piringannya.
Para ilmuwan berteori bahwa hal ini menyebabkan lubang hitam bermassa bintang terakumulasi di wilayah yang mereka sebut sebagai "perangkap migrasi". Perangkap migrasi ini memungkinkan dua lubang hitam bermassa bintang saling bertemu, menyatu, dan bertabrakan di wilayah tersebut karena kemacetan lalu lintas yang lebih besar dibandingkan di wilayah lain di sekitar galaksi.
Kedua tim dan peneliti Evgeni Grishin Fakultas Fisika dan Astronomi Monash University mengambil analog kemacetan lalu lintas satu langkah lebih jauh, dengan membandingkan perangkap migrasi lubang hitam bermassa bintang di sekitar lubang supermasif dengan persimpangan sibuk tanpa ada yang mengatur lalu lintas di angkasa.
"Kami melihat berapa banyak dan di mana kami akan menemukan persimpangan sibuk ini," ucap Grishin. "Efek termal berperan penting dalam proses ini, mempengaruhi lokasi dan stabilitas jebakan migrasi."
"Salah satu implikasinya adalah kita tidak melihat jebakan migrasi terjadi di galaksi aktif dengan luminositas besar," sambungnya.
Hasil penelitian tim ini tidak hanya memiliki implikasi besar terhadap pemahaman kita terhadap proses penyatuan lubang hitam bermassa bintang. Namun, penyatuan ini juga menciptakan ledakan riak kecil di ruang-waktu yang disebut sebagai 'gelombang gravitasi'.
Temuan gelombang ini dapat membantu memajukan astronomi gelombang gravitasi di masa depan jug.
Grishin mengungkapkan kebahagiaannya atas hasil penelitian ini.
"Kini kami selangkah lebih dekat untuk menemukan di mana dan bagaimana lubang hitam menyatu menjadi inti galaksi. Masa depan astronomi gelombang gravitasi dan penelitian inti galaksi aktif sangat menjanjikan," ujarnya.
Meskipun penemuan ini sangat penting, masih banyak yang belum diketahui tentang fisika lubang hitam dan lingkungan di sekitarnya.
(nah/nah)