Mengapa Kita Jadi Lebih Sulit Bangkit dari Duduk Saat Sudah Tua?

ADVERTISEMENT

Mengapa Kita Jadi Lebih Sulit Bangkit dari Duduk Saat Sudah Tua?

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 27 Mei 2024 20:30 WIB
Encok orang tua
(Ilustrasi) Sulit Bangkit dari Duduk Saat Sudah Tua. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Detikers pernah merasa kesulitan berdiri setelah duduk? Manusia memang menjadi kurang fleksibel seiring bertambahnya usia.

Bahkan ada tes yang disebut "sit to stand" yang mengukur kemampuan berdiri dari kursi. Tes ini banyak digunakan untuk memeriksa fungsi fisik dan menyaring orang lanjut usia yang berisiko jatuh dan lemah.

Kenapa Kita Jadi Kurang Fleksibel Seiring Usia?

Ada banyak alasan mengapa berdiri semakin sulit seiring bertambahnya usia. Diperkirakan tendon di sekitar persendian kita menjadi lebih kencang dan tulang rawan di antara persendian kita memburuk. Terdapat juga kerusakan umum pada ligamen dan berkurangnya cairan di dalam sendi (cairan sinovial) bersamaan dengan pengencangan otot di sekitar sendi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari BBC Science Focus, massa otot kita juga berkurang seiring bertambahnya usia, terutama otot seperti paha depan (di sekitar bagian depan paha), yang diperlukan untuk membantu kita berdiri dari kursi.

Namun, kabar baiknya adalah perubahan ini dapat diperlambat. Aktivitas fisik secara teratur dianggap memperlambat penurunan fleksibilitas kita, bersama dengan manfaat lain yang dimilikinya bagi kepadatan tulang, kesehatan jantung, dan kesehatan mental kita.

ADVERTISEMENT

Tidak peduli seberapa aktif kita, massa, dan kekuatan otot kita menurun seiring bertambahnya usia. Faktanya, massa dan kekuatan otot mencapai puncaknya pada usia 30 hingga 35 tahun.

Setelah itu, perlahan tapi pasti akan menurun. Pada usia 65 tahun bagi perempuan dan 70 tahun bagi laki-laki. Laju penurunan ini meningkat, menurut National Institutes of Health, seperti dikutip dari CNN Health. Demikian pula, keseimbangan dan fleksibilitas setiap orang menurun seiring bertambahnya usia karena perubahan penglihatan, saraf sensorik, persendian, ligamen, dan banyak lagi.

"Sendi di tulang belakang, pinggul, lutut, dan bahu secara alami menjadi lebih rematik seiring bertambahnya usia, dan ligamen serta antarmuka antara tendon dan otot menjadi lebih kaku," kata Dr George Eldayrie, dokter kedokteran olahraga di Orlando Health Jewett Orthopaedic Institute di Winter Garden, Florida.

Dikarenakan penurunan fleksibilitas ini terdokumentasi dengan baik, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas untuk melakukan olahraga intensitas sedang setidaknya 150 menit seminggu. Selain itu, mereka harus melakukan latihan kekuatan dan keseimbangan setidaknya dua kali seminggu.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads