Perubahan Iklim Buat Sungai Arktik Berwarna Oranye Penuh Mineral Beracun

ADVERTISEMENT

Perubahan Iklim Buat Sungai Arktik Berwarna Oranye Penuh Mineral Beracun

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 24 Mei 2024 10:00 WIB
Sungai Alaska
Sungai di Alaska berubah warna menjadi oranye. Ini penyebabnya. Foto: Newsweek
Jakarta -

Sejak Agustus 2018, para pendaki yang melakukan perjalanan di Taman Nasional Lembah Kobuk di Alaska, Arktik mendapatkan pemandangan yang cukup berbeda. Terutama pada warna aliran sungai di taman nasional itu yang terhubung dengan Sungai Akillik, Alaska. Bila pada awalnya sungai itu jernih kini berwarna oranye seperti karat.

Fenomena ini nyatanya semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah studi baru yang diterbitkan pada jurnal Nature Communications Earth & Environment menjelaskan warna oranye ini mungkin disebabkan karena perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi di Arktik.

Berasal dari Tanah Beku yang Mencair

Mengutip Mental Floss, studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas California-Davis, National Park Service (NPS) Amerika Serikat, dan institusi lainnya. Mereka mengambil sampel air dari 75 sungai di wilayah utara Arktik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya ditemukan bila terjadi peningkatan konsentrasi besi, merkuri dan logam berat lainnya. Zat-zat ini berasal dari permafrost atau tanah beku.

Karena iklim Alaska yang sangat dingin, tanah tersebut tidak mencair dalam waktu ribuan tahun. Namun kini, suhu rata-rata global meningkat sebesar 3Β°C. Bila terus berlanjut, dampak yang bisa terjadi yakni hingga 85% lapisan atas permafrost di dunia bisa mencair pada akhir abad ini.

ADVERTISEMENT

Jadi Ancaman Nyata Hewan, Tumbuhan dan Manusia

Permafrost yang mencair bisa melepaskan sejumlah mineral beracun, sehingga dapat mengancam sejumlah besar hewan, tumbuhan dan manusia di wilayah aliran sungai. Ancaman itu kian menjadi nyata usai dilaporkan adanya penurunan yang cukup besar terkait keanekaragaman hayati di sungai Taman Nasional Lembah Kobuk.

Berbagai jenis ikan seperti dolly varden, chum salmon dan arctic grayling mengalami penurunan jumlah spesies karena sungai yang menjadi oranye dan dipenuhi logam berat.

Tidak hanya hewan, masyarakat Alaska mengkhawatirkan sumber air minum mereka. Karena banyak orang di perbatasan Alaska menggunakan air alam langsung dari sungai untuk kehidupan sehari-hari dibandingkan membeli dari supermarket.

Meskipun konsentrasi arsenik dan timbal di Sungai Akillik belum melebihi kriteria air tidak layak minum yang ditetapkan World Health Organization (WHO) atau Environmental Protection Agency (EPA), konsentrasi zat lainnya seperti kadmium, nikel dan mangan sudah melebihi kriteria.

Memang dalam beberapa kasus, kadar ini tidak berpengaruh apa-apa tetapi bisa mengubah rasa air. Bahkan di beberapa daerah pedesaan Alaska, kontaminasi di Sungai Wulik sudah sangat buruk.

Akibatnya masyarakat harus beralih ke air kemasan yang persediaannya tidak banyak dan harus diterbangkan dari wilayah selatan. Jika pemanasan global dan pencairan tanah beku serta lapisan es terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan bila komunitas lain akan mengalami hal serupa.




(det/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads