Waisak tahun ini jatuh pada hari ini Kamis (23/5). Dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia, apa saja tradisi Waisak?
Hari Raya Waisak diperingati tepat saat waktu terang Bulan atau Purnama Sidhi. Perayaan ini bertujuan untuk memperingati Trisuci Waisak yakni tiga peristiwa penting, kelahiran, pencerahan agung, dan kematian Buddha Gautama.
Lahir di Nepal pada tahun 567 SM, Buddha Gautama atau Pangeran Siddhartha Gautama adalah putra seorang pemimpin suku. Setelah dewasa, ia mendirikan komunitas pertapa pengembara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barulah setelah kematiannya komunitas tersebut berkembang menjadi agama setelah kematiannya pada usia 80 tahun. Menurut World Population Review, lebih dari 506 juta orang menganut agama Buddha dengan mayoritas berada di kawasan Asia.
Perayaan Waisak di Seluruh Dunia
Setiap negara memiliki tradisinya masing-masing yang melambangkan berbagai aspek kehidupan atau ajaran Buddha. Rumah bagi umat Buddha, China, merupakan salah satu negara dengan perayaan yang paling luas.
Sebagian besar perayaan Waisak di China berlangsung di sekitar kuil Buddha. Orang-orang menyalakan dupa dan meninggalkan persembahan.
Korea Selatan 'menyalakan' festival Lentera Teratai di Kuil Jogyesa di Seoul. Kuil-kuil dihiasi dengan ribuan lentera kertas berwarna-warni. Kuil juga biasa menawarkan bibimbap dan teh kepada mereka yang berkunjung pada hari libur.
Menurut CNN, Sri Lanka masyarakat menghiasi rumahnya dengan lampion kertas. Kuil Buddha Gangaramaya di Kolombo menyelenggarakan festival Hari Waisak yang penuh warna.
Di kuil Buddha, Tibet Hati Tercerahkan di Ipoh, para biksu meletakkan lukisan suci Buddha Tibet yang disebut "Thangka" di bawah sinar Matahari. Mereka percaya jika tradisi ini bisa menyerap kekuatan seperti meningkatkan perdamaian, kesehatan, dan keharmonisan sepanjang sisa tahun.
Nepal, tempat kelahiran Buddha, ribuan umat berduyun-duyun ke Lumbini, tempat kelahirannya. Mereka menyumbangkan perbekalan kepada masyarakat kurang mampu dan memberikan penghormatan kepada biara-biara.
Tradisi Waisak di Indonesia
Melansir dari laman resmi Kemdikbud, umat Buddha di Indonesia menggelar tradisi Waisak yang berpusat di Candi Mendut dan Candi Borobudur sejak 1929. Perayaan itu digagas oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda karena saat itu anggota mereka terdiri dari campuran Eropa serta Jawa Ningrat.
Candi Borobudur pernah tidak difungsikan sebagai pusat kegiatan keagamaan pasca dibangun pada abad ke-8 dan 9 Masehi. Setelah diizinkan, perayaan Waisak di Candi Borobudur bermaksud untuk menghidupkan kembali nilai spiritual terdahulu .
Perayaan Waisak di Indonesia umumnya diselenggarakan di kompleks Candi Borobudur. Meski begitu ada juga yang beribadah di berbagai wihara tempat mereka tinggal.
Ritual pokok waisak yang berlangsung di Candi Borobudur meliputi pengambilan air berkat di kawasan mata air Jumprit, menyalakan obor yang menggunakan sumber api abadi, melaksanakan ritual Pindapatta dengan memberi dana makanan kepada para biksu, dan Samadhi pada detik-detik puncak Bulan Purnama.
Tahun 2024 ini, 40 Bhikkhu Thudong menyelesaikan perjalanan dari Semarang menuju Magelang dengan berjalan kaki dan telah tiba di Candi Borobudur untuk mengikuti perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 sejak Senin (20/5/2024).
Selain kegiatan pokok, perayaan Waisak juga umumnya dimeriahkan pawai serta acara kesenian lainnya. Selamat Hari Raya Waisak 2568 BE!
(nir/nwk)