Memahami Teori Arus Balik Hindu-Buddha dan Sejarahnya

ADVERTISEMENT

Memahami Teori Arus Balik Hindu-Buddha dan Sejarahnya

ilham fikriansyah - detikEdu
Rabu, 24 Apr 2024 07:00 WIB
Era kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia berkembang karena hubungan dagang. Sejak saat itu, muncul Istana Para Dewa di nusantara. Penasaran?
Candi Prambanan. Foto: Getty Images
Jakarta -

Ajaran agama Hindu-Buddha diyakini sudah masuk ke Tanah Air sejak abad keempat Masehi. Sebelumnya, masyarakat menerapkan sistem pemerintahan desa dengan pimpinan kepala suku.

Setelah ajaran kedua agama tersebut masuk, mulai terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan. Salah satunya muncul berbagai kerajaan Hindu-Buddha yang besar dan kuat.

Masuknya ajaran Hindu-Buddha berlangsung bersamaan dengan aktivitas perdagangan dan pelayaran internasional yang terjadi di Nusantara. Sebab, kala itu penyebaran agama Hindu-Buddha tak bisa dilepaskan dari letak wilayah Indonesia yang strategis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X oleh Abdurakhman, wilayah Indonesia begitu strategis karena berada di tengah jalur pelayaran dua peradaban besar kala itu, yakni India dan China. Hal ini membuat lalu lintas perdagangan sangat ramai.

Maka dari itu, banyak kapal yang bersandar di Indonesia untuk mengisi ulang muatan dan menjual hasil dagangannya. Selain itu, cara ini juga dilakukan untuk menyebarkan ajaran agama Hindu-Buddha yang dibawa oleh para pedagang dari China maupun India.

ADVERTISEMENT

Nah, ada sejumlah teori dari para ahli yang menjelaskan proses masuk dan penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia. Salah satu teori yang cukup terkenal adalah teori arus balik.

Lantas, apa yang dimaksud dengan teori arus balik? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.

Pengertian Teori Arus Balik

Teori arus balik menyatakan bahwa masuknya ajaran Hindu-Buddha di Indonesia karena peranan dan partisipasi aktif dari penduduk Nusantara dalam menyebarkan kedua agama tersebut.

Jadi, bangsa Indonesia tak hanya menerima budaya dan pengetahuan dari orang asing, namun sebagian orang juga turut aktif mempelajarinya secara langsung di negeri asalnya, yaitu India.

Setelah memperoleh ilmu yang bermanfaat, mereka pulang ke Tanah Air dan mempraktikkan sekaligus menyebarkan agama Hindu-Buddha kepada masyarakat. Tak hanya pemahaman agama, namun juga menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha.

Dalam buku Sanatana Dharma Buku Penunjang Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti untuk SMP Kelas VIII oleh Made Urip Dharmaputra, pemahaman tentang teori arus balik dikemukakan oleh F.D.K Bosch.

Ia mengungkapkan, masyarakat Nusantara di zaman dahulu juga menjalin hubungan dengan China. Hal penting dari kerjasama tersebut adalah terjadinya hubungan pelayaran langsung antara Indonesia dan China.

Salah satu bukti adanya pelayaran antara Indonesia dan China berasal dari abad kelima Masehi. Salah satu buktinya tercatat dalam catatan perjalanan dua orang pendeta Buddha, yakni Fa-Hsien dan Gunawarman.

Kemudian, berita tentang hubungan perdagangan antara Indonesia dan China berasal dari seorang utusan dari Ho-lo-tan, yakni sebuah negeri di She-po (Jawa). Berkat hubungan antara China dan India membuat posisi Indonesia kala itu sangat menguntungkan.

Kelebihan dan Kelemahan Teori Arus Balik

Teori arus balik memiliki sejumlah kelebihan dan kelemahan. Mengutip buku RPP Sejarah Indonesia Kelas X, berikut kelebihan dan kelemahannya:

1. Kelebihan

Teori arus balik disebut memiliki kelebihan dari segi penyampaian ajaran agama Hindu-Buddha yang efektif. Sebab, saat itu masyarakat Tanah Air tak hanya belajar dari orang-orang asing yang datang ke Nusantara, tapi juga belajar langsung ke India

Setelah memperoleh ilmu dan budaya Hindu-Buddha dari negeri asalnya, mereka kemudian pulang ke Indonesia dan turut menyebarkan kepada masyarakat. Dengan begitu, teori arus balik diklaim efektif dalam menyebarkan ajaran kedua agama itu.

Selain itu, teori arus balik semakin kuat karena dibuktikan oleh keberadaan prasasti Nalanda. Prasasti itu menjelaskan tentang adanya pembangunan wihara untuk para pelajar dari Kerajaan Sriwijaya yang menimba ilmu di India.

2. Kelemahan

Meski begitu, teori arus balik disebut memiliki sejumlah kelemahan hingga kurang diyakini oleh sekelompok orang. Saat itu, masyarakat Indonesia dinilai tergolong kelompok yang sifatnya pasif.

Oleh sebab itu, teori arus balik yang mengatakan bahwa sebagian warga Nusantara belajar agama Hindu-Buddha secara langsung ke India dinilai kurang akurat.

Demikian penjelasan mengenai teori arus balik dalam penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan detikers.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads