Benarkah Jupiter Menjadi Alasan Bumi Memiliki Bulan?

ADVERTISEMENT

Benarkah Jupiter Menjadi Alasan Bumi Memiliki Bulan?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Senin, 13 Mei 2024 21:00 WIB
Bintang dan satelit merupakan bagian dari tata surya. Meski demikian, kedua benda langit itu memiliki arti yang berbeda. Simak perbedaan bintang dan satelit!
Foto: detikcom/NASA/W STENZEL/Ilustrasi planet-planet di ruang angkasa
Jakarta -

Peristiwa ketidakstabilan planet yang besar pernah terjadi sekitar 60-100 juta tahun setelah terbentuknya tata surya. Peristiwa ini juga bersamaan waktunya dengan adanya tabrakan yang kemudian membentuk Bulan milik Bumi. Apakah ada hubungannya?

Ketidakstabilan atau kekacauan planet yang terjadi, melibatkan raksasa gas termasuk Jupiter dan membuat mereka berkeliaran secara kacau di tata surya. Beberapa penelitian, kemudian menghubungkan sejenis meteorit dengan asteroid yang pernah didorong oleh planet-planet yang kacau tersebut.

Dengan beberapa temuan lanjutan, para ilmuwan kemudian percaya bahwa migrasi planet, terutama Jupiter, dapat menyebabkan pembentukan bulan Bumi. Hal itu bisa terjadi dengan mengganggu kestabilan orbit proto planet seukuran Mars yang disebut Theia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut peneliti, destabilisasi (pola yang menyebabkan tidak stabil) ini mungkin memicu tabrakan dengan Bumi yang mengirimkan puing-puing ke luar angkasa. Para ilmuwan yakin, puing-puing inilah yang mungkin membentuk Bulan.

Pemecahan Teka-teki Pembentukan Bulan Milik Bumi

Dikutip dari Live Science, para ilmuwan sejak awal telah mengetahui adanya peristiwa yang terjadi pada awal sejarah tata surya. Namun, mereka mengaku masih harus memecahkan sejumlah teka-teki mengenai peristiwa tersebut.

ADVERTISEMENT

Seperti halnya para ilmuwan yang menyadari bahwa benda-benda di tata surya saat ini, termasuk Bumi, terbentuk mengelilingi Matahari dari piringan gas dan debu.

Beberapa objek seperti asteroid dan komet tampaknya juga terdiri atas material yang tidak terdapat dalam piringan protoplanet yang sama.

Menurut peneliti, material-material tersebut tidak ditemukan pada lokasi di mana objek tersebut berada. Namun, akan lebih masuk akal jika benda-benda tersebut terbentuk lebih dekat dengan Matahari sebelum mereka berpencar ke lokasi yang lebih jauh.

Jadi jika Jupiter dan planet raksasa lainnya mengalami migrasi dari lokasi tempat mereka terbentuk, kemungkinan asteroid dan komet juga melakukan hal serupa.

Ketidakstabilan Akibat Migrasi Planet

Pada tata surya muda, empat planet gas raksasa, yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, terletak berdekatan. Seiring waktu, interaksi gravitasi dengan planetesimal di luar Neptunus menyebabkan tiga planet raksasa lainnya bermigrasi ke luar.

Sementara itu, Jupiter bermigrasi ke dalam. Menurut para ilmuwan, hal ini cukup mengganggu kestabilan benda-benda di tata surya bagian dalam.

"Gagasan tentang ketidakstabilan orbital ini kini sudah diketahui dengan baik di komunitas planet, namun waktu terjadinya ketidakstabilan ini masih menjadi bahan perdebatan," ucap ilmuwan planet Chrysa Avdellidou dari Universitas Leicester, menjelaskan penelitiannya yang terbit di jurnal Science.

Para ilmuwan menyebut teori di balik ketidakstabilan orbital ini sebagai 'Nice Model' yang diambil dari nama kota Perancis yang menampung Observatorium CΓ΄te d'Azur, tempat para ilmuwan pertama kali mengembangkan gagasan tersebut.

Kapan Waktu Terjadinya Ketidakstabilan Planet-planet?

Meski begitu, waktu terjadinya ketidakstabilan planet-planet masih menjadi perdebatan. Awalnya, para ilmuwan mengira ketidakstabilan ini terjadi antara 500 dan 800 juta tahun setelah kelahiran tata surya.

Namun, periode tersebut bertepatan dengan peristiwa Pengeboman Besar Akhir (Late Heavy Bombardment). Peristiwa ini adalah ketika planet-planet bagian dalam akan dipenuhi dengan komet-komet yang keluar dari orbitnya akibat migrasi raksasa gas.

Meski demikian, ditemukan sejumlah bukti yang melawan konsep pengeboman ini. Para ilmuwan berpendapat bahwa ketidakstabilan terjadi tidak lebih dari 100 juta tahun setelah terbentuknya tata surya.

"Tampaknya, orang-orang setuju dengan ketidakstabilan seperti Nice Model mungkin terjadi kurang dari 100 juta tahun setelah terbentuknya tata surya. Namun, beberapa kubu berbeda mulai bermunculan," kata Kevin Walsh dari South-west Research Institute di Boulder, Colorado.

Salah satu kubu berargumen, bahwa ketidakstabilan terjadi sangat cepat dalam waktu empat juta tahun setelah kelahiran tata surya. Kubu lain bersuara bahwa peristiwa itu terjadi sekitar 60 juta tahun lalu.

"Avdellidou secara khusus menemukan bahwa Nice Model adalah yang terbaik dan mungkin satu-satunya waktu untuk mengirim asteroid ke wilayah keluarga asteroid Athor yang spesifik ini," imbuhnya.

Meski pada akhirnya, tidak ada cara untuk membuktikan ketidakstabilan ini, peran Jupiter dalam pembentukan Bulan tetap menjadi petunjuk bagi penelitian yang mendalam ke depan.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads