Apa yang Dimaksud IKN? Ini Urgensi, Visi, dan Dampak Ekonominya

ADVERTISEMENT

Apa yang Dimaksud IKN? Ini Urgensi, Visi, dan Dampak Ekonominya

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Minggu, 05 Mei 2024 14:00 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendampingi Anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Haerul Saleh meninjau progres pembangunan infrastruktur dasar Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Rabu (21/2/2024). Adapun kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka audit pembangunan.
Pembangunan infrastruktur dasar IKN. Foto: Dok Kementerian PUPR
Jakarta -

Dilansir dari Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, Ibu Kota Negara (IKN) adalah satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus setingkat provinsi yang wilayahnya menjadi tempat kedudukan Ibu Kota Negara sebagaimana ditetapkan dan diatur dengan Undang-Undang ini.

Luas IKN dirancang seluas 324.332 Ha meliputi kawasan darat dan perairan laut. Cakupan wilayah IKN ini terdiri atas 54 wilayah administratif setingkat desa atau kelurahan.

Pembangunan IKN telah dimulai pada tahun 2022. Dalam rencana lini masa yang dirinci pada Perpres 63/2022, di tahun 2025-2029 akan dilakukan pembangunan sebagai area inti yang tangguh. Di tahun 2030-2034 melanjutkan pembangunan Ibu Kota Nusantara dengan lebih progresif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian di tahun 2035-2039 membangun seluruh infrastruktur dan ekosistem tiga kota. Tahapan diakhiri pada tahun 2040-2045 dengan mengokohkan reputasi sebagai 'Kota Dunia untuk Semua'.

Urgensi Pemindahan IKN

Pindahnya IKN didasarkan pada urgensi sejumlah urgensi. Dikutip dari Buku Saku Pemindahan Ibu Kota Negara, urgensi-urgensi tersebut adalah sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

1. Konsentrasi Penduduk yang Terlalu Tinggi

Sebesar 57% penduduk di Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Persebaran penduduk yang kurang merata ini menimbulkan kepadatan berlebih di Pulau Jawa.

2. Kontribusi Ekonomi Pulau Jawa

Pulau Jawa berkontribusi terhadap ekonomi sebesar 59% terhadap PDB (produk domestik bruto) nasional.

3. Krisis Ketersediaan Air

Di Pulau Jawa, terutama DKI Jakarta dan Jawa Timur terjadi krisis ketersediaan air. Daerah yang terdampak paling buruk adalah Jabodetabek dan Jawa Timur.

4. Konversi Lahan Terbesar

Pulau Jawa yang menjadi letak Ibu Kota Indonesia mengalami konversi lahan terbesar di antara gugus pulau lainnya. Tren tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga beberapa tahun kedepan.

5. Tingginya Pertumbuhan Urbanisasi

Pertumbuhan urbanisasi di Jabodetabek dan Jakarta menimbulkan kemacetan yang tinggi dan kualitas udara yang tidak sehat. Bahkan, Jakarta menjadi kota terpadat ke-9 dunia pada tahun 2017 menurut WEF.

6. Penurunan Daya Dukung di Jakarta

Sebesar 57% kualitas air waduk dan 61% air sungai di Jakarta tercemar berat. Muka air tanah (TMA) hanya setinggi 7,5 sampai 10 cm/tahun. Angka tersebut turun dari sebelumnya.

7. Ancaman Bahaya Alam di Jakarta

Jakarta diancam bahaya seperti banjir, gempa bumi, dan tanah turun. Sekitar 50% wilayah Jakarta memiliki tingkat keamanan banjir kurang dari 10 tahunan dari minimum tahunan sebesar 50.

Adanya aktivitas yang mengancam dari gunung api dan potensi gempa bumi-tsunami seperti Gunung Krakatau dan Gunung Gede. Selama kurun waktu 2007-2017 tanah turun mencapai 35-50 cm.

Visi Pemindahan IKN

Dalam upaya menjadi ibu kota negara yang ideal, Indonesia memiliki visi tercermin pada pilar pembangunan Indonesia 2045, yaitu sebagai berikut:

  • Kota berkelanjutan di dunia yang aman dan terjangkau, selaras dengan alam, net zero emission, sirkular dan tangguh, serta terhubung, aktif, dan mudah diakses.
  • Penggerak ekonomi Indonesia di masa depan yang tangguh, nyaman dan efisien melalui teknologi dan inovasi.
  • Sebagai simbol identitas nasional yang merepresentasikan keberagaman bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dampak Ekonomi Pemindahan IKN

Tak hanya mengharapkan teratasinya masalah yang menjadi urgensi Indonesia dan mencapai visi Indonesia emas 2045, pemindahan IKN ini juga mengharapkan adanya dampak positif di sektor ekonomi. Berikut ini dampak terhadap perekonomian pada jangka pendek atau masa konstruksi:

  • Mendorong ekonomi melalui investasi infrastruktur
  • Mendorong perdagangan antarwilayah di Indonesia
  • Mendorong output sektor lain
  • Mendorong penciptaan kesempatan kerja
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, dampak pada jangka menengah dan panjang adalah berikut:

  • Mendorong diversifikasi ekonomi di Kalimantan
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
  • Meningkatkan perdagangan antarwilayah
  • Memeratakan pendapatan masyarakat
  • Meningkatkan sektor nontradisional.



(nah/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads