Perubahan iklim menjadi perhatian serius dunia karena dampaknya yang nyata pada lingkungan Bumi. Termasuk memengaruhi ekosistem di Antartika yakni hilangnya makhluk hidup seperti bakteri.
Selama ini, dampak bakteri jarang disorot. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa spesies bakteri langka di Antartika bisa musnah karena perubahan iklim.
Dikutip dari Cosmos Magazine, sebuah penelitian telah mengungkapkan adanya penurunan bakteri selama 14 tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2019 di Antartika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bakteri tersebut berjenis kemotrof yaitu bakteri yang menggunakan gas-gas yang ada di atmosfer seperti hidrogen, metana, dan karbon monoksida sebagai sumber energi.
Kondisi Gurun Antartika yang Tak Layak bagi Kehidupan Bakteri
Penelitian menunjukkan bahwa akibat perubahan lingkungan, gurun Antartika semakin tidak gersang dan kelembapan tanah meningkat.
Hal tersebut membuat lingkungan sudah tidak cocok pada bakteri kemotrofik. Sebaliknya, bakteri fototrofik yaitu bakteri yang memerlukan cahaya tampak untuk fotosintesis, justru cocok dalam lingkungan seperti itu.
"Bakteri-bakteri kemotrofik. Mereka adalah bakteri yang hidup dengan gas-gas kecil di atmosfer, tapi di Antartika mereka adalah mikroba yang dominan," kata Belinda Ferrari, seorang profesor di School of Biotech & Biomolecular Science di University of New South Wales, juga penulis senior makalah baru di Conservation Biology.
Ferrari dan rekannya mengamati data dari sampel tanah yang dikumpulkan pada tahun 2005 di Kepulauan Windmill di Antartika bagian timur.
Studi tersebut, menggunakan teknik 'permodelan hutan gradien'. Teknik ini biasanya digunakan untuk memproyeksikan kelangsungan hidup spesies hewan dan tumbuhan di masa depan melalui perubahan parameter lingkungan.
Mereka menganalisis 17.000 spesies dan mengamati lebih dari 70 parameter lingkungan yang berbeda.
"Ada berbagai hal yang kami ukur di dalam tanah, seperti berapa banyak karbon, pH, kelembaban, hal-hal seperti itu, dan menggunakannya untuk memprediksi di mana Anda mungkin mendapatkan titik kritis yang akan mengarah pada perubahan struktur komunitas," kata Ferrari.
Diketahui, pada pengujian proyeksi di sampel kedua yang dikumpulkan 14 tahun kemudian pada 2019, menunjukkan bawah kemotrofik mengalami penurunan.
"Kami memperkirakan sekitar 10 hingga 12% kelembaban di tanah, kami akan mendapatkan pergeseran dari kemotrof ke fototrof. Dan itulah yang kami temukan," imbuhnya.
Apa Dampak Hilangnya Bakteri Kemotrofik di Antartika?
Perubahan iklim menyebabkan lingkungan di Antartika tidak cocok untuk bakteri kemotrofik. Padahal jika bakteri ini hilang sepenuhnya, justru akan memengaruhi konsentrasi gas rumah kaca bahkan mempercepat pemanasan iklim.
Hal tersebut terjadi karena tidak adanya bakteri kemotrofik yang menyerap karbon dengan menghilangkan hidrogen, karbon monoksida, dan karbon dioksida dari atmosfer.
Untuk itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mengenai ambang batas bakteri dan membantu untuk upaya konservasi.
"Sangat penting untuk melakukan pemantauan jangka panjang terhadap situs-situs ini untuk melindungi ekosistem gurun Antartika," tutur Ferrari.
(faz/faz)