Siapa Menteri Pendidikan Pertama Indonesia?

ADVERTISEMENT

Siapa Menteri Pendidikan Pertama Indonesia?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 02 Mei 2024 11:00 WIB
(Tangkapan layar Youtube Kemdikbud)
Foto: (Tangkapan layar Youtube Kemdikbud)/Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik IndonesiaMenteri Pendidikan, Nadiem Makarim
Jakarta -

Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan ini telah dimulai sejak tahun 1959, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 tahun 1959.

Dalam sejarahnya, Menteri Pendidikan telah menempatkan 44 tokoh, dari era pemerintahan Presiden Soekarno hingga sekarang. Saat ini, Menteri Pendidikannya adalah Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A., yang menjabat sejak tahun 2019.

Lantas siapa Menteri Pendidikan pertama Indonesia?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menteri Pendidikan Pertama Indonesia: Ki Hadjar Dewantara

Dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara merupakan Menteri Pendidikan Pertama Indonesia yang menjabat pada era Pemerintahan Soekarno. Kala itu, Menteri Pendidikan dalam 'Presidentil Kabinet' disebut sebagai Menteri Pengajaran.

Tokoh Pendidikan dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di Pura Paku Alam, Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Tanggal inilah yang kemudian dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

ADVERTISEMENT

Semasa pemerintahan kolonial Belanda, Ki Hadjar dikenal sangat vokal di bidang pendidikan, khususnya terkait akses pendidikan untuk kaum pribumi. Ia bersama dua rekannya, yakni Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo, yang kemudian dikenal sebagai 'Tiga Serangkai' diasingkan ke Belanda karena kritiknya terhadap pemerintahan kolonial kala itu.

Sepulang dari Negeri Kincir Angin, Ki Hadjar kemudian mendirikan lembaga pendidikan bernama Taman SIswa pada 3 Juli 1922. Tak lama, lahirlah gagasan penting yang di kemudian hari dikenal sebagai pedoman dan ideologi pendidikan bangsa Indonesia, yakni:

1. Ing ngarsa sung tuladha: di depan memberi contoh/teladan/panutan

2. Ing madya mangun karsa: di tengah membangun gagasan/cita-cita

3. Tut wuri handayani: dari belakang memberikan dorongan dan ikut mendukung

Pendidikan dan Karier Ki Hadjar Dewantara

Dalam buku "Ki Hajar Dewantara: Pemikiran dan Perjuangannya" oleh Museum Kebangkitan Nasional Kemdikbud, yang dikutip dari detikSulsel, Ki Hadjar Dewantara menjadi salah satu pribumi yang mengenyam pendidikan di sekolah Belanda.

Pendidikan dasarnya ia habiskan di ELS (Europeesche Lagere School). Setelah sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan ke STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen) atau biasa disebut Sekolah Dokter Jawa.

Namun, ia tidak tamat sekolah dokter ini karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan. Tak menyerah, Ki Hadjar pun mengawali karier di bidang lain.

Karier pertamanya adalah sebagai jurnalis. Ia menulis di banyak surat kabar dan majalah pada waktu itu seperti Sediotoomo, Midden Jawa, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer dan Poesara.

Sebagai jurnalis ini, tulisan-tulisannya banyak melontarkan kritikan-kritikan seputar sosial, politik, dan pendidikan kaum bumiputra kepada penjajah.

Tulisannya juga yang membuatnya diasingkan ke Belanda bersama 'Tiga Serangkai'. Kemudian, sepulangnya ke Tanah Air, profesi jurnalistik ditinggalkan.

Ki Hadjar memilih untuk fokus di bidang pendidikan dengan mendirikan Pergerakan Pendidikan Taman Siswa (Nationaal Onderwijs Taman Siswa).

Setelah Indonesia merdeka, ia diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1950. Atas jasa-jasanya, Ki Hadjar mendapatkan banyak penghargaan seperti gelar doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada (1959) dan diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada tahun 1959.

Ki Hadjar Dewantara wafat pada 26 April 1959 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Barata, Yogyakarta.

10 Menteri Pendidikan Terakhir di Setiap Periode Pemerintahan

1. Prof Dr Ir Wiranto Arismunandar - Kabinet Pembangunan VII (Maret-Mei 1998)

2. Prof Dr Juwono Soedarsono - Kabinet Reformasi Pembangunan (Mei 1998-Oktober 1999)

3. Dr Yahya A. Muhaimin - Kabinet Persatuan Nasional (Oktober 1999-Juli 2001)

4. Prof Drs A. Malik Fadjar, MSc - Kabinet Gotong Royong (Agustus 2001-Oktober 2004)

5. Prof Dr Bambang Sudibyo, MBA - Kabinet Indonesia Bersatu I (Oktober 2004-OKtober 2009)

6. Prof Mohammad Nuh, DEA - Kabinet Indonesia Bersatu II (Oktober 2009-Oktober 2011)

7. Prof Mohammad Nuh, DEA - Kabinet Indonesia Bersatu II Reshuffle (Oktober 2011-Oktober 2014)

8. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D - Kabinet Kerja (Oktober 2014-Juli 2016)

9. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP - Kabinet Kerja Reshuffle (Juli 2016-Oktober 2019)

10. Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. - Kabinet Indonesia Maju (Oktober 2019-Sekarang).




(faz/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads