Hidup bahagia adalah hal yang diimpikan semua orang. Tak heran, banyak orang mengusahakan kebahagiaan tersebut lewat berbagai cara. Salah satunya dengan pura-pura tersenyum.
Banyak orang berpikir bahwa pura-pura tersenyum dapat membuat dirinya menjadi lebih bahagia. Apakah cara tersebut cukup efektif?
Menurut sebuah penelitian, pura-pura tersenyum bisa memperkuat kebahagiaan seseorang bahkan menciptakannya. Riset ini dilakukan oleh Nicholas Coles, ilmuwan peneliti di Universitas Stanford.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tampaknya senyuman tidak hanya dapat meningkatkan perasaan bahagia Anda terhadap anak-anak anjing, tetapi juga dapat membuat Anda merasa bahagia dalam konteks netral di mana Anda tidak memiliki alasan sebenarnya untuk merasa bahagia," katanya, dikutip dari Live Science.
Namun, hasil penelitiannya belum cukup kuat karena didasarkan pada penelitian lama. "Ada analogi dalam meta-analisis yang disebut crap in, crap out. Dan sayangnya, Anda tidak tahu apakah bukti sebelumnya jelek atau tidak," katanya.
Bahagia Bisa Tercipta karena Umpan Balik Wajah
Kemudian, Coles mengumpulkan tim peneliti internasional untuk lebih jauh meneliti hal ini. Ia merancang sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Human Behavior pada tahun 2022 yang mengamati lebih dari 3.800 partisipan dari 19 negara.
Para peneliti meminta partisipan berpose tersenyum dengan tiga cara yang berbeda. Pertama, dengan melihat foto orang yang sedang tersenyum dan meniru ekspresi mereka.
Kedua, mengikuti instruksi otot demi otot tentang cara tersenyum. Ketiga, dengan memegang pena di mulut mereka.
Dari kedua pose pertama, kebahagiaan partisipan meningkat. Sementara dengan metode pulpen ditaruh di mulut, hal tersebut tak menunjukkan hasil yang jelas.
Lewat studi tersebut, para peneliti memperkirakan adanya umpan balik wajah. Tak cuma pada tersenyum, ekspresi cemberut pun bisa membuat seseorang lebih marah.
"Namun bagaimana tepatnya hal ini terjadi di otak masih belum jelas. Beberapa ahli berpendapat bahwa menampilkan ekspresi seperti senyuman memicu jalur saraf tertentu yang berhubungan dengan kebahagiaan yang "menciptakan respons tubuh secara menyeluruh," kata Coles
Hasil penelitian ini kemudian menjadi kontroversial. Ada pula yang berpendapat bahwa otak hanya menafsirkan senyuman sebagai petunjuk bahwa seseorang bahagia.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Personality and Social Psychology (2022), menyebut bahwa umpan balik wajah mempengaruhi cara seseorang dalam memproses informasi emosional lainnya atau membuat orang memikirkan kenangan yang terkait dengan ekspresi dan emosi tertentu.
Peneliti pun belum sepenuhnya yakin untuk menerapkan metode yang dilakukan saat riset ke dalam dunia nyata. Jika dilakukan terhadap semua orang, maka masih ada banyak kemungkinan bahwa seseorang yang memaksa tersenyum sama sekali tak membuat mereka jauh lebih bahagia.
"Saya rasa tidak ada salahnya untuk tersenyum beberapa kali sepanjang hari untuk melihat apakah itu mempengaruhi suasana hati Anda," kata Coles.
(cyu/faz)