Pada kemajuan teknologi ini, manusia tidak pernah luput dari gawai seperti ponsel pintar, tablet, dan laptop. Penggunaannya bermacam-macam, termasuk untuk membaca.
Namun tahukah detikers bahwa penggunaan gawai untuk membaca rupanya menjadikan orang tak mendapat pemahaman seefektif ketimbang kita membaca menggunakan kertas? Mengapa demikian?
Para peneliti dari Macquarie University di Australia meninjau studi yang relevan tentang hasil membaca dari konten digital dan kertas. Begini studi dan hasilnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Membaca di Gawai Tidak lebih Efektif ketimbang Membaca di Kertas
Membaca secara digital sering kali menghasilkan pemahaman yang lebih dangkal dan ingatan yang lebih buruk terhadap detail dibandingkan dengan membaca teks cetak. Peneliti menyebutnya dengan efek inferioritas layar.
Efek tersebut akan bertambah buruk apabila berada di bawah tekanan waktu, menurut peneliti.
Faktor Kecerahan Layar
Meskipun demikian, terdapat teknologi seperti perangkat e-reader yang memang dikhususkan untuk orang-orang yang akan membaca. E-reader akan menampilan teks dan gambar menggunakan teknologi tinta elektronik.
Perangkat tersebut meniru tampilan kertas dengan memantulkan cahaya dan bukan memancarkannya. 0erangkat ini dapat menjalankan file dengan berbagai format seperti PDF, EPUB, atau bahkan Word.
Menurut Psikolog Dr Lili Yu dari Macquarie University, pemahaman orang ketika membaca di perangkat e-reader tidak terpengaruh, beda dengan membaca di ponsel atau laptop.
"Pemahaman akan menurun ketika kita menggunakan layar untuk membaca teks yang padat informasi, seperti buku pelajaran," tuturnya, dilansir dari ZME Science.
Faktor Waktu
Ia juga mengatakan bahwa waktu juga menjadi faktor. Pembaca yang berada di bawah tekanan membuat seseorang membaca dengan cepat, maka pemahaman pembaca tersebut akan menurun dibandingkan di kertas.
Bagi pembaca yang kurang terampil dalam mencari informasi konten digital, membaca di gawai menurut peneliti dapat meningkatkan kerentanan membaca terhadap informasi yang salah.
Faktor Distraksi & Konsentrasi
Layar juga mempunyai fitur notifikasi seperti pop-up dan video sehingga mengganggu konsentrasi dari orang yang sedang membaca.
Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa sadar atau tidak, banyak orang yang mendekati komputer dan tablet dengan kondisi pikiran yang kurang kondusif untuk belajar. Akibat dari teknologi yang berkembang, kemampuan untuk berkonsentrasi terhadap teks panjang seperti buku telah berkurang.
Faktor Lain
Selain itu, terdapat faktor-faktor yang menyebabkan membaca di gawai tidak efektif seperti kecerahan layar dan kelelahan mata. Hubungan perangkat dengan waktu luang dan multitasking juga berpengaruh.
Dampaknya, kemampuan untuk fokus pada konten digital berkurang. Ini dapat menurunkan pemahaman terhadap apa yang seseorang baca dari konten digital tersebut.
Solusi: Coba Cara Baca Adaptif
Banyaknya fitur yang menarik pada gawai memberikan dopamin pada orang. Alih-alih membaca, muncul dorongan mencari hiburan seperti menonton film atau main media sosial.
Untuk mengurangi efek Inferioritas layar, para peneliti menyimpulkan bahwa pembaca dapat mengembangkan strategi membaca adaptif. Hal ini membutuhkan waktu, tetapi sepadan dengan usaha.
"Fokus adalah keterampilan yang harus Anda bangun kembali secara bertahap, jadi jangan berharap untuk mendapatkannya kembali dengan segera," kata Profesor Reichle.
Membaca adaptif adalah sikap menyadari adanya modernisasi dan menyesuaikan diri terhadap keadaan. Hal tersebut membuat kita kembali untuk fokus membaca.
Salah satu caranya yakni bedakan kecepatan membaca bagian-bagian konten bacaan yang sulit dan yang mudah. Perlambat jika konten bacaan lebih sulit dimengerti atau lebih kompleks.
Bedakan juga kecepatan membaca berdasarkan tujuan. Jika perlu memahami bacaan yang lebih penting, perlambat proses membaca. Semoga bermanfaat, detikers.
(twu/twu)