Puisi Baru: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis-jenis beserta Contohnya

ADVERTISEMENT

Puisi Baru: Pengertian, Ciri-ciri, Jenis-jenis beserta Contohnya

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Rabu, 24 Apr 2024 06:30 WIB
Ilustrasi puisi cinta
Ilustrasi puisi baru Foto: Getty Images/iStockphoto/ultramarinfoto
Jakarta -

Puisi adalah karya sastra yang dapat dinikmati karena terdapat irama, diksi, dan makna puisi tersebut. Dalam puisi terdapat puisi lama dan puisi baru.

Puisi baru adalah jenis puisi yang memiliki bentuk lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, dan rima.

Terdapat ciri-ciri dari puisi baru serta jenis-jenisnya berdasarkan isi dari puisi. Berikut penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Puisi Baru

Menurut KBBI, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, serta penyusunan larik dan bait.

Definisi puisi juga bisa diartikan sebuah sajak atau gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang melalui bunyi, irama, dan makna khusus dari puisi.

ADVERTISEMENT

Puisi baru adalah jenis puisi yang memiliki bentuk lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Puisi ini dipengaruhi oleh gaya Eropa berkebalikan dengan puisi lama, tidak terikat oleh bentuk-bentuk formal, korespondensi. Oleh karena itu, puisi baru disebut puisi bebas.

Meskipun demikian, bukan berarti puisi baru tidak mementingkan rima, dan diksi. Terdapat beberapa jenis puisi baru.

Puisi baru berdasarkan bentuknya dibagi menjadi depan yaitu puisi distikon, terzina, kautrin, kuin, sektet, septima, stanza, dan soneta.

Puisi distikon yaitu sajak tiga seuntai, tiap bait terdiri atas tiga baris. Puisi terzina yaitu sajak tiga seuntai, tiap bait terdiri dari tiga baris. Puisi kuatrin yakni sajak empat seuntai, tiap bait terdiri atas empat baris.

Puisi kuin adalah puisi dengan lima seuntai, tiap bait terdiri atas lima baris. Puisi sextet adalah sajak enam seuntai, tiap bait terdiri atas enam baris. Puisi septima yaitu sajak tujuh seuntai, tiap bait terdiri atas delapan baris.

Puisi stanza adalah sajak delapan seuntai, tiap bait terdiri atas delapan baris, dan puisi sonata yaitu sajak empat belas seuntai yang terdiri atas empat belas baris.

Ciri-ciri Puisi Baru

Puisi baru memiliki beberapa ciri-ciri yaitu:

  • Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris
  • Persajakan akhirnya teratur
  • Pola sajak pantun dan syair banyak digunakan meskipun ada pola yang lain
  • Sebagian besar puisi empat seuntai
  • Tiap-tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra
  • Tiap gatra terdiri atas dua kata, atau sekitar 4 sampai 5 suku kata

Jenis-jenis Puisi Baru Beserta Contohnya

Dikutip dari buku Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia, terdapat 7 jenis puisi baru yaitu sebagai berikut:

1. Balada

Balada adalah jenis puisi baru yang berbentuk cerita atau kisah tertentu, menggambarkan perilaku seseorang lewat dialog maupun monolog. Berikut contohnya:

Aku

(Karya: Sam Haidy)

Aku adalah dongeng sebelum tidur

yang setia mendaur diri

meski selalu terpenggal

oleh gilotin matamu.

Aku adalah kisah tak tuntas

yang berulang kali kau tebas

hanya untuk kembali

bertunas dan bertunas lagi.

Romance

Romance adalah jenis puisi baru yang berisikan cerita tentang kisah, baik cinta kasih kepada seseorang, bangsa, negara, kedamaian, dan sebagainya. Contohnya :

Anakku

(Karya: J.E. Tatengkeng)

Ya, kekasihku....

Engkau datang mengintai hidupku

Engkau datang menunjukkan muka

Tetapi sekejap matamu kau tutup

Meliah terang anda tak suka

Mulut kecil tiada kau buku

Tangis teriak tak diperdengarkan

Alamat hidup wartawan suka

Kau dimana anakku, kami kau tinggalkan

Sedikitpun matamu tak mengerling

Memandang ibumi sakit berguling

Air matamu tak bercucuran

Kau diam, diam kekasihku

Tak kau katakan barang pesanan

Akan penghibur duka di dadaku

Kekasihku, anakku, mengapa diam?

2. Satire

Satire adalah sajak atau puisi yang isinya mengecam, mengejek, dengan kasar (sarkasme) dan tajam (sinis) suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Contohnya:

MARHAEN

(Karya Sanusi Pane)

Kami berjalan berabad-abad

Dalam jurang yang gelap gulita

Tidak berharap tidak berhajat

Tidak berpikir, tidak bercinta

Dewata lupa kepada kami

Kaum Marhaen anak sengsara

Kami bekerja setengah mati

Orang bersenang tertawa-tawa

Kalau engkau sungguh ada

O, Dewata, mengapa kiranya

Kami diikat dalam penjara?

Biarpun kami tak berdosa?

3. Epigram

Epigram adalah puisi atau sajak yang mengandung bisikan hidup yang baik dan benar, mengandung nasihat-nasihat dan pendidikan agama. Contohnya :

Lagu Kematian

Mati bagiku hanyalah istilah sementara esensinya sama saja karena hidup dan mati tiada beda yang beda mampu tidak kita memaknai hidup dalam mati dan mati dalam hidup

Sebab manusia terlalu sibuk memperhatikan simbol ketuhanan tanpa merengkuh sejatinya makna tuhan.

Ode

Ode adalah puisi larik berisikan sanjungan kepada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema sirius. Umumnya ditujukan untuk orang tau, pahlawan dan orang-orang besar. Contohnya:

Guruku

Guruku..

Engkau pahlawanku

Pahlawan tanpa tanda jasa

Engkau menemaniku

Saatku di sekolah

Saatku belum mengenalmu

Engkau mengajariku

Mulai dari taman kanak-kanak

Hingga ku sampai kuliah guruku...

Takkan kulupakan semua jasamu

Yang telah bersusah payah mengajariku

Hingga aku bisa

Terima kasih guruku

Himne

Himne adalah sejenis nyanyian pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, Dewa, atau sesuatu yang dianggap penting dan sakral. Contohnya:

Ya tuhan kami

Kami telah terpuruk dalam lautan dosa

Detik menit jam kami terendam dalam dosa

Pikiran yang mendua

Hati yang beku

Ampunilah kami

Ya tuhan kami

Ya tuhan telah kotor setiap inci daging ini

Telah hina diri ini

Menyalahgunakan karunia-Mu

Mengkufuri nikmat-Mu

Semoga Kau tuntun kami kembali

Ke jalan kebenaran-mu

Ke jalan lurusMu

Sebelum kau panggil kami kembali

Ke alam kekal-Mu

Amin




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads