Terbang Berkelompok dalam Jarak Dekat Tapi Tak Tabrakan, Burung Ini Punya Radar?

ADVERTISEMENT

Terbang Berkelompok dalam Jarak Dekat Tapi Tak Tabrakan, Burung Ini Punya Radar?

Nur Wasilatus Sholeha - detikEdu
Senin, 22 Apr 2024 17:00 WIB
A flock of starlings fills the dusk sky over Rome, Italy January 29, 2018. REUTERS/Tony Gentile
Kawanan burung jalak di langit kota Roma beberapa waktu lalu Foto: REUTERS/Tony Gentile
Jakarta -

Terbang dalam kawanan merupakan kebiasaan yang dilakukan sejumlah spesies burung termasuk jalak.

Fenomena burung-burung membentuk kawanan kemudian terbang bersama alasan pastinya memang masih jadi perdebatan para pakar. Ada yang menyebut hal itu demi alasan perlindungan diri.

Individu yang menyendiri mudah ditangkap oleh predator,tapi saat bersama-sama, banyak mata yang waspada terhadap bahaya. Selain itu, terbang secara berkelompok disebutkan dapat meningkatkan efisiensi aerodinamis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hebatnya burung yang bergerak dengan cepat dan jarak dekat dalam kelompok besar tersebut dapat membentuk dan mengubah arah dengan formasi apa saja tanpa menabrak satu sama lain.

Kawanan ini berkumpul biasanya di malam hari dan melakukan pertunjukan aerobatik yang menakjubkan sebelum mendarat di tempat bertengger favorit mereka.

ADVERTISEMENT


Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Penelitian-penelitian sebelumnya gagal menemukan bukti adanya pemimpin tunggal yang dominan sebagai pengendali utama burung-burung tersebut karena kepemimpinan sering berganti.

Dikutip dari Discover Wildlife, masing-masing burung harus mengikuti tiga aturan dasar yaitu bergerak ke arah yang sama dengan burung di sebelah, tetap berdekatan, dan hindari tabrakan.

Hal ini bergantung pada sistem sensorik yang mendeteksi posisi dan gerakan secara akurat, dan pada respons cepat yang mengoordinasikan perubahan arah.

Para fisikawan menciptakan gambar tiga dimensi kawanan burung jalak di Roma, Italia sehingga mereka dapat melacak burung dan respon dari burung terdekatnya.

Diketahui kemudian bahwa burung memonitor posisinya dengan berinteraksi dengan sampel burung lain di sebelahnya pada jarak yang berbeda-beda.

Jika salah satu burung mengubah arah, maka burung lainnya juga mengikuti. Jadi, perubahan arah disebarkan melalui kawanan burung di antara individu-individu yang memiliki titik acuan yang serupa.

Kawanan burung jalak dengan jumlah ribuan individu dapat melebar dan mengerut, memanjang, menyusut, atau membentuk formasi-formasi lainnya.

Untuk itu dibutuhkan respons burung untuk perubahan arah dengan cepat. Reaksi burung telah diukur sekitar 38 milidetik dan bisa saja terjadi dalam waktu 15 milidetik.

Burung yang memulai gerakan skala besar mengubah arah dalam waktu sekitar 67 milidetik. Hal ini menciptakan gelombang perubahan arah yang terlihat seperti gerakan yang merambat oleh individu lainnya sehingga mereka dapat mengantisipasi.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads