Laut Khatulistiwa Berubah Warna, Apa Sebabnya?

ADVERTISEMENT

Laut Khatulistiwa Berubah Warna, Apa Sebabnya?

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Senin, 15 Apr 2024 18:00 WIB
Surga bawah laut Lampung.
Laut di Lampung, Indonesia. Foto: detik
Jakarta -

Mengapa laut berwana biru dan sebagian lainnya tidak biru? Mengapa laut bisa berubah warna? Penelitian tunjukkan berbagai faktor pengaruhnya, termasuk perubahan iklim, yang dialami laut dekat garis khatulistiwa.

Pada dasarnya, lautan berwarna biru karena air dapat menyerap warna pada bagian merah spektrum cahaya. Sisanya, warna-warna di bagian biru dari spektrum cahaya yang bisa manusia lihat. Sederhananya, air dapat memfilter cahaya merah dari spektrum cahaya Matahari dan menyisakan warna biru.

Pengaruh Sedimen dan Partikel di Laut

Namun, laut tidak hanya berwarna biru. Lautan juga bisa berwarna hijau, merah, atau warna lain. Keunikan ini bisa terjadi ini karena cahaya dapat memantul dari sedimen dan partikel di air. Alhasil, antara satu lautan dengan lautan yang lain warnanya bisa berbeda, tergantung dari kandungan sedimen pada daerah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, sebagian besar lautan benar-benar gelap. Hampir tidak ada cahaya yang menembus lebih dalam dari 656 kaki (199 meter), dan tidak ada cahaya yang menembus lebih dalam dari 3.280 kaki (999 meter) .

Indikasi Perubahan Iklim di Khatulistiwa

Adanya perbedaan warna air laut karena kandungan sedimen merupakan hal yang normal terjadi. Yang menarik adalah perubahan warna laut dapat mengindikasikan perubahan iklim.

ADVERTISEMENT

Menurut sebuah studi di jurnal Nature oleh para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) AS dan National Oceanography Centre di Inggris, lebih dari 56% laut di dunia telah mengalami perubahan warna yang tidak kentara dalam 20 tahun terakhir. Kemungkinan besar, perubahan warna laut disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia.

Karena perubahan warna bisa jadi terlalu samar untuk dilihat oleh mata manusia, para peneliti menggunakan Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) untuk menganalisis data dari satelit Aqua milik NASA. Mereka menemukan adanya transisi bertahap dari biru ke hijau. Perubahan ini paling terlihat di wilayah perairan tropis yang dekat dengan khatulistiwa.

"Pergeseran warna lautan mengindikasikan bahwa ekosistem di dalam lautan permukaan juga harus berubah, karena warna lautan adalah cerminan harfiah dari organisme dan material di perairannya," demikian pernyataan dari MIT yang menyertai penelitian tersebut.

Kevin Trenberth, seorang cendekiawan di National Center for Atmospheric Research AS, mengatakan mengatakan bahwa samudra global bagian atas telah berubah akibat pemanasan global.

Secara umum, perairan yang berwarna biru tua mencerminkan kehidupan yang sangat sedikit. Sedangkan perairan yang lebih hijau menunjukkan keberadaan ekosistem, dan terutama fitoplankton, mikroba mirip tumbuhan yang berlimpah di lautan bagian atas dan mengandung pigmen hijau klorofil.




(twu/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads