Awan, seperti banyak hal di Bumi, memiliki massa atau berat. Lantas, mengapa awan tidak jatuh?
Awan merupakan kumpulan partikel air berupa tetes air atau kristal es di atmosfer. Partikel air ini berasal dari perubahan uap air atau benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik embun.
Termasuk uap air, awan memiliki massa atau berat. Bahkan berat awan sampai satuan ton. Meski memiliki berat setara dengan pesawat jet, sains menemukan alasan mengapa awan tidak jatuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses Pembentukan Awan
Sebelum mengetahui alasan mengapa awan tidak jatuh, yuk pelajari proses pembuatan awan. Awal mula awan terbentuk berasal dari penguapan air laut, danau, atau sungai. Kemudian, uap air ini akan naik ke atas menjadi titik-titik air dan terbentuklah awan.
Lebih rincinya, berikut proses pembentukan awan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kini tergabung dalam Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
1. Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah. Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan.
2. Kemudian, ketika RH mendekati 100, tetes air mulai berubah menjadi tetes awan.
3. Tetes awan yang sudah terbentuk umumnya memiliki jari-jari 5-20 mm dan akan jatuh dengan kecepatan 0,01-5 cm/s.
Alasan Awan Tidak Jatuh
Meskipun awan berbobot berton-ton, awan tidak akan menimpa manusia. Alasannya karena naiknya udara yang menyebabkan pembentukan awan, membuat awan tetap melayang di udara.
Udara di bawah awan lebih padat dibandingkan awan, sehingga awan mengapung di atas udara yang lebih padat di dekat permukaan tanah.
Demikian alasan mengapa awan tidak jatuh meski memiliki berat berton-ton. Sudahkah kamu keluar rumah dan melihat awan hari ini?
(nir/nwk)