Ahli Sebut 80% Emisi Karbon Global Hanya Dihasilkan 57 Badan Usaha

ADVERTISEMENT

Ahli Sebut 80% Emisi Karbon Global Hanya Dihasilkan 57 Badan Usaha

Novia Aisyah - detikEdu
Sabtu, 13 Apr 2024 09:00 WIB
Musim Dingin Berakhir, Jerman Tutup 7 Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara
Pembangkit listrik tenaga batu bara. Foto: DW (News)
Jakarta -

Penyumbang 80% emisi CO2 fosil dunia pasca perjanjian iklim Paris tahun 2016 hanya 57 produsen minyak, gas, batu bara, dan semen. Kelompok kecil tetapi kuat ini, yang terdiri dari perusahaan-perusahaan raksasa yang dikelola negara dan dimiliki oleh pemegang saham. Sebagaimana diidentifikasi dalam laporan yang dirilis oleh Carbon Majors Database, mereka berada di garis depan krisis iklim yang sedang berlangsung.

Meskipun ada komitmen global untuk mengurangi gas rumah kaca pada KTT Iklim Paris, analisis menyoroti tren yang mengkhawatirkan, yaitu peningkatan produksi bahan bakar fosil dan emisi terkait yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dan negara-negara.

Sudah 1.421 Gigaton CO2 Dibuang ke Atmosfer

Carbon Majors Database adalah salah satu pelacak karbon terlengkap di dunia. Sejauh ini, para peneliti telah menghitung 1.421 gigaton setara CO2 dibuang ke atmosfer sejak tahun 1854 hingga tahun 2022. Basis data ini berfokus pada 122 produsen industri utama, termasuk perusahaan swasta dan milik negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara historis, perusahaan-perusahaan tersebut menyumbang 36% dari seluruh emisi gas rumah kaca yang dilacak. Sementara perusahaan milik negara bertanggung jawab atas 33 persennya. Dan perusahaan milik pemegang saham bertanggung jawab atas 31%.

Salah satu keunggulan pendekatan ini adalah berfokus pada "produsen" bahan bakar fosil dibandingkan konsumen akhirnya. Meskipun produsen-produsen tersebut secara teknis merupakan pihak yang melepaskan emisi, tetapi kewajiban moral lebih berada di pundak para produsen yang seringkali memberikan insentif kepada konsumen untuk menggunakan produk mereka, baik itu bahan bakar fosil mentah atau energi yang mereka hasilkan dari sumber-sumber polusi tersebut.

ADVERTISEMENT

Perusahaan yang Paling Banyak Mengeluarkan Emisi CO2 di Dunia

Para peneliti menemukan produksi batu bara dan semen di Tiongkok kini menjadi penghasil emisi terbesar dalam sejarah, menyumbang 15,3% dari seluruh emisi bahan bakar fosil dan semen. Diikuti oleh negara bekas Uni Soviet yang menyumbang 6,8% dari emisi tersebut.

Di antara perusahaan-perusahaan milik negara, Saudi Aramco, perusahaan paling menguntungkan di dunia dengan laba sebesar US$ 722 miliar dari tahun 2016 hingga 2023, sejauh ini merupakan penghasil emisi terbesar. Gazprom dari Rusia, Perusahaan Minyak Nasional Iran, Coal India, dan Pemex dari Meksiko melengkapi daftar perusahaan bahan bakar fosil milik negara.

Jika digabungkan, perusahaan-perusahaan ini bertanggung jawab atas 10,9% dari seluruh emisi historis dari bahan bakar fosil dan semen. Mereka adalah perusahaan yang paling banyak mengeluarkan emisi CO2 di dunia.

"Penelitian Carbon Majors menunjukkan kepada kita siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas panas mematikan, cuaca ekstrem, dan polusi udara yang mengancam kehidupan dan mendatangkan malapetaka pada lautan dan hutan kita," kata Tzeporah Berman, direktur program internasional di organisasi akar rumput Stand.earth, kata dalam sebuah pernyataan dikutip dari ZME Science.

Meskipun Carbon Majors Database melacak produsen superkarbon hingga ke "sejarah kuno" bahan bakar fosil, pengungkapan yang paling mengejutkan berkaitan dengan perkembangan terkini.

Setelah Perjanjian Paris tahun 2015, lebih dari 190 negara dan banyak perusahaan bersumpah untuk mengambil jalur yang akan melepaskan masyarakat dari ketergantungan bahan bakar fosil dan membatasi pemanasan global tidak lebih dari 1,5 derajat celsius. Ahli menilai hampir satu dekade kemudian, kita hanya melihat sedikit bukti atas deklarasi ini. Yang terjadi justru sebaliknya, dunia semakin bergantung pada bahan bakar fosil dan hanya beberapa pihak saja yang bertanggung jawab atas dampak kerusakan yang paling parah.

Menurut laporan Carbon Majors, yang diawasi oleh The Climate Accountability Institute, 65% lembaga negara dan 55% perusahaan swasta telah meningkatkan produksi bahan bakar fosil.

Antara tahun 2016 dan 2022, 57 entitas termasuk negara, badan usaha milik negara, dan perusahaan milik investor bertanggung jawab atas 80% emisi CO2 global dari bahan bakar fosil dan produksi semen, demikian temuan para peneliti. Hal ini menunjukkan tren konsolidasi dari waktu ke waktu. Antara tahun 1988 dan 2015, 100 entitas bertanggung jawab atas 71 persen emisi sektor ini.

ExxonMobil Amerika Serikat muncul sebagai penghasil emisi terbesar yang dimiliki investor, menyumbang 3,6 gigaton CO2 selama tujuh tahun. Hal ini menyumbang 1,4% emisi global, diikuti oleh raksasa industri lainnya seperti Shell, BP, Chevron, dan TotalEnergies, yang masing-masing bertanggung jawab atas lebih dari 1% emisi global.

Mengingat temuan ini, Badan Energi Internasional/ International Energy Agency (IEA) melaporkan bahwa emisi CO2 global yang terkait dengan energi mencapai angka tertinggi sepanjang masa pada tahun lalu yaitu sebesar 37,4 miliar ton.

"Hal ini bertentangan dengan pernyataan yang jelas dan berbasis ilmu pengetahuan, misalnya dari Badan Energi Internasional (IEA), yang mengatakan bahwa tidak boleh ada perluasan bahan bakar fosil jika kita berada pada lintasan net-zero," ujar Daan Van Acker, sebuah program yang dikelola untuk lembaga InfluenceMap yang berbasis di London.




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads