3 Kepercayaan Kuno Masyarakat Abad Pertengahan Soal Gerhana Matahari-Bulan

ADVERTISEMENT

3 Kepercayaan Kuno Masyarakat Abad Pertengahan Soal Gerhana Matahari-Bulan

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 08 Apr 2024 05:00 WIB
Total Solar Eclipse In Sky - Moon image furnished by NASA
Ilustrasi Gerhana Matahari Total. Foto: Getty Images/iStockphoto/RomoloTavani
Jakarta -

Gerhana Matahari atau Gerhana Bulan adalah fenomena astronomi yang prosesnya bisa dijelaskan lewat sains. Namun, di abad pertengahan masyarakat mempunyai keyakinan lain tentang fenomena langit ini.

Di masyarakat dan budaya abad Renaisans, kejadian gerhana dianggap sebagai pertanda hingga bahan meramal masa depan. Sejarawan Universitas Rochester Laura Ackerman Smoller menjelaskan bagaimana masyarakat zaman tersebut meyakini fenomena ini.

"Gerhana dipahami dengan baik di Eropa abad pertengahan setidaknya secara matematis. Para astronom zaman dahulu dan abad pertengahan tahu betul bagaimana memprediksi kapan konjungsi dan gerhana akan terjadi," kata Smoller dikutip dari laman Universitas Rochester.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, masyarakat Eropa lebih mempercayai Matahari dan Bulan sebagai planet yang mengorbit Bumi. Sebelum teori heliosentris dicetuskan, berikut adalah kepercayaan masyarakat masa abad pertengahan soal gerhana:

Kepercayaan Masyarakat Eropa di Abad Pertengahan Soal Gerhana

1. Memprediksi Masa Depan

Orang-orang Eropa pada abad pertengahan mempercayai ramalan-ramalan masa depan lewat fenomena langit. Mereka percaya fenomena langit yang terjadi merupakan tanda runtuhnya kerajaan hingga datangnya musibah.

ADVERTISEMENT

Terutama pada fenomena konjungsi planet, mereka akan menganggapnya sebagai tanda kedatangan masa depan atau peristiwa seperti gempa bumi, banjir hingga kelahiran Kristus.

Selain itu, mereka juga dapat memprediksi cuaca saat salah satu fenomena langit muncul.

2. Petunjuk Penyembuhan bagi Dokter

Meskipun hubungan antara fenomena langit dan medis sangat jauh, dokter-dokter zaman Renaisans menjadikan fenomena langit sebagai pertanda buruk atau baik dalam hal penyembuhan.

Para dokter saat itu mempunyai benda yang disebut almanak. Benda ini dirancang untuk dilipat dan bisa dibawa kemana-mana.

Fungsi almanak adalah sebagai alat astronomi dan bisa digunakan dalam prognosis, diagnosis, dan pengobatan pasien. Almanak ini adalah semacam manuskrip yang ditempelkan di ikat pinggang seseorang.

3. Konjungsi Planet Lebih Penting

Saat ini, Gerhana Matahari atau Bulan adalah fenomena yang paling ditunggu masyarakat dibandingkan dengan konjungsi planet. Sebaliknya, di abad pertengahan masyarakat lebih menganggap konjungsi planet lebih penting.

Bagi orang-orang abad pertengahan, meskipun gerhana jauh lebih terlihat, konjungsi planet jauh lebih bermakna. Hal ini karena bagi para astrolog dan astronom abad itu, Matahari dan Bulan pada dasarnya adalah dua dari tujuh planet.

Mereka meyakini planet-planet terluar seperti Saturnus, Jupiter dan Mars lebih penting daripada Matahari atau Bulan.

Begitulah orang-orang masa abad pertengahan berpandangan soal fenomena gerhana. Bagaimana menurutmu detikers, apakah masuk akal?




(cyu/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads