Cara Bermain Congklak dan Aturannya, Lengkap dengan Nilai dan Asal Permainan

ADVERTISEMENT

Cara Bermain Congklak dan Aturannya, Lengkap dengan Nilai dan Asal Permainan

Fathia Ariana Salima - detikEdu
Senin, 08 Apr 2024 06:00 WIB
Permainan Anak Tradisional congklak
Congklak. Foto: Getty Images/iStockphoto/sutan abraham
Jakarta -

Congklak adalah permainan tradisional ini mungkin sekarang sudah jarang dikenal dan dimainkan oleh anak-anak. Permainan congklak dilakukan dengan cara membagikan biji di lubang kecil dan besar (induk).

Tidak hanya banyak dimainkan di Indonesia, permainan congklak ternyata juga ada di negara-negara lainnya dengan sebutan yang bervariasi. Contohnya di Malaysia disebut congklak, di Filipina dikenal dengan sebutan Sungka, dan di Sri Lanka disebut Cangka.

Seperti apa asal usul, cara bermain, dan nilai permainan congklak? Simak selengkapnya di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aturan Umum Permainan Congklak

Menurut arahan dari buku Panduan Kegiatan Permainan Tradisional Bagi Guru dan Orang Tua oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut aturan umum yang perlu diperhatikan dalam bermain congklak:

  • Permainan congklak terdiri dari minimal 2 orang pemain.
  • Pemain yang mendapat giliran pertama untuk bermain dapat ditentukan melalui sistem suit.
  • Permainan terhenti saat salah satu pemain memasukkan batu/niji-nijian dalam lubang yang kosong.
  • Permainan selesai saat seluruh batu/biji-bijian habis dan tidak bisa dibagikan lagi.
  • Pemenang ditentukan berdasarkan pemain yang memiliki kerikil/biji-bijian paling banyak dalam lubang/lumbungnya.
  • Setiap pemain berhak untuk saling mengingatkan apabila terdapat kesalahan, kecurangan, atau pelanggaran dalam permainan.

Tata Cara Bermain Congklak

  1. Masukkan 7 biji dalam lubang kecil, pastikan rumah (lubang besar di kanan-kiri papan congklak) masing-masing pemain dibiarkan kosong.
  2. Pemain saling suit dan pemenangnya yang terlebih dulu memilih 1 lubang dan mengambil semua kerikil/biji di sisi bagiannya.
  3. Pemain bergerak mengelilingi papan congklak sesuai arah jarum jam dan memasukkan 1 biji di setiap lubang.
  4. Ketika biji terakhir jatuh di lubang yang ada biji, maka pemain harus ambil semua biji lalu memasukkan satu biji di tiap lubang searah jarum jam.
  5. Ketika biji terakhir jatuh di lubang kosong, maka pemain dianggap kalah dan giliran lawan yang bergerak.
  6. Ketika biji terakhir jatuh di 'rumah' pemain sendiri, pemain mendapat giliran lagi dam bebas memilih biji di lubang mana saja dari sisi bagiannya.
  7. ketika biji terakhir jatuh di salah satu lubang barisnya sendiri, seluruh biji di baris lawan dapat diambil dan dimasukkan ke rumah milik pemain tersebut.
  8. Permainan selesai saat semua lubang kosong dan pemenangnya ialah yang mendapatkan biji terbanyak.

Asal-usul Congklak

Dikutip dari jurnal Kearifan Lokal Permainan Congklak Sebagai Penguatan Karakter Peserta Didik Melalui Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah oleh Indra Lacksana, pada awalnya permainan congklak sering disebut sebagai 'permainan gadis', lantaran dulu permainan ini banyak dimainkan oleh perempuan dari kalangan bangsawan. Namun, seiring perkembangan zaman, permainan congklak kemudian meluas ke masyarakat umum dan dapat dimainkan oleh siapa saja.

ADVERTISEMENT

Sebelum bebas dimainkan oleh rakyat, ternyata permainan congklak pernah dianggap tabu dan hanya boleh dimainkan di saat berkabung. Misalnya seperti di beberapa wilayah Sulawesi, permainan congklak hanya dimainkan saat ada kerabat yang meninggal dunia. Sementara itu, di masyarakat Jawa kuno, congklak digunakan sebagai media untuk menghitung musim tanam dan musim panen.

Karena permainan congklak tersebar luas di Indonesia, tiap daerah memiliki sebutannya tersendiri. Di Jawa, congklak biasa disebut congklak atau dakon. Di Sumatera dikenal dengan nama congkak. Lalu, di Sulawesi kerap disebut Aggalacang, Mokaotan, Nogarata, atau Mokaotan. Sedangkan di daerah Lampung, congklak dikenal dengan sebutan dentuman lamban.

Makna dan Nilai Permainan Congklak

Permainan congklak bukan hanya sekadar permainan anak-anak biasa, namun lebih dari itu, terdapat beragam makna dan nilai filosofis yang dapat dipelajari. Dirangkum dari jurnal Permainan Congklak: Nilai dan Potensinya bagi Perkembangan Kognitif Anak oleh Dheka Rusmana, berikut beberapa makna dan nilai dari permainan congklak:

1. Konsep Indung dan Anak

Dalam permainan congklak, salah satu lubang atau cekungan yang diambil bijinya untuk dimasukkan ke cekungan lain disebut indung. Konsep indung dan anak ini banyak ditemukan dalam permainan tradisional Sunda.

Sosok indung atau ibu dianggap istimewa dalam kebudayaan Sunda. Sementara istilah anak mengacu pada analogi anak laki-laki bungsu yang dalam kosmologi sunda sering disebut "anak ibu".

Sesuai aturan congklak, pemain atau anak berusaha untuk mengisi cekungan indung dengan biji sebanyak-banyaknya. Jika biji terakhir masuk dalam cekungan kita dan didepannya terdapat biji lawan, maka kita berhak mengambil biji tersebut dan dimasukkan dalam cekungan 'indung' kita.

2. Mengajarkan Nilai Sosialisasi

Melalui permainan congklak, anak-anak didorong untuk bersosialisasi dan menanamkan nilai pertemanan dengan orang lain yang menjadi lawan main mereka. Permainan congklak yang dimainkan secara berhadapan juga dapat menumbuhkan kedekatan fisik dan emosional antara anak dengan temannya.

3. Melatih Anak untuk Taat Aturan

Bukan tanpa alasan aturan-aturan dalam permainan diberlakukan, melainkan untuk mengajarkan anak-anak agar terbiasa mematuhi peraturan dan bersikap disiplin sejak dini. Sehingga, mereka pun dapat belajar bahwa setiap keinginan bisa tercapai dari hasil keteraturan.

4. Melatih Kemampuan Berhitung

Kemampuan berhitung tidak selalu harus diajarkan di sekolah melalui pelajaran matematika. Tetapi juga dapat diajarkan secara menyenangkan melalui permainan. Dalam permainan congklak, anak-anak dapat mengasah kemampuan berhitungnya dengan cara memilih jumlah biji yang akan diambil untuk mengisi lubang bagiannya dengan banyak dan cepat.

5. Mengembangkan Kemampuan Berpikir dan Menyusun Strategi

Untuk memenangkan sebuah permainan atau kompetisi, tentunya dibutuhkan keterampilan untuk berpikir serta menyusun strategi yang tepat dalam mengalahkan lawan. Hal itu pun dilatih dalam permainan congklak, dimana pemain harus bisa memilih dan memperkirakan kemungkinan lubang jatuhnya biji terakhir yang dapat menghasilkan banyak biji lawan untuk mengisi cekungan.

6. Mengajarkan Kejujuran dan Sportivitas

Permainan congklak tak luput dari celah untuk berbuat curang. Contohnya dengan mengambil biji lawan yang bukan haknya, tidak memasukkan biji di tempatnya, atau memasukkan banyak biji sekaligus dalam satu lubang. Momentum inilah yang menguji kemampuan anak untuk jujur dan tetap mengutamakan sportifitas dalam bermain.

7. Melatih Ketelitian

Nilai selanjutnya yang diajarkan melalui permainan congklak adalah ketelitian dan keuletan. Ketika bermain, anak-anak dilatih untuk bergerak memasukkan biji satu per satu dalam lubang. Maka dari itu, perlu fokus dan ketelitian tinggi agar setiap lubang dapat terisi tanpa terlewat.

8. Melatih Kesabaran

Dalam permainan congklak, pemain tentu harus bersabar menunggu gilirannya bermain dan tidak boleh asal menyerobot giliran pemain lain. Kesabaran akan semakin diuji, khususnya ketika menghadapi lawan yang tangguh dan berhasil menguasai permainan.

Terlepas dari fakta bahwa congklak merupakan permainan rakyat lawas, congklak tetap menyenangkan untuk dimainkan bahkan hingga kini. Permainan congklak tidak hanya seru, tetapi juga bermanfaat untuk menanamkan nilai-nilai moral yang penting bagi anak.




(row/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads