Apakah Bisa Buta Jika Melihat Gerhana Matahari dengan Mata Telanjang?

ADVERTISEMENT

Apakah Bisa Buta Jika Melihat Gerhana Matahari dengan Mata Telanjang?

Devita Savitri - detikEdu
Minggu, 07 Apr 2024 10:00 WIB
Gerhana Matahari Cincin Api 2023 telah berakhir. Fenomena ini terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Berikut potret gerhana dan orang-orang yang menikmatinya.
Ilustrasi. Begini yang terjadi bila kita melihat gerhana matahari total dengan mata telanjang. Foto: (space.com)
Jakarta -

Salah satu fenomena langka di langit akan terjadi pada 8 April 2024 mendatang, yakni gerhana matahari total (GMT). Ketika fenomena ini berlangsung piringan Bulan menutupi piringan Matahari yang membuatnya akan tampak sama besar.

Berlangsung dengan durasi total 4 menit 26 detik, langit di wilayah yang terlintasi GMT akan menjadi gelap sementara. Wilayah tersebut yakni Eropa Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudra Pasifik, Atlantik, dan Arktik.

Kini, para pemburu gerhana sedang berbondong-bondong ke negara tersebut untuk menyaksikan fenomena langka yang biasa terjadi setiap 18 bulan sekali. Meskipun bisa terjadi setiap tahun, GMT bisa disaksikan di tempat yang sama 300 tahun sekali atau lebih loh, makanya fenomena ini tergolong langka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat Gerhana Matahari Bisa Menjadi Buta

Mengutip Mental Floss, National Aeronautics and Space Administration (NASA) tidak menyarankan melihat GMT tanpa bantuan alat khusus. Faktanya, memang melihat gerhana matahari tanpa alat bantu secara sekilas tidak akan membuat mata buta.

Tetapi, tidak jika dilakukan dalam waktu yang lama. NASA menjelaskan, meskipun pada waktu GMT berlangsung 99 persen permukaan matahari tertutup, ada 1 persen cahaya menyelinap keluar.

ADVERTISEMENT

Satu persen cahaya ini sudah cukup untuk merusak sel-sel di retina mata. Saat cahaya dan radiasi membanjiri mata, retina akan terperangkap dalam semacam kompor surya yang bisa membakar jaringan di mata.

Gawatnya, retina mata tidak memiliki reseptor rasa sakit sehingga kita secara tidak sadar terus memandanginya. Akibatnya tubuh tidak punya peringatan untuk berhenti dan menimbulkan risiko serius di kemudian hari.

Bila benar-benar ingin mengamati GMT, ada cara yang aman yakni menggunakan kacamata gerhana. Kacamata ini akan menghalangi sinar matahari untuk sampai ke retina yang tidak dimiliki kacamata hitam biasa.

American Astronomical Society juga menyarankan untuk menyaksikan gerhana secara tidak langsung. Seperti melalui proyektor lubang jarum atau teleskop yang dilengkapi dengan filter matahari khusus.

Namun sekali lagi, untuk melihatnya detikers harus berada di jalur lintasan GMT. Sayangnya Indonesia tidak termasuk di dalam daftar ini.

Pentingnya Gerhana Matahari Total untuk Indonesia

Meskipun tidak menjadi negara yang termasuk dalam jalur lintasan, GMT 2024 tetap menjadi momen penting karena terjadi di penghujung bulan Ramadan 1445 H. Ketua Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab (UEA), Al-Jarwan menjelaskan fenomena ini memiliki kaitan dengan pengamatan bulan sabit baru (hilal) dan penentuan 1 Syawal 1445 H.

Karena GMT, kemungkinan hilal di langit malam pada 8 April 2024 sulit diamati dan kemungkinan terlihat pada keesokan harinya, 9 April. Oleh karena itu, Asosiasi Astronomi UEA mengungkapkan bawah lebaran berpotensi jatuh pada Rabu, 10 April 2024.

Selaras dengan hal itu, Alumni Magister Ilmu Falak Universitas Walingsongo, Najmuddin Syaifullah juga menjelaskan bila gerhana matahari bisa menentukan kapan bulan baru bisa terlihat. Tetapi, harus dilihat tergantung dengan waktu terjadinya gerhana tersebut.

Jika gerhana terjadi di pagi-siang hari, kemungkinan besar bulan baru sudah hadir di atas ufuk pada hari itu. Tetapi jika terjadi di sore-malam hari, maka bulan baru akan terlihat di esok harinya karena pada hari itu hilal kemungkinan masih di bawah ufuk.

Pada Gerhana Matahari Total 2024, gerhana baru mulai pada 8 April pukul 15.42 waktu setempat. Dengan demikian karena terjadi di sore menuju malam hari, masuk akal bila hilal baru bisa dipantau pada 9 April dan penentuan 1 Syawal pada 10 April 2024.

Meski begitu, penentuan lebaran 1 Syawal 1445 H di Indonesia akan ditetapkan melalui sidang isbat Kementerian Agama RI yang berlangsung pada Selasa, 9 April 2024.




(det/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads