Ilmuwan Menemukan Supergugus Galaksi Sebesar 26 Kuadriliun Matahari

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Menemukan Supergugus Galaksi Sebesar 26 Kuadriliun Matahari

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Kamis, 28 Mar 2024 10:00 WIB
Superkluster Einasto terletak 3 miliar tahun cahaya dan memiliki massa yang setara dengan 26 kuadriliun Matahari
Foto: Image: Shishir Sankhyayan via Space/Supergugus Einasto
Jakarta -

Astronom berhasil menemukan iring-iringan supergugus galaksi raksasa di alam semesta. Supergugus ini terdiri dari kumpulan galaksi dan gugus galaksi yang mencapai 662.

Para astronom mengatakan, dari supergugus galaksi raksasa yang ditemukan, terdapat satu yang paling menonjol yakni Supergugus Einasto.

Supergugus Einasto adalah nama yang dipilih untuk menghormati ahli astrofisika Estonia, Profesor Jaan Einasto, yang merupakan salah satu penemu struktur besar di alam semesta. Supergugus ini terletak 3 miliar tahun cahaya dari Bumi

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam ukuran dan massanya, Supergugus Einasto ini sangat mengejutkan. Ia memiliki massa yang sama dengan sekitar 26 kuadriliun matahari dengan ukuran seluas ketika sinyal cahaya memerlukan waktu 360 juta tahun untuk berpindah ke satu sisi ke sisi lainnya," menurut laporan dalam Space, dikutip Rabu (27/3/2024).

Jika diibaratkan sebuah benda, massa Matahari sama dengan bola golf dan Supergugus Einasto memiliki massa yang sama dengan Gunung Everest.

ADVERTISEMENT

Temuan supergugus ini membantu para ilmuwan memahami secara mendalam tentang cara kumpulan galaksi yang sangat besar ini bersatu. Hal ini kemudian bisa membuat mereka terbantu untuk menemukan jawaban tentang materi gelap dan energi gelap.

Pembuktikan Ukuran Supergugus Einasto yang Terlampau Besar

Tidak semua supergugus yang ditemukan menyerupai Supergugus Einasto. Hal ini karena mereka tidak sama dalam massa dan ukurannya.

Dalam sampel yang ditemukan, tim astronom yang dipimpin oleh Observatorium Tartu berhasil mengestimasi massa dan dimensi rata-rata dari supergugus tersebut, yaitu sebesar 6 kuadriliun massa Matahari.

Dibandingkan dengan ukuran rata-rata tersebut, ukuran supergugus umumnya adalah sekitar 200 juta tahun cahaya. Biasanya, rata-rata supergugus berukuran sekitar 2.000 kali lebih besar dari Bima Sakti.

Dalam menyelidiki karakteristik supergugus ini, tim peneliti menemukan bahwa gugus galaksi yang terdapat di dalam supergugus memiliki massa yang lebih besar daripada yang ditemukan di luar supergugus.

Ini menandakan bahwa pertumbuhan dan evolusi galaksi di dalam supergugus berbeda dari yang terjadi di luar lingkungan tersebut.

Keberadaan Supergugus Einasto

Jika dibandingkan dengan galaksi lain di luar sana yang memiliki massa lebih besar, masing-masing galaksi dalam supergugus yang relatif bermassa besar ini masih kurang padat.

Hal ini disebabkan oleh distribusi massa ke dalam volume yang cukup besar, sehingga kepadatannya lebih kecil dibandingkan galaksi berujung memengaruhi pergerakan materi dalam supergugus.

Di samping itu, kepadatan galaksi di dalam supergugus cukup tinggi sehingga menghasilkan dampak gravitasi yang kuat terhadap materi di dalamnya.

Ini juga mencakup materi gelap supergugus, yang merupakan bentuk materi paling misterius di alam semesta karena tidak dapat terdeteksi oleh mata manusia karena tidak berinteraksi dengan cahaya.

Observasi penelitian menghasilkan alam semesta yang sedang mengalami percepatan perluasan. Hal ini menunjukkan bahwa jarak antar galaksi semakin bertambah dan mereka semakin menjauh satu sama lain seiring waktu.

Kecepatan Ekspansi yang Rendah dari Supergugus Galaksi

Dikutip dari laman resmi University of Tartu, para astronom di Observatorium Tartu telah mengisyaratkan bahwa galaksi-galaksi dalam supergugus menampakkan kecepatan ekspansi yang lebih rendah dibandingkan kecepatan ekspansi alam semesta secara keseluruhan.

Tarikan gravitasi supergugus yang menyebabkan hal ini, melawan perluasan alam semesta secara keseluruhan dengan memikat kembali galaksi-galaksi. Namun, tarikan gravitasi tersebut tidak cukup besar untuk memikat supergugus menjadi sistem yang terjalin secara gravitasi.

Penyebab laju perluasan alam semesta semakin cepat adalah adanya energi gelap. Galaksi-galaksi saling menjauh dan semakin cepat menjauh seiring waktu. Galaksi-galaksi itu pun menjauh dan akan tampak terpisah di dalam galaksi supergugus.

Para ilmuwan percaya bahwa suatu saat nanti energi gelap mampu mengalahkan daya tarik gravitasi antar galaksi dalam supergugus.

Mereka juga menyoroti korelasi antara kepadatan dan ukuran supergugus untuk menunjukkan hubungan kuadrat terbalik.




(faz/faz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads