Jika kamu pernah menonton film Interstellar (2014), maka akan melihat fakta bahwa medan gravitasi yang kuat dapat memperlambat waktu. Hal ini membuat manusia di Bumi mengalami penuaan lebih cepat dibandingkan dengan astronaut yang berada di luar angkasa. Mengapa hal tersebut terjadi?
Alasan di balik usia astronaut lebih lambat daripada manusia di Bumi adalah adanya teori relativitas ruang dan waktu. Waktu itu relatif dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Teori Einstein Menjelaskan Alasan Dibalik Perlambatan Waktu
Teori relativitas waktu adalah konsep dilatasi waktu yang berakar pada teori relativitas Albert Einstein. Teori tersebut menyatakan bahwa ruang dan waktu saling berkaitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan ruang dan waktu ini bisa digambarkan oleh pembengkokan struktur ruang waktu, menyebabkan waktu berlalu dengan kecepatan berbeda tergantung pada kekuatan medan gravitasi.
Efek yang dimaksud bernama relativitas waktu gravitasi. Efek ini tidak terlihat dalam skala kecil dan lebih jelas ketika mempertimbangkan faktor-faktor berikut, sebagaimana dilansir laman Business Today.
- Pelebaran waktu kecepatan relatif saat objek bergerak lebih cepat
Waktu berjalan lebih lambat ketika seseorang bergerak semakin cepat. Ketika ahli sains meluncurkan jam atomik ke dalam orbit, dan memantau jam yang sama pula di Bumi, ia kembali berjalan di belakang jam bumi.
- Waktu bergerak lebih lambat
Efek dari relativitas ini, mengakibatkan waktu menjadi lebih lambat untuk objek yang mendekati inti Bumi, dimana kekuatan gravitasi lebih besar. Di luar angkasa, gaya gravitasinya lebih lemah dari Bumi dan waktu berjalan lebih lambat bagi astronaut.
Komplikasi terjadi ketika pelebaran waktu gravitasi dan pelebaran waktu kecepatan relatif terjadi secara bersamaan. Di luar angkasa, massa yang jauh berbeda dari Bumi memiliki tarikan gravitasi yang lemah dan waktu yang bergerak sedikit lebih cepat.
Walaupun menimbulkan efek yang kecil, ini menegaskan bahwa astronot yang berada di orbit mengalami waktu dengan sedikit perbedaan kecepatan dibandingkan dengan yang berada di permukaan planet.
Efek Perjalanan Ruang Angkasa
Perjalanan ruang angkasa memberikan pengalaman tersendiri bagi para astronaut. Di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), astronaut mengalami gravitasi yang lebih buruk dan kecepatan yang lebih tinggi.
Hasilnya merupakan penuaan yang sedikit lebih lambat dibandingkan dengan orang-orang di Bumi.
"Setelah menghabiskan waktu selama 6 bulan di ISS, para astronot memiliki usia 0.005 detik lebih muda dibanding kita (di Bumi)," tulis The European Space Agency (ESA) melalui media sosial X, dikutip Senin (25/3/2024).
Dikutip dari Stemaid Institute, Rapid Aging Microgravity Protocol (RAMP) telah menjelaskan bagaimana perjalanan ruang angkasa dapat mempercepat proses penuaan hingga 30 kali lipat.
Hal ini ditambah dengan tidak adanya gravitasi yang mirip dengan Bumi mendorong penurunan kekuatan dan kepadatan tulang.
Di ruang angkasa pun kualitas dan durasi tidur menyebabkan gangguan kognitif dan fisik. Karena banyak efek perjalanan ruang angkasa, hal ini menjadi tantangan besar bagi astronot selama misi jangka panjang di luar angkasa dan setelah kembali ke Bumi.
Bagaimana Cara Menghitung Usia di Luar Angkasa Dibanding Bumi?
Untuk menghitung usia di planet lain, kemudian bagi usia dalam tahun Bumi dengan panjang tahun planet dalam tahun Bumi. Begini cara menghitungnya. Misalnya 24 tahun di Bumi adalah hanya 2 tahun di Jupiter (planet ini memiliki panjang orbit sekitar 11,86 tahun Bumi).
Adapun para astronaut yang melakukan perjalanan ke Bulan atau masih di dalam tata surya kita, pengaruh dilatasi waktu tak diacuhkan karena relatif kecilnya kecepatan yang terlibat. Sementara perjalanan antarbintang atau antargalaksi mendapat pengaruh pelebaran waktu yang signifikan.
Singkatnya, perbedaan penuaan yang terjadi pada astronaut tidak dapat dibuktikan dari efek perjalanan waktu yang relatif rendah di luar angkasa.
(faz/faz)