Es di Laut Arktik Hilang, Begini Pengaruhnya terhadap Cuaca

ADVERTISEMENT

Es di Laut Arktik Hilang, Begini Pengaruhnya terhadap Cuaca

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Kamis, 21 Mar 2024 10:00 WIB
Sea ice breaking up in spring. Near Kulusuk, Greenland.
Foto: Istockphoto/ShutterOK/es laut Arktik
Jakarta -

Studi menunjukkan bahwa es laut Arktik telah berkurang sekitar 13 persen per dekade. Penyusutan es laut Arktik ini ternyata bisa memengaruhi pola cuaca harian, terutama di Amerika Serikat. Apa akibatnya?

Menurut World Wildlife Fund (WWF), es laut Arktik di musim dingin dan musim panas telah menyusut karena perubahan iklim. Selama tiga dekade terakhir, lapisan es paling tebal telah berkurang sebesar 95 persen.

Bahkan sebuah perkiraan menyatakan Arktik tidak akan memiliki es pada tahun 2040, jika emisi semakin tak terkendali.

Berkurangnya Es Laut Arktik Memengaruhi Pola Cuaca di AS

Studi yang terbit di Journal of Climate, menganalisis model iklim untuk mengetahui apa pengaruh hilangnya es laut terhadap pola cuaca pada masa mendatang.

Penelitian terbaru dari para peneliti di Penn State University ini melaporkan bahwa berkurangnya es dapat menyebabkan peristiwa cuaca dingin menjadi lebih hangat.

Berdasarkan model yang mereka buat,peneliti menemukan bahwa semakin sedikit es di laut, semakin besar pengaruh peristiwa cuaca dingin tersebut dihilangkan.

"Arktik secara umum adalah sumber udara dingin bagi kita ketika kita mengalami peristiwa yang sangat dingin ini," kata Melissa Gervais, asisten profesor di Departemen Meteorologi dan Ilmu Atmosfer di Penn State dan penulis utama studi tersebut, dikutip dari NewsWeek.

Gervais mengatakan bahwa hilangnya es laut juga mengubah pola cuaca yang membawa udara dingin ke garis lintang tengah.

"Jadi, pemanasan menghabiskan sumber energi Anda. Udara yang dingin dan membuatnya lebih sulit untuk diangkut," imbuhnya.

Pengaruhi terhadap pola cuaca ini bisa terjadi karena es laut Arktik bertindak sebagai penyekat lautan, memerangkap panas di air hangat.

Namun begitu es tersebut habis, panasnya akan keluar dari lautan dan memasuki atmosfer. Hal ini kemudian menyebabkan berkurangnya udara dingin yang berpindah ke wilayah lain seperti Amerika Utara.

Dampak terhadap Lingkungan

WWF menjelaskan bahwa hilangnya es laut Arktik ini juga menimbulkan dampak terhadap lingkungan, terutama terhadap suhu.

Hal ini karena Arktik dan Antartika merupakan wilayah dengan es yang mampu memantulkan panas kembali ke luar angkasa, sehingga wilayah ini dapat menyeimbangkan wilayah dunia lain yang menyerap panas.

Untuk melihat dampak cuaca lebih dekat, peneliti menggunakan model iklim dengan dua skenario berbeda. Skenario pertama memperkirakan tingkat es laut pada tahun 1980-an dan 1990-an. Skenario kedua menafsirkan tingkat es laut yang diproyeksikan terjadi pada akhir abad ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi es laut saat ini, suhu dingin yang kuat mencapai -1,67 derajat Celcius di Amerika Utara. Dalam situasi saat es berkurang, suhu menjadi meningkat secara signifikan.

"Penelitian kami memberi kesempatan untuk digali lebih dalam tentang apa yang sedang terjadi. Kami mengetahui bahwa selain dampak amplifikasi Arktik, ada pula dampak pada sirkulasi atau aliran aktual di atmosfer," ucap Gervais.

"Kami menggunakan metode pembelajaran mesin yang dapat membantu memahami proses yang terjadi dengan baik," ujar Gervais.

Saat ini, Amerika Serikat mengalami suhu yang lebih hangat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini mencerminkan dampak langsung dari perubahan iklim global, khususnya penurunan es laut Arktik yang menyebabkan perubahan signifikan dalam pola cuaca di seluruh dunia.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads