Gulung Diri untuk Pertahanan, Begini Evolusi Kaki Seribu dari 462 Juta Tahun Lalu

ADVERTISEMENT

Gulung Diri untuk Pertahanan, Begini Evolusi Kaki Seribu dari 462 Juta Tahun Lalu

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Minggu, 17 Mar 2024 09:00 WIB
Sarah Losso dan rekan-rekan meneliti fosil trilobita
Fosil usia 462 juta tahun yang terabaikan di museum Harvard ini rupanya menyimpan pelajaran tentang evolusi dan mekanisme pertahanan diri. Foto: Niles Singer/Harvard Staff Photographer
Jakarta -

Kaki seribu dan armadillo dikenal mampu menggulung badannya saat merasa terancam. Mekanisme pertahanan ini rupanya hasil dari evolusi hewan untuk bertahan hidup, seperti yang tampak pada kumbang purba trilobita sejak 462 juta tahun lalu.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B menyoroti bagian bawah badan trilobita yang lembut dan mekanisme evolusinya. Seperti armadillo dan kaki seribu, trilobita punya bagian perut atau badan bagian bawah yang lembut. Sedangkan bagian atasnya dilindungi eksoskeleton, semacam karapas atau bagian tubuh yang mengeras.

Fosil yang Terabaikan di Museum

Sarah Losso dan rekan-rekan meneliti fosil trilobitaFosil trilobita. Foto: Niles Singer/Harvard Staff Photographer

Sarah Losso, peneliti utama studi ini, semula menemukan fosil trilobita 3D yang tidak biasa di Harvard Museum of Comparative Zoology (MCZ). Fosil ini menunjukkan jaringan lunak trilobita saat menggulung badannya menjadi bola sebagai mekanisme pertahanan, seperti dikutip dari The Harvard Gazette.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fosil trilobita tersebut semula ditemukan di tambang Walcott-Rust, New York utara, AS pada 1870. Trilobita ini diperkirakan hidup di Mohawkian Stage, Ordovician Period, sekitar 462-451 juta tahun lalu.

Ahli paleontologi Charles Walcott, yang menemukan fosil itu, menjualnya ke MCZ dan Smithsonian pada 1870-an. Selama 145 tahun, fosil ini belum dianggap penting, cenderung diabaikan dan tidak diteliti. Losso melihat potensi besar dalam fosil tersebut dan mulai mempelajarinya sebagai bagian dari disertasinya.

ADVERTISEMENT

Mekanisme Pertahanan Hidup

Losso menjelaskan, jaringan lunak makhluk hidup biasanya tidak terawetkan jutaan tahun, tidak seperti tulang dan eksoskeleton. Adanya fosil jaringan lunak trilobita tersebut memungkinkan ia mempelajari dan membandingkan adaptasi bagian perut hewan sejak zaman purba sampai zaman modern untuk menggulung diri dan bertahan hidup.

Hasil pindai CT-scan fosil trilobita tersebut dibandingkan Losso dengan hasil scan kaki seribu millipedes, krustasea isopoda, dan kepiting tapal kuda, yang juga dikoleksi museum MCZ Harvard. Rupanya, arthropoda modern maupun kumbang purba trilobita sama-sama menggulung diri dengan menggerakkan sternite (bagian bawah perutnya).

Keturunan yang Bertahan sampai 200 Juta Tahun

Adaptasi trilobita untuk menggulung diri tersebut memungkinkan garis keturunan hewan purba ini bertahan hidup sampai 200 juta tahun. Pada keturunannya, proporsi tubuh dan jumlah ruas pada perut trilobita berubah untuk memudahkannya menggulung diri beserta kaki-kakinya yang berbentuk baji.

"Fosil ini memungkinkan kita membandingkan trilobita dengan artropoda modern (hewan bereksoskeleton dan beruas-ruas), dan melihat bahwa hanya ada satu cara untuk bisa menggulung diri sesuai bentuk badannya," ucapnya.

"Ini contoh yang sangat baik tentang evolusi sistematis dari beragam garis keturunan, dan dari satu masa ke masa lain, karena kita melihat mekanisme pertahanan (menggulung diri) ini di Periode Ordovician dan hari ini. Ini adalah strategi bertahan hidup penting yang masih dipakai sampai sekarang," sambung Losso.

Senada dengan Losso, dosen biologi organisme dan evolusi Harvard University, Javier Ortega-HernΓ‘ndez mengatakan data baru morfologi 3D trilobita saat menggulung diri dari penelitian ini memungkinkan ilmuwan membuat model pertama strategi kompleks ini dengan akurat.

"Dan strategi ini merepresentasikan contoh yang indah bagaimana evolusi sistematis berjalan di spesies-spesies yang berkerabat jauh," kata kurator paleontologi invertebrata museum MCZ Harvard.

Trilobita adalah arthropoda awal dari Zaman Paleozoikum dengan eksoskeleton tahan lama yang dengan mudah dapat menjadi fosil. Namun, bagian perut trilobita yang lembut, termasuk kaki, jarang sekali menjadi fosil kecuali karena kondisi khusus. Hanya 40 spesies dari 20.000 spesies trilobita yang memiliki fosil dengan jaringan lunak terawetkan.

Mekanisme menggulung diri pada trilobita sudah banyak dipelajari. Namun, karena tidak banyak fosil jaringan lunak, observasinya kerap berfokus pada bagian eksoskeletonnya saja.




(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads