Rekor! Februari 2024 Jadi Februari Terpanas Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya

ADVERTISEMENT

Rekor! Februari 2024 Jadi Februari Terpanas Sepanjang Sejarah, Ini Penyebabnya

Fahri Zulfikar - detikEdu
Jumat, 01 Mar 2024 18:30 WIB
This photo taken on July 30, 2023 shows people using umbrellas and parasols to seek relief from the heat while crossing a street in Tokyo, as temperatures of 35C-plus (95F) have scorched the Japanese capital for weeks. (Photo by Richard A. Brooks / AFP)
Foto: AFP/RICHARD A. BROOKS/Ilustrasi suhu terpanas di Jepang
Jakarta -

Rekor suhu terpanas Bumi kembali tercatat pada Februari 2024. Ilmuwan mengatakan bahwa Februari 2024 menjadi suhu terpanas bulan Februari sepanjang sejarah.

Kondisi ini membuat bunga-bunga bermekaran lebih awal pada musim semi dari Jepang hingga Meksiko, membuat lereng ski gundul dari salju di Eropa, dan mendorong suhu hingga 38 derajat Celsius di Texas.

Menurut data dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), ini menjadi rekor suhu bulanan kesembilan berturut-turut yang dipecahkan.

"Planet ini memanas dengan kecepatan yang semakin cepat. Kita melihat peningkatan suhu yang cepat di lautan, yang merupakan reservoir panas terbesar di dunia," kata Dr Joel Hirschi, kepala pemodelan sistem kelautan di Pusat Oseanografi Nasional Inggris, dikutip dari The Guardian.

"Sekarang pada 2024 melebihi ekspektasi, meskipun paham mengapa hal ini terjadi, ini masih menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung," imbuhnya.

Lantas apa penyebab suhu terpanas kembali tercatat?


Penyebab Suhu Terpanas Februari 2024

Mengutip Reuters, suhu rata-rata global tertinggi Februari 2024 terjadi karena perubahan iklim dan pemanasan di Samudra Pasifik Timur yang dikenal sebagai El Nino.

Para ilmuwan meyakini fenomena El Nino dan bahan bakar fosil jadi pemicu utama perubahan iklim tersebut.

Di Amerika Serikat, diketahui bahwa suhu mencapai 22 derajat Celcius di atas normal pada pertengahan Februari 2024. Kota Killeen, Texas mencatat rekor suhu dengan 38 derajat Celsius.

Fisikawan di Potsdam Institute for Climate Impact Research, Anders Levermann, mengatakan bahwa panas tambahan dari pemanasan global mendatangkan malapetaka pada sistem global.

Dampaknya antara lain mencairnya gletser di kutub dan pegunungan, naiknya permukaan air laut, dan terjadinya cuaca ekstrem.

Ilmuwan atmosfer di Universitas California Irvine, Jane Baldwin, bahkan mengatakan bahwa rekor suhu tertinggi di musim panas di Belahan Bumi Selatan bisa menyebabkan lonjakan kematian terkait panas.

"Panas adalah pembunuh diam-diam," katanya.

Negara-negara yang Mencatatkan Rekor Suhu Terpanas

Ilmuwan Bumi Berkeley, Zeke Hausfather, mengatakan bahwa umat manusia berada dalam jalur untuk mengalami bulan Februari terpanas dalam sejarah.

Ia mengatakan kenaikan suhu dalam beberapa minggu terakhir ini diperkirakan akan mencapai 2 derajat Celsius di atas tingkat pemanasan pada masa pra-industri.

"Saya berpendapat bahwa bulan Februari 2024 adalah bulan yang paling difavoritkan untuk mengalahkan rekor sebelumnya yang dibuat pada 2016, tetapi hal ini bukanlah sebuah kepastian saat ini karena model cuaca menunjukkan bahwa suhu global akan turun kembali pada minggu mendatang," papar Hausfather.

Maximiliano Herrera, yang menulis blog tentang Suhu Ekstrem di Seluruh Dunia, menggambarkan lonjakan ribuan catatan panas stasiun meteorologi sebagai hal yang "gila".

Diketahui, dalam sepekan terakhir, stasiun pemantauan di Afrika Selatan, Arab Saudi, Thailand, Indonesia, Kazakhstan, Kolombia, Jepang, Korea Utara, Maladewa, dan Belize telah mencatat catatan suhu panas bulanan.

Pada paruh pertama Februari 2024, Herrera mengatakan, 140 negara memecahkan rekor suhu panas bulanan, serupa dengan angka akhir dari enam rekor bulan terpanas terakhir pada 2023 dan lebih dari tiga kali lipat setiap bulan sebelum 2023.




(faz/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads