Jejak Peristiwa Bom Hiroshima Melayang di Tata Surya

ADVERTISEMENT

Jejak Peristiwa Bom Hiroshima Melayang di Tata Surya

Callan Rahmadyvi Triyunanto - detikEdu
Kamis, 14 Mar 2024 09:30 WIB
Puing Hiroshima
Jejak peristiwa pengeboman Hiroshima 1945 hingga kini masih melayang di Tata Surya. Apa penyebabnya? Foto: Asset et al (2024)
Jakarta - Ledakan atom di Hiroshima pada Agustus 1945 tidak hanya meninggalkan kehancuran dan kematian, tetapi juga membentuk materi padat di Tata Surya. Dari mana asalnya?

Sebuah penelitian terbaru oleh Nathan Asset dan timnya dari UniversitΓ© Paris CitΓ©, Prancis, mengungkapkan hubungan antara debu puing Hiroshima dan proses pembentukan benda padat pertama dalam Tata Surya, yang disebut kaca Hiroshima. Kaca tersebut berasal dari materi bom atom, bangunan, dan alam sekitar yang menguap akibat pengeboman Hiroshima.

Kaca di Tata Surya dari Peristiwa Pengeboman Hiroshima

Puing HiroshimaHasil pengamatan kaca Hiroshima dengan mikroskop. Foto: Asset et al (2024)

Tim penelitian mengidentifikasi empat jenis kaca dalam puing pengeboman Hiroshima, termasuk melilitik, anortositik, soda-lime, dan silika. Berdasarkan rekonstruksi pembentukan kaca-kaca ini, mereka menyatakan bom meledak di atas kota dengan suhu dan tekanan ekstrem. Gelombang termal menyentuh tanah dengan suhu tinggi. Dalam waktu singkat, material kota menguap dan bercampur dengan unsur lainnya untuk membentuk berbagai jenis kaca.

Ada beberapa kesulitan dalam memperkirakan jumlah sebenarnya dari setiap komponen yang menguap. Sebab, tidak semua bangunan hancur. Misalnya, beberapa yang dibangun untuk menahan gempa Bumi berhasil bertahan dari ledakan sehingga beberapa beton, besi, dan batu bata tidak menguap.

Selain itu, bahan yang berbeda membutuhkan jumlah energi yang berbeda untuk menguap. Materi-materi ini membentuk inti kondensasi pada tahap berbeda dari proses pembentukan kaca. Contohnya, inklusi air sungai akan bertahan lebih lama karena membutuhkan energi lebih sedikit daripada beton.

Terbentuk Kurang dari 20 Menit

Kaca Hiroshima memiliki komposisi silika dan oksigen yang mirip dengan inklusi kalsium dan aluminium. Tim penelitian menyimpulkan bahwa pembentukan kaca dimulai dengan jenis melilitik, kemudian anortositik, soda-lime, dan terakhir hampir murni silika.

Meskipun lingkungan pembentukan berbeda dengan inklusi kalsium dan aluminium, pemahaman proses transisi gas-padat membantu manusia lebih tahu tentang asal-usul dan evolusi Tata Surya. Di sisi lain, peneliti mengakui peristiwa pembentukan kaca Hiroshima hanya berlangsung dalam waktu kurang dari 20 menit, sedangkan evolusi Tata Surya memerlukan waktu bertahun-tahun.


(twu/twu)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads