Mau Selesaikan Konflik Via Pesan Teks? Kata Psikolog Bisa Tambah Masalah!

ADVERTISEMENT

Mau Selesaikan Konflik Via Pesan Teks? Kata Psikolog Bisa Tambah Masalah!

Nikita Rosa - detikEdu
Rabu, 13 Mar 2024 07:30 WIB
aplikasi pesan instant
Foto: aplikasi pesan instant (detikINET/Fino Yurio Kristo)
Jakarta -

Konflik tentu bukan hal yang asing dalam hubungan manusia. Tetapi, psikolog ingatkan dampak menyelesaikan konflik lewat cara ini.

Dengan berkembangnya teknologi, orang-orang bisa menyelesaikan konflik via pesan teks. Teks sederhana mungkin bisa meredakan ketegangan. Namun, psikolog menyarankan untuk berpikir dua kali.

Meski menghubungi seseorang melalui pesan teks dapat dilakukan dengan cepat, tetapi menghubungi seseorang melalui pesan teks dapat memperburuk gangguan komunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesalahpahaman

Sebuah penelitian meminta 295 individu untuk mengungkap percakapan berbasis teks di mana mereka merasakan miskomunikasi. Di antara masalah yang diidentifikasi termasuk multitasking saat mengirim pesan teks, akronim, dan gangguan teknis, SMS juga menghalangi peserta untuk memberikan atau menerima isyarat nonverbal seperti intonasi suara dan ekspresi wajah, sehingga menciptakan lebih banyak ruang untuk kesalahpahaman.

Ketika manusia tidak mempunyai isyarat nonverbal ini, khususnya ketika emosi memuncak, manusia cenderung mengisi kekosongan. Menurut Psychology Today, kekosongan ini bisa terlihat seperti memproyeksikan emosi kita sendiri ke dalam pesan teks yang tidak jelas, sehingga memicu badai besar yang memperburuk perselisihan. Salah tafsir terhadap hal-hal seperti emoji juga dapat menyebabkan hal ini.

ADVERTISEMENT

Mentalisasi

Mentalisasi adalah kemampuan untuk menebak apa yang dipikirkan atau dirasakan satu sama lain dan diri kita sendiri. Seringkali, kebanyakan orang melakukannya dengan baik.

Namun, stres dan kemarahan dapat memengaruhi kemampuan kita untuk melakukan mentalisasi secara efektif. Dengan semakin sedikitnya informasi yang tersedia, kita dapat salah mengartikan sinyal sosial satu sama lain.

Hubungan Seiring Waktu

Seiring berjalannya waktu, mengirim pesan tentang konflik daripada membahasnya secara langsung dapat merusak hubungan. Sebuah penelitian terhadap lebih dari 4.000 pasangan menemukan bahwa semakin serius percakapan, seperti permintaan maaf atau konfrontasi, yang biasa dilakukan melalui pesan teks, semakin besar kemungkinan interaksi tatap muka menjadi tegang.

Kesalahpahaman dan kerusakan yang signifikan dapat terjadi tanpa disadari. Karena individu tidak hadir untuk menyaksikan reaksi pasangan.

Mengirim pesan adalah cara yang efektif untuk berkomunikasi tentang hal-hal praktis. Namun jika menyangkut hal-hal sulit, psikolog menyarankan agar menunggu hingga sarana komunikasi yang lebih pribadi tersedia.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads