Beberapa waktu lalu Indonesia dihebohkan dengan hadirnya 'tornado' pertama yang terjadi di wilayah Bandung-Sumedang atau wilayah Rancaekek, Jawa Barat. Meski berbentuk pusaran angin besar, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat menjelaskan fenomena itu bukanlah tornado melainkan angin puting beliung.
Puting beliung merupakan sebutan untuk tornado berskala kecil yang terjadi di Indonesia. Kesamaan keduanya berada di visual yakni pusaran angin yang kuat, berbahaya dan berpotensi merusak.
Mengutip detikJabar, imbas dari angin puting beliung Rancaekek dijelaskan ada sekitar 534 bangunan rusak dan pilihan korban luka-luka karena tertimpa material bangunan. Namun, apakah kuatnya pusaran angin bisa membuat manusia terbang?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begini penjelasan terkait hal tersebut dikutip dari How Stuff Works.
Proses Angin Bertiup
Pada dasarnya, angin selalu bertiup karena adanya perbedaan tekanan di atmosfer. Karena planet berputar pada Matahari membuat pusat tata surya itu menyinari bagian planet pada sudut yang berbeda-beda.,
Begitupun di Bumi, atmosfer disinari Matahari secara tidak merata. Akibatnya suhu di beberapa tempat akan lebih hangat dibandingkan tempat lainnya.
Karena suhu yang tidak merata, gas yang berada di atmosfer seakan "menari". Saat suhu udara lebih panas, molekul udara akan mengembang dan bergerak ke atas sehingga menciptakan tekanan udara yang renda.
Sedangkan saat suhu udara dingin, molekul udara akan tertekan dan tenggelam. Sehingga mereka akan menyebabkan tekanan udara yang tinggi. Ketika molekul ini bergerak dari udara tekanan tinggi ke rendah, angin akan bertiup dan terkadang bisa kencang.
Angin Bisa Buat Manusia Terbang
Untuk menjawab pertanyaan sebelumnya, ya, memang angin bisa membuat manusia terbang. Tetapi dengan intensitas dan berbagai faktor yang mendukungnya.
Kait Parker, ahli meteorologi di Weather Channel menjelaskan cara mengukur kekuatan angin didasarkan pada Skala Angin Beaufort. Skalanya dimulai dari 0 (angin sepoi-sepoi) hingga 12 (angin berkekuatan badai dengan kecepatan 102,9 km/jam).
Agar bisa menerbangkan seseorang ada berbagai variabel yang harus dipertimbangkan. Seperti kecepatan angin, pengaruh gravitasi (gaya tarik menarik antara manusia dan Bumi), gesekan statis (kekuatan yang membuat seseorang tetap berdiri di tanah, tarikan dari angin (gaya kebalikan dari gesekan statis), kepadatan udara, dan massa seorang.
"Kepadatan udara diperhitungkan untuk mengetahui apakah udara sangat lembab atau berat? Kering atau lebih ringan?," jelas Parker.
Ketika massa seseorang kecil, angin bisa dengan mudah menerbangkan orang itu. Tetapi jika sebaliknya, angin harus bertiup lebih kencang untuk mengangkat seseorang itu.
"Jika Anda bertubuh besar atau berbobot lebih besar, dibutuhkan lebih banyak tenaga untuk menjatuhkan atau menerbangkan Anda. Untuk menerbangkan atau menjatuhkan seseorang dengan berat 100 pon (45,3 kg), dibutuhkan kecepatan angin 40-45 mil/jam atau setara dengan kekuatan badai tropis," pungkas Parker.
Tetapi jika kecepatan angin tengah tinggi disarankan untuk mencari perlindungan di dalam ruangan yang kokoh untuk mengurangi risiko terluka oleh angin. Cobalah untuk menghindari berpegangan pada benda yang dapat berubah menjadi layar seperti pintu atau payung.
Penting juga untuk mengamankan benda-benda di luar ruangan sebelum angin besar datang agar tidak menjadi puing-puing berterbangan dan bisa menyebabkan cedera.
Itulah penjelasan terkait angin yang bisa menerbangkan manusia. Di musim pancaroba saat ini angin akan bertiup lebih kencang, jadi tetap waspada ya detikers!
(det/nwk)