Workplace Learning Report terbaru dari LinkedIn mendapati 95% profesional Learning & Development (L&D) di Asia Tenggara meyakini keterampilan manusia makin kompetitif dalam ekonomi. Akibat disrupsi kecerdasan buatan (AI), 68% skill yang dibutuhkan pada pekerjaan diproyeksi berubah pada 2030.
"Para pemimpin bisnis menyadari cara lama perekrutan tidak relevan lagi di masa saat pekerjaan baru dibentuk AI, saat keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang sama akan berubah 68% pada 2030," kata Rohit Kalsy, Country Lead, Indonesia di LinkedIn, dalam keterangan yang diterima detikEdu, Selasa (27/4/2024).
Skill apa yang dicari perusahaan di tengah pengaruh AI?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Skill Penting di Dunia Kerja
Berdasarkan penelitian terbaru LinkedIn oleh Censuswide, 43% perusahaan mencari kandidat yang punya kemampuan belajar hal baru. Adapun lima skills yang dianggap penting di tengah disrupsi AI pada dunia kerja yaitu:
- Problem solving (memecahkan masalah) 37%
- AI (kecerdasan buatan) 35%
- IT & web (teknologi informasi) 28%
- Critical thinking (berpikir kritis) 27%
- Keterampilan komunikasi 25%
Studi LinkedIn oleh Censuswide menggunakan sampel 4.323 manajer perekrutan menengah ke atas berusia 18-77 di Inggris, Irlandia, Prancis. Jerman, Italia, Spanyol, AS, India, Australia, Singapura, Jepang, Indonesia, China, Belanda, Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), dan Brasil. Data penelitian dihimpun pada 15 Desember 2023-4 Januari 2024.
Perusahaan Akan Sediakan Pelatihan Skill?
Di sisi lain, program pelatihan skill oleh perusahaan menjadi hal menarik bagi pelamar kerja maupun karyawan. Studi LinkedIn menunjukkan 97% perusahaan di Indonesia sendiri berencana meningkatkan skill para karyawannya tahun ini.
Enam dari sepuluh profesional HR di Indonesia (57%) menyatakan akan menyediakan program pelatihan dan pengembangan online tahun ini, plus kesempatan eksperimen langsung dengan tools generative AI.
(twu/nwy)