Panduan Memulai Karier untuk Fresh Graduate dari LinkedIn, Ada 3 Langkahnya!

ADVERTISEMENT

Panduan Memulai Karier untuk Fresh Graduate dari LinkedIn, Ada 3 Langkahnya!

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 10 Jan 2024 07:30 WIB
ilustrasi wanita karier sukses
Foto: Getty Images/shih-wei/ilustrasi berkarier
Jakarta -

Lulusan baru atau fresh graduate tak hanya membutuhkan curriculum vitae (CV) untuk memulai karier. Menurut LinkedIn, fresh graduate perlu juga membangun branding profesional, jejaring yang aktif, dan mengembangkan keterampilan.

Nah, bagi detikers yang siap menapaki karier, simak beberapa rekomendasi dari ahli!

Panduan Memulai Karier

1. Bangun Branding Pofresional

"Di lingkungan bisnis yang dinamis dan berkembang pesat saat ini, rasanya para pencari kerja perlu menunjukan skill dan pengalamannya membranding dirinya secara kuat dan unik, khususnya untuk para perekrut," jelas LinkedIn Career Expert, Serla Rusli melalui keterangan yang diterima (8/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendiri startup lokal Indonesia, Lumnina yang juga bagian dari GenZ Top Voices LinkedIn Asia Tenggara, Tri Ahmad Irfan mengatakan aktif berjejaring online sembari menampilkan branding adalah hal yang sangat penting untuk menunjukkan kredibilitas dan pengalaman di LinkedIn.

Inilah beberapa hal yang bisa dilakukan:

ADVERTISEMENT
  • Update summary: ceritakan diri dan target karier dengan memasukkan skill serta kata kunci relevan untuk meningkatkan visibilitas.
  • Pikirkan faktor "why": bangun audiens lewat konten dengan tujuan dan segmen yang jelas.
  • Interaktif: bangun percakapan interaktif melalui komentar di unggahan.
  • Konsisten: bagi pengalaman dan cerita menarik secara konsisten.
  • Fokus pada aksesibilitas dan discoverability: pakai hashtag relevan agar unggahan mudah ditemukan.

2. Utamakan Berjejaring

Para profesional di LinkedIn disebut 4x lebih mudah memperoleh pekerjaan melalui jejaring mereka. Maka, lakukan 6 tips ini untuk membangun jejaring yang kuat di LinkedIn:

  • Terhubung dengan orang-orang yang dikenal.
  • Berbagi pengalaman dan opini melalui unggahan.
  • Mengikuti/follow orang-orang inspiratif dan perusahaan-perusahaan.
  • Bergabung dengan grup profesional.

3. Kembangkan dan Tunjukkan Skill

Di Indonesia, skill yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan tertentu berubah rata-rata sebesar 21% sejak 2015 dan bisa terus berubah sampai hampir 40% pada 2025. Selain itu diprediksi akan ada 3 skill baru sebagai skill teratas di Indonesia.

Berdasarkan data LinkedIn, ada kesenjangan skill di Indonesia, yaitu data science, web development, dan desain grafis. Selain itu sebanyak 90% gen Z di Indonesia menunjukkan minat terhadap diskusi AI dan dampaknya pada pekerjaan mereka.

Namun, seiring automasi oleh AI, kebutuhan soft skill pun meningkat. Serla Rusli mengatakan, soft skill akan jadi kunci dalam dunia kerja di masa depan, utamanya jika dipadukan AI.

"Oleh karena itu, para profesional muda yang sedang memulai karier harus tetap dapat menunjukkan soft skill seperti kerja sama tim, pemecahan masalah, dan pemikiran kreatif atau strategis kepada perekrut," ujarnya.

Berikut ini beberapa cara mengembangkan dan menunjukkan skill via LinkedIn:

  • Menemukan skill yang relevan untuk dikembangkan, contohnya dengan LinkedIn Learning.
  • Tunjukkan skill relevan, mulai dari 5 skill paling relevan untuk pekerjaan yang diinginkan. Ini memudahkan perekrut memahami skill pelamar.
  • Tambahkan daftar skill di riwayat karier agar perekrut tahu bagaimana dan di mana kalian menggunakan keterampilan terkait.



(nah/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads