Di kota kecil Hendersonville, North Carolina, sebuah peristiwa yang menyorot perhatian Internasional sedang terjadi di dalam akuarium. Seekor ikan pari bernama Charlotte yang menghuni akuarium tersebut diketahui telah hamil, padahal belum pernah bertemu ikan pari jantan selama delapan tahun. Kok bisa?
Direktur eksekutif Akuarium dan Lab Hiu oleh Tim ECC, Brenda Ramer, pertama kali melihat pertumbuhan aneh di tubuh Charlotte. Awalnya, ia khawatir karena kemungkinan pertumbuhan aneh tersebut adalah kanker.
Namun, ketika timnya melakukan ultrasonografi, yang mereka temukan jauh lebih mengejutkan, karena pertumbuhan aneh tersebut adalah telur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menghubungi Dr. Rob Jones, dokter hewan akuarium, dan dia mengidentifikasi pertumbuhan tersebut sebagai telur," kata Ramer kepada ABC News 13, dikutip dari Smithsonian Magazine.
Hal yang membuat ahli bertanya-tanya adalah bahwa tidak ada pari jantan di akuarium selama bertahun-tahun. Hanya terdapat dua hiu bambu bertitik putih jantan yang tinggal di akuarium tersebut, yang bernama Larry dan Moe.
"Kami tidak memiliki pari jantan," imbuh Ramer.
Apakah Hiu Menjadi Penyebab Kehamilan Ikan Pari Charlotte?
Para peneliti tidak berpikir bahwa kedua hiu tersebut akan berpotensi sebagai penyebab kehamilan Charlotte. Namun, beberapa observasi terbaru menunjukkan bahwa Charlotte memiliki bekas gigitan yang menyerupai perilaku kawin hiu.
Fenomena tersebut kemudian menjadi perdebatan ilmuwan. Dalam hal ini, satu-satunya yang mengarah pada dua penjelasan yang masuk akal, yaitu reproduksi aseksual atau pembuahan oleh salah satu hiu tersebut.
Meskipun spekulasi tentang pembuahan oleh hiu menarik banyak perhatian, beberapa ahli menolak gagasan tersebut.
Kady Lyons dari Georgia Aquarium, misalnya, menunjukkan bahwa anatomi dan genetika antara hiu dan pari tidak cocok untuk pembuahan.
Meskipun demikian, para ahli menyarankan parthenogenesis sebagai penjelasan yang lebih masuk akal.
Apa itu Partenogenesis?
Partenogenesis berasal dari kata Yunani yakni fenomena reproduksi aseksual yang langka. Dalam proses ini, betina dapat menghasilkan embrio tanpa perlu pembuahan oleh sperma jantan.
Meskipun partenogenesis umumnya diasosiasikan dengan serangga dan reptil, penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa spesies ikan, termasuk hiu dan pari, juga mampu melakukan reproduksi aseksual ini.
Kasus Charlotte menyoroti pentingnya perawatan hewan di lingkungan manusia dalam menemukan dan memahami fenomena ilmiah yang belum terpecahkan.
Partenogenesis, meskipun bukanlah hal yang asing, tetap menjadi bidang studi yang menarik dan memberikan wawasan baru tentang kemampuan reproduksi spesies yang beragam.
Persiapan Kelahiran Charlotte
Kini, ikan pari Charlotte semakin mendekati tanggal kelahirannya. Oleh karena itu, persiapan sedang dilakukan untuk menyambut anak-anaknya.
Rencananya, Charlotte akan dipindahkan ke akuarium yang lebih besar yang dilengkapi dengan kamera langsung. Hal ini memungkinkan penonton untuk menyaksikan momen bersejarah ini.
Ahli mengatakan bahwa apa yang telah terjadi pada Charlotte di dalam aquarium, tidak hanya mencerminkan keajaiban alam, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya penelitian dan konservasi dalam menjaga keanekaragaman hayati.
"Kami hanya berharap bayi yang bahagia dan sehat," ucap Kinsley Boyette, asisten direktur akuarium.
(faz/faz)