Kehidupan yang detikers rasakan sekarang adalah kelanjutan yang berkesinambungan dari makhluk hidup pertama di bumi, kemudian muncul pertanyaan, bagaimana asal usul kehidupan terbentuk? Artikel ini akan menjawab dari sisi teori evolusi kimia.
Dikutip dari buku Mudah dan Aktif Belajar Biologi oleh Rikky Firmansyah, dkk. Teori evolusi kimia menyatakan bahwa asal-usul kehidupan berawal dengan terbentuknya senyawa-senyawa organik.
Senyawa kimia tersebut berbentuk gas-gas, seperti metana (CH4), hidrogen (H2), uap air (H2O), dan amonia (NH3) di atmosfer, serta asam amino yang terbentuk dari batuan energi, batuan energi sendiri berasal dari sinar kosmos dan kilatan halilintar
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teori evolusi kimia pertama kali diajukan oleh Aleksandr Ivanovich Oparin, seorang ahli biokimia Rusia dan JBS Haldane, seorang ahli genetika Inggris tahun 1924, serta Harold Urey sebagai ahli kimia fisik di Amerika.
Meskipun demikian, teori ini baru dapat dibuktikan pada tahun 1953 oleh Stanley Miller di Amerika. Ketika itu, Miller membuat sebuah alat yang meniru keadaan awal bumi sebelum kehidupan.
Berikut penjelasan teori evolusi kimia dari Oparin dan Haldane, Harold Urey, serta Stanley miller:
Teori A.L Oparin dan Haldane
Pada tahun 1924, AL Oparin mengajukan pertama kali hipotesisnya tentang kehidupan berasal dari senyawa-senyawa organik yang berada dalam atmosfer sebelum bumi terbentuk.
Dalam bukunya yang berjudul The Origin of Life, ia menerangkan bahwa mula-mula, atmosfer bumi memiliki air, metana, amonia, dan CO2 tetapi belum ditemukan oksigen (O2).
Terbentuknya asam amino dari senyawa-senyawa tersebut terjadi sebab bercampur di laut yang masih panas (primordial soup) dan melakukan sintesis hingga terbentuk molekul organik kecil atau monomer, monomer tersebut bergabung lagi membentuk polimer.
Sehingga Oparin memperkirakan bahwa kehidupan berkembang dimulai dari molekul lipid yang terbentuk secara spontan dan menjadi menjadi bentuk sel yang paling awal.
Hal tersebut didukung oleh Haldane yang berpendapat bahwa makhluk hidup di dalam lautan yang panas, sehingga energinya dapat digunakan untuk berlangsungnya reaksi kimia.
Produk reaksi kimia membentuk semacam uap yang terdiri dari senyawa-senyawa kimia, senyawa kimia tersebutlah yang menjadi bahan pembentuk 'sel'.
Hipotesis Oparin dan Haldane menjadi pembuka riset-riset yang lebih besar dalam mengungkap asal-usul kehidupan.
Teori Harold Urey
Dikutip dalam buku Sketsa Filsafat Ilmu Edisi 2 oleh 5000 Doktor PTIQ Jakarta 2019, Harold Urey menyatakan bahwa suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul zat seperti metana, uap air, amonia, dan karbon dioksida, yang kesemuanya berbentuk uap.
Dikarenakan pengaruh energi radiasi sinar kosmik dan aliran listrik halilintar maka terjadilah reaksi diantara senyawa kimia tersebut menghasilkan zat-zat hidup.
Menurutnya, zat hidup pertama kali terbentuk menyerupai virus saat ini, zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun terus mengalami perkembangan menjadi beberapa jenis makhluk hidup.
Terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul didukung dalam beberapa kondisi yaitu:
- Kondisi 1
Kondisi satu ialah kondisi yang terdapat molekul metana, amonia, uap air, dan hidrogen yang melimpah di atmosfer bumi.
- Kondisi 2
Tahap ini berlangsung ketika sudah adanya bantuan energi yang timbul dari reaksi antara aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis, kemudian membentuk molekul zat yang lebih besar.
- Kondisi 3
Pada kondisi ini mulai terbentuknya zat hidup yang paling sederhana, susunan kimianya dapat disamakan dengan susunan kimia virus.
- Kondisi 4
Dalam berjuta-juta tahun, zat hidup yang terbentuk paling sederhana, berkembang menjadi sejenis organisme yakni makhluk hidup yang lebih kompleks.
Teori Stanley Miller
Miller merupakan murid dari Harold Urey, ia berhasil membuktikan teori Urey dengan percobaan menggunakan alat yang diberi nama pesawat uratmosfera di laboratorium.
Alat tersebut memiliki kondisi yang mirip ketika belum ada kehidupan di bumi, ia memasukkan gas seperti hidrogen, uap air, metana, dan amonia.
Sedangkan untuk pengganti halilintar, Miller menggunakan aliran listrik 75.000 volt, hasil dari percobaan tersebut dalam beberapa hari, air penampungan dari rangkaian tabung kaca Miller berubah warna.
Hasil analisis Miller, Perubahan warna air penampungan karena adanya asam amino dalam air, sehingga diketahui asam amino merupakan zat organik terbentuknya protein.
Hal tersebut membuktikan bahwa zat anorganik atau materi yang tidak hidup dapat membentuk setidaknya zat organik yang terdapat pada makhluk hidup.
Demikian teori evolusi kimia dalam asal-usul kehidupan yang ternyata diawali dengan asam amino pada sup primordial menjadi zat hidup, yang dikemukakan dari 3 peneliti dan dibuktikan oleh Stanley Miller.
(pal/pal)